BOGOR, TODAYÂ – Seminggu pasca Hari Raya Idul Fitri, puluhan warga di Kecamatan Citeureup terserang penyakit diare.
Diketahui, wabah diare ini terÂjadi sejak empat hari lalu dan memÂbuat Puskesmas Citeureup kewalaÂhan menangangi pasien yang terus berdatangan.
Kepala Puskesmas Citeureup, Nining Suhainingsih mengatakan, dalam empat hari terakhir telah ada 83 pasien yang datang dengan keluÂhan penyakit yang sama.
“Kebanyakan pasien dengan keluhan diare berasal dari tempat tinggal yang berdekatan dengan penampungan sampah pasar,“ paÂparnya.
Nining mengatakan, kebanyakan pasien berasal berasal dari Desa Citeureup, Karang Asem Barat, GuÂnungsari dan Desa Tarikolot.
“Penyebabnya itu adalah makanÂan yang tidak higienis akibat dapur yang tidak steril. Karena kuman dan bakteri yang dibawa lalat dari samÂpah lingkungan sekitar,†lanjutnya.
Sementara, langkah untuk menÂgobatinya adalah dengan mengÂganti cairan tubuh dengan larutan dehidrasi oral atau oralit.
“Saat ini, memang sulit untuk mencari makanan sehat dan bersih. Kalau ada juga pasti harganya juga mahal,†tambahnya.
Sedangkan pencegahannya dapat dilakukan dengan pola hidup sehat dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
“Selain itu, warga harus menÂgontrol mulut dan terus memperÂhatikan makanan yang akan dikonÂsumsi,†sarannya.
Salah satu pasien, Hendra (27) mengeluhkan jika perutnya sakit disertai pusing dan mual. “PadaÂhal saya makan biasa saja tidak ada yang berbeda. Nggak tahu nih apa penyebabnya bisa pusÂing dan mual begini,†tuturnya.
(Rishad Noviansyah)