Untitled-3BERBEDA dengan ra­sul – rasul yang lain­nya yang diutus hanya untuk umat tertentu saja, Nabi Muhammad saw. diutus untuk sekalian umat. Diutus­nya beliau di dunia ini adalah sebagai rahmat bagi semesta alam. Sebagaimana firman Allah: ‘Dan tidaklah Kami mengutus eng­kau melainkan sebagai

Beliau adalah seorang rasul yang sangat mencintai umatnya. Beratnya resiko yang beliau hadapi, terkadang nyawa jadi taruhannya, tidaklah meny­urutkan semangat juangnya untuk terus berdakwah kepada umatnya. Itu semua dilakukan karena rasa cinta beliau yang sedemikian besar terhadap umatnya.

Ketika orang-orang kafir musy­rikin sudah merasa kesal dan bingung tidak berhasil mencegah usaha dak­wahnya, tokoh – tokoh kafir musyrikin datang kepada paman Rasulullah yaitu Abu Thalib agar menasihati beliau un­tuk berhenti berdakwah menyebarkan Islam. Dan jika beliau tidak berhenti dalam dakwahnya, maka tokoh-tokoh kafir musyrikin mengancam akan mem­bunuhnya. Kemudian Abu Thalib pun menyampaikan pesan tersebut kepada Rasulullah, dan beliau menjawab : ‘Se­andainya matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, aku tidak akan berhenti atau aku akan binasa.’

BACA JUGA :  Justin Hubner Siap Perkuat Timnas Indonesia di Piala Asia U-23 2024

Saat menjelang kematiannya, beliau masih memanggil-manggil umatnya agar jangan melalaikan salat lima wak­tu. Bahkan saat malaikat Izrail hendak mencabut ruhnya, beliau belum mau mati sebelum mengetahui bagaimana nasib umatnya nanti di hari kiamat. Baru setelah malaikat Jibril mengatakan bahwa surga akan tetap ditutup untuk para nabi sebelumnya setelah beliau lebih dulu memasukinya. Dan umat – umat lainnya pun tidak akan bisa masuk surga, sehingga umat beliau lebih dulu memasukinya. Maka beliau pun baru siap untuk dicabut ruhnya setelah men­dengar kabar baik tentang umat yang dicintainya tersebut.

============================================================
============================================================
============================================================