Dari-kiri-ke-kanan-Nini-Sumohandoyo-Rinaldi-Mudahar-John-Oehmke-dalam-konferensi-pers-Hasil-Kinerja-Bisnis-Prudential-Indonesia-Q1-2015-2Kami membuka kesem­patan memiliki proteksi asuransi jiwa sekaligus berinvestasi ke dalam dua sektor tersebut kepada para nasabah kami, untuk bersama-sama kita dapat berkontribusi pada pembangunan negeri,” kata Presiden Direktur Pruden­tial Indonesia Rinaldi Mudahar dalam keterangan resminya, Senin (3/8/2015).

Menurutnya, proyek-proyek infrastruktur di Indonesia tidak hanya didanai melalui anggaran pemerintah, tapi juga banyak membutuhkan kerja sama den­gan swasta.

Lewat produk baru ini, Prudential memberikan kes­empatan bagi investor indi­vidual untuk berinvestasi pada saham sektor infrastruktur dan konsumsi. Dengan begitu, masyarakat bisa mendapatkan potensi hasil investasi jangka panjang.

Dana investasi baru ini juga fokus di sektor konsumsi, ka­rena konsumsi domestik tetap menjadi salah satu fondasi per­tumbuhan ekonomi di Indone­sia. Ia mengatakan, percepatan pertumbuhan sektor konsumsi akan didorong oleh peningka­tan jumlah masyarakat kelas menengah yang diprediksi naik menjadi 53% dari total popu­lasi menjadi 141 juta orang pada 2020.

BACA JUGA :  Lauk Sehat Rendah Lemak dengan Ikan Kukus Asam Pedas

Ia mengatakan, PRUlink Ru­piah Infrastructure and Con­sumer Equity Fund dan PRUlink Syariah Rupiah Infrastructure and Consumer Equity Fund akan menambah pilihan sembi­lan dana investasi konvensional dan tiga dana investasi Syariah Prudential yang sudah ada sebe­lumnya. “Dana investasi baru ini tersedia bagi semua produk unit link Prudential,” katanya.

PT Prudential Life Assurance merupakan bagian dari Pruden­tial plc, sebuah grup perusahaan jasa keuangan terkemuka di Ing­gris.

Sektor Asuransi Tumbuh

Asosiasi Asuransi Umum In­donesia (AAUI) meyakini per­tumbuhan sektor asuransi pada semester I/2015 masih mampu mencapai 10% di tengah melambatnya kinerja ekonomi. Direktur Eksekutif AAUI Julian Noor mengatakan hingga saat ini belum ada data menyeluruh terkait kinerja sektor asuransi pada semester I/2015.

BACA JUGA :  Kurangi Overthinking dengan Lakukan 6 Kebiasaan Ini

Namun, dia memperkirakan pertumbuhan bisnis asuransi pada periode tersebut masih mampu mencapai kisaran 10%. Menurutnya, sektor tersebut maksimal dapat bertumbuh hingga 13%. “Kami mem­perkirakan di atas 10%, paling optimistis mencapai 13%. Kalau di atas 13% sangat kecil kemung­kinannya,” ungkapnya, Senin (3/8/2015).

Julian menjelaskan perlambat­an ekonomi cukup memengaruhi kinerja sektor asuransi, khususn­ya pada triwulan II/2015. Ada­pun, berdasarkan laporan keuan­gan unaudited semester I/2015, rerata pertumbuhan laba sepuluh emiten asuransi umum tercatat sebesar 5,14% dibandingkan peri­ode yang sama pada 2014.

Diolah dari Keterbukaan In­formasi BEI, sepuluh emiten as­uransi umum tersebut mencetak total laba Rp1,21 triliun diband­ingkan dengan pencapaian ta­hun lalu Rp1,15 triliun.

Oleh : Apriyadi Hidayat
[email protected]

============================================================
============================================================
============================================================