JAKARTA TODAY – Data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan, angka kejadian diabetes melitus (DM) pada anak usia 0 hingga 18 tahun mengalami peningkatan sebesar 700% dalam jangka waktu 10 tahun terakhir. Meski masih didominasi tipe 1, berbagai penelitian menemukan peningkatan kasus diabetes tipe 2 pada usia anak dan remaja di beberapa waktu belakangan ini. Dampaknya, saat ini Indonesia menduduki posisi ke-6, negara dengan penderita diabetes terbesar di dunia. Jumlah penyandang diabetes usia 20-79 tahun sekitar 10,3 juta orang. Perlu diperhatikan, kasus diabetes pada anak dan remaja juga erat kaitannya dengan peningkatan angka penderita obesitas pada anak.

Pada momen Hari Diabetes Dunia kali ini, Beko mendukung semangat hidup sehat dan mencegah diabetes pada anak dengan cara membiasakan pola makan sehat dan aktif bergerak.

“Berbagai penelitian menunjukkan bahwa anak dengan kondisi obesitas lebih rentan terkena diabetes, khususnya tipe 2, di masa dewasa. Kondisi ini tidak bisa dianggap sepele, mengingat diabetes merupaka penyakit kronis yang dapat memicu timbulnya berbagai penyakit berbahaya lain seperti jantung, stroke, ginjal, hingga kematian. Diabetes khususnya tipe 2, tidak dapat disembuhkan, namun dapat dicegah dengan penerapan pola hidup yang sehat. Pada anak, peran orangtua sangat krusial dalam menanamkan kebiasaan sehat sejak dini. Sebagai healthy living starter yang senantiasa mendukung penggunanya menjalani hidup yang lebih sehat, Beko mengajak para orangtua untuk lebih peduli dengan asupan dan aktivitas harian anak guna mencegah obesitas dan potensi terjangkit diabetes di masa datang. Ajakan ini sejalan dengan kampanye Eat Like a Pro, yang menjadi inisiatif global perusahaan”, ungkap Marketing Manager Beko Indonesia Arlisa Ardhiani.

BACA JUGA :  Pelosok Bandung Barat Diterjang Banjir Bandang hingga Longsor

Fakta melonjaknya angka obesitas dan diabetes pada anak tak bisa dipungkiri menjadi tantangan kesehatan tersendiri yang dihadapi orangtua saat ini. Nutrisionis Emilia Achmadi menyampaikan, berbeda dengan generasi sebelumnya, tantangan orangtua hari ini adalah bagaimana dapat memenuhi kebutuhan asupan harian anak secara seimbang dan tepat, serta mendorong anak-anak agar hidup aktif dan terhindar dari kurang gerak guna mencegah obesitas dan diabetes.

BACA JUGA :  Pj. Bupati Bogor Sampaikan Laporan Keuangan Pemkab Bogor Tahun 2023 Kepada BPK

“Dalam memilih aktivitas fisik, orangtua harus menyesuaikan jenis aktivitas yang dipilih dengan usia serta kegemaran anak. Jadikan aktivitas fisik sesuatu yang menyenangkan, bukan paksaan. Sedangkan dalam pemenuhan asupan, penting untuk diingat orangtua bahwa di masa pertumbuhan, anak masih membutuhkan asupan yang beragam untuk memenuhi kebutuhan fisik dan perkembangannya. Ketika menyiapkan menu makanan anak, biasakan untuk membagi piring makan dalam tiga bagian, 50% diisi sayuran dan buah, 25% diisi karbohidrat, sedangkan 25% sisanya diisi dengan protein seperti daging atau telur,” beber Emilia.

Sayang, masih banyak orangtua yang menganggap proses menyiapkan makanan sehat untuk anak adalah sesuatu yang sulit dan rumit, apalagi di tengah padatnya aktivitas harian mereka. “Kuncinya adalah, mulai dari menyiapkan menu yang mudah namun berdampak besar. Misalnya menu sarapan dan snack sehat untuk anak. Proses persiapan dan pengerjaan menjadi semakin mudah ketika didukung perangkat dan teknologi yang mampu menjaga kandungan serta nutrisi makanan yang disiapkan,” tambah Emilia.

============================================================
============================================================
============================================================