SEHARI sebelum Ramadhan, harga daging sapi di Kota dan Kabupaten Bogor mulai gila, naik menembus Rp 120 ribu per kilo. Naik Rp 20 ribu per kilonya dari harga sebelumnya, yakni Rp 100 ribu per kilo.
GUNTUR EKO WICAKSONO | YUSKA APITYA
[email protected]
Suheri (45) salah satu pedagang daging di Pasar Bogor mengatakan, naiknya harga daging selalu terjadi menjelang puasa dan Idul Fitri. Meski demikian, pasokan daging sampai saat ini tetap aman.
“Biasa, permintaan naik, harga ikut naik. Kondisinya memang selalu seperti ini. Tapi, biasanya pertengahan puasa, selalu turun lagi,†kata dia, kemarin.
Kenaikan harga ini akan kembali terjadi mendekati Hari Raya Idul Fitri, namun kenaikannya tidak terlalu tinggi. “Selama pasokan tidak lamÂbat, kenaikannya tidak akan terlalu melambung,†ujar Suheri.
Selain harga daging, beberapa keÂbutuhan pokok lain juga ikut merangÂkak naik. Seperti daging ayam naik Rp 5.000 perkilo menjadi Rp 35.000 per kilo dari harga sebelumnya Rp 30.000 per kilo.
Lalu, harga cabai merah yang mencapai Rp 36.000 per kilo dari sebelumnya Rp 32.000 per kilo atau naik Rp 4.000. Harga bawang merah juga naik menjadi Rp 28.000 per kilo dari sebelumnya Rp 25.000 per kilo.
“Kalau mau munggahan emang suka naik. Tar juga turun lagi,†kata Eno, pedagang sayur di Pasar Induk Jambu Dua.
Menyikapi kasus ini, Walikota BoÂgor Bima Arya melakukan sidak ke sejumlah pasar tradisional. Menurut Bima Arya, kenaikan harga masih terÂkendali yaitu di bawah 10 persen.
“Kenaikan ini dikarenakan perÂmintaan meningkat jelang puasa, sehingga harga beberapa komoditi menjadi naik. Namun untuk beras tadi kita cek harganya masih stabil dan ketÂersediaan stoknya juga aman selama puasa hingga lebaran,†kata Bima, usai sidak, Rabu (17/6/2015).
Bima juga mengaku telah berkoordiÂnasi dengan Dinas Perdagangan dan PerÂindustrian (Disperindag) Kota Bogor untuk kembali memantau harga pada minggu pertama hingga minggu terakhir puasa.
Selain itu, pada bulan puasa, DisÂperindag Kota Bogor juga akan melakuÂkan operasi pasar. “Distribusi kita panÂtau, karena kalau terganggu juga akan mempengaruhi harga,†kata Bima.
Pengawasan juga akan diberlakuÂkan bagi sentra-sentra pasar yang ada di Kota Bogor. Meski sampai saat ini Disperindag belum berencana mengÂgelar operasi pasar, namun sudah dilakukan upaya monitoring di pasar-pasar. “Kami baru akan melakukan operasi pasar saat memasuki pekan pertama Ramadhan,†kata Kepala Disperindag Kota Bogor Bambang BuÂdiarto, kepada BOGOR TODAY, Rabu (17/6/2015).
Menurut Bambang, isu sentral yang terjadi biasa di harga daging sapi. Contohnya saat ini, harga daging sapi di kisaran Rp92 ribu. Memasuki RamaÂdhan besok, kenaikannya bisa mencaÂpai Rp30 ribu. Harga daging sapi bisa tembus di angka Rp120 ribu.
Oleh sebab itu, untuk mengawasi pergerakan harga itu, Disperindag juga melibatkan unit reserse dan kriminal Polres Bogor Kota. DiharapÂkan kerja sama dan koordinasi itu dapat meminimalisasi pedagang yang sengaja meraup keuntungan secara tiÂdak wajar. “Kalau ternyata seperti itu, maka akan ada proses pengadilan. Ini kan kenaikannya tidak wajar, keunÂtungannya tidak wajar. Daging sapi di Indonesia itu banyak,†katanya.
Bambang juga berjanji akan menÂgawasi stok barang di sejumlah pasar tradisional di Kota Hujan. Sebab, tak jarang beberapa jenis bahan pokok ditÂimbun oleh para spekulan. Beberapa gudang di wilayah perbatasan akan disisir untuk memastikan hal tersebut.
Terkait kesediaan beras, DisperÂindag menggandeng Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk memastikan ketersediaan stok. Selama Ramadhan, Bulog akan mengirim 10 ton beras unÂtuk wilayah Kota Bogo
Di Pasar Bojonggede, BOGOR TOÂDAY menemukan harga daging sapi beraneka ragam, mulai dari Rp110 ribu hingga Rp120 ribu per kilogram.
Untuk menanggulangi harga bahÂan pokok yang terus melonjak, PemkÂab Bogor dan Kementerian PerdaganÂgan akan melakukan bazar murah.
“Kami terus memantau harga bahan pokok, dan apabila kenaikan tersebut melebihi ambang batas, kami akan lakukan bazar murah untuk meÂnormalkan harga,†kata Bupati Bogor Nurhayanti, Rabu (17/6/2015).
Ia menjelaskan, pemerintah menuÂgaskan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag), Dinas Pertanian dan Kehutanan (DisÂtanhut) untuk memantau dan menyÂelidiki apakah kenaikan harga bahan pokok ini ada permainan para tengÂkulak ataupun pedagang. “Walaupun tak ada hukuman bagi para tengkulak ataupun pedagang, kami berharap dan mengimbau kepada mereka agar tidak mengambil keuntungan semaunya,†ungkapnya.
Bagaimanapun, sambungnya, kalau bahan pokok harganya terlalu tinggi, nantinya masyarakat yang terÂkena dampaknya. “Kami janji, akan terus memantau harga bahan pokok mulai dari sebelum bulan Ramadan hingga pasca hari raya Idhul Fitri,†tuÂturnya. (*)