IMG-20151105-WA0039Siapa bilang buka usaha katering itu ribet dan perlu modal besar? Usaha ini justru sangat simpel dan bisa dimulai dengan modal yang relatif kecil. Melanie Hans Levana sudah membuktikannya.

Oleh : Alfian Mujani
[email protected]

Saya memulai usaha ini dengan modal 500.000 rupiah dan tiga lusin boks makanan,’’ ujar Melanie Hans Levana, pemilik UKM Katering Dapur Twins AAA, kepada Bogor Today, di rumahnya Sentul City, Kabupaten Bogor, Kamis (5/11/2015) Nama Dapur Twins AAA diambil dari nama anak-anaknya yakni si kembar Aurelio Levana dan Aure­lia Levana, serta si bungsu Axel Narendra Levana.

Meimei, panggilan akrab Melanie, memulai usaha katering tujuh tahun silam. Alumnus SMA Kesatuan Bogor ini memang punya hobi mema­sak. Keingintahuannya terhadap aneka makanan, membuat Meimei rajin mempelajari aneka ma­cam resep. ‘’Ide usaha ini muncul pada saat saat saya ngantar anak sekolah. Ternyata di sekolah anak saya tidak ada yang jualan makanan. Anak-anak kesulitan mencari makanan,’’ ujarnya.

Memulai usaha dengan melayani kebutuhan makan siang anak-anak di sebuah sekolah di ka­wasan Sentul City, Meimei setiap hari menyiap­kan nasik boks untuk 26 orang pelanggan perta­ma. ‘’Jadi, dari 36 boks makanan plastik yang saya beli, masih tersisa 10 boks,’’ ujar Meimei menceri­takan masa awal usahanya.

Dari usaha yang dimulai dengan niat mau membantu anak-anak sekolah yang kesulitan mencari makan siang itu, kini usaha katering Mei­mei berkembang pesat. ‘’Sekarang saya melayani makan siang anak-anak di BPK Penabur Sentul City. Permintaannya bisa sampai 100 boks setiap hari,’’ ujarnya.

Dari anak-anak sekolah itu, usaha Meimei terus tumbuh. Berbagai pesanan mulai berdatangan. Mulai dari pesanan dari perusahaan, permintaan untuk ulang tahun, hingga permintaan untuk me­layani katering pesta perkawinan. ‘’Semua ma­sakan yang dipesan pelanggan saya buat sendiri,’’ ujar Meimei sambil menjukkan dapur tempat dia membuat aneka hidangan sesuai pesanan.

Yang menarik, untuk melayani permintaan yang terus bertumbuh itu, Meimei mengaku han­ya dibantu oleh satu orang pembantu. ‘’Paling ka­lau pas ada pesanan cukup besar, saya merekrut empat orang pembantu yang saya bayar perpe­kerjaan,’’ ujarnya.

Apa tidak tidak ribet dan kesulitan menger­jakan semua pekerjaan memasak sendirian? Misalnya, bagaimana dia harus mengupas dan mengiris bawah 2-4 kiligram, bagaimana dia ha­rus merajang buncis dan jenis sayuran lainnya, bagaimana dia harus mengiris dan mebersihkan daging, ayam atau ikan? Untuk mengerjakan semua hal tersebut Meimei ternyata punya kiat jitu. ‘’Saya minta tukang sayur, tukang ikan, tu­kang daging membantu saya membersihkannya,’’ ujar ibu tiga anak itu.

Rupanya Meimei, memberikan syarat khusus bagi semua suplayernya. Mereka akan dijadikan pemasok tetap untuk memenuhi semua kebutu­han usaha katering Dapur Twins AAA, jika mer­eka bersedia mengirimkan barang dalam keadaan bersih dan siap masak. ‘’Jika mereka sanggup, saya akan jadikan mereka pemasok tetap dan saya berikan pembayaran yang sedikit mahal dari harga pasar,’’ kata Meimei.

Untuk sampai ke tahap tersebut, Meimei membu­tuhkan waktu untuk membangun trust (kepercay­aan). Sehingga meskipun tidak dikontrol langsung, para suplayer tersebut akan memberikan bahan-bahan baku yang terbaik, baik itu sayuran, daging, ayam, ikan, bumbu-bumbuan, dan bahan-bahan kue. ‘’Sekarang saya tinggal telepon saja. Kapan pun saya telepon, para suplayer datang,’’ katanya.

Jadi, lanjut Meimei, dengan pola kerjasama seperti itu, usaha katering yang dijalankannya tak memerlukan karyawan tetap dalam jumlah besar. ‘’Untuk kebutuhan tenda, meja, dan peralatan pesta lainnya, saya sewa ke pihak lain,’’ katanya, ‘’Jadi, saya tidak perlu memiliki gudang yang be­sar untuk mendukung usaha ini,’’ tambahnya. (*)

============================================================
============================================================
============================================================

1 KOMENTAR