C6-HL-Tagor-(5)BOGOR, Today – Putra lokal Kampung Pensiunan, Cisarua itu berhasil mematahkan domi­nasi peringkat sementara ter­baik putra dunia, Matjaz Sluga (Slovenia) dan para jawara Eropa (Timur) lainnya. Hingga Ronde Keempat, Dede (28) ma­sih diperingkat tiga Kelompok Umum. Berkat dua kali berha­sil menginjak tepat titik nol di ronde tiga dan lima, dia men­gambil alih pimpinan peringkat.

Indonesia kembali mem­buktikan bahwa mereka pantas diperhitungkan sebagai rak­sasa olahraga Paralayang du­nia. Dede Supratman merebut gelar Juara Dunia Kelompok Umum pada Kejuaraan Dunia Ketepatan Mendarat Paralayang (WPAC) VIII FAI 2015 Indonesia, di Gunung Mas, Puncak, Jawa Barat, 10-16 Agustus 2015.

Sluga turun ke peringkat kedua, disusul Tomas Letnik (Republik Ceko). Kemenangan Dede sangat dramatis karena di­antara para peringkat tiga besar itu, hanya berselisih satu angka. Sluga dan Letnik yang sempat memimpin dua besar hingga Ronde tiga, gagal mengungguli Dede di ronde-ronde terakhir karena tidak pernah menginjak titik nol.

Anak bungsu dari empat bersaudara, sejak kecil aktif sebagai Paraboy. Sepulang sekolah ketika masih di bangku Sekolah Dasar (SD), ia langsung menuju lapangan pendaratan tempat para atlit Paralayang berlatih yang hanya berjarak 100 meter di depan rumahnya. Tak heran jika bekal pengeta­huannya tentang Paralayang sangat kuat, karena sejak ke­cil ia sudah memperhatikan langsung teknik terbang dan mendarat pilot handal nasional maupun asing. Kini ia adalah Raja Ketepatan Mendarat Para­layang Dunia.

BACA JUGA :  Erik Ten Hag Tinggalkan Konferensi Pers Usai Laga Bournemouth vs MU

Humas Kejuaraan Dunia, Tagor Siagian mengatakan di nomor Perorangan Putri, terjadi perubahan hasil di ronde empat. Ini mempengaruhi perolehan nilai keseluruhan dan peraihan medali, karena lomba memakai sistim kompetisi penuh. Protes Inggris terhadap pilot Jepang, Mariko Ito yang semula merebut perak diterima panitia pelak­sana dan pengawas kejuaraan dari FAI (Federasi Aeronautika Internasional), induk olahraga dirgantara dunia.

Di ronde empat, Ito ke­tahuan dipandu oleh rekannya lewat radio saat hendak menda­rat. Itu melanggar aturan lomba. Sehingga Hye Joung Ho (Korea Selatan) naik podium bersama Jolanta Romanenko (Lithuania) yang merebut perunggu. Pi­lot senior Thailand, Nunnapat Phuchong makin menunjukkan dominasinya sebagai pilot Kete­patan Mendarat terbaik dunia menggantikan Lis Andriana (In­donesia), Juara Seri Piala Dunia Ketepatan Mendarat Paralayang (PGAWC) 2012-2014. Peringkat teratas putri dunia sementara itu meraih emas.

BACA JUGA :  Nathan Tjoe-A-On Dipastikan Perkuat Indonesia di Piala Asia U-23

Sementara, Lis tak mampu bersinar di Kejuaraan Dunia kali ini. Cedera lutut kanannya yang terkilir saat berlatih be­berapa hari sebelum kejuaraan dimulai, menghalanginya un­tuk tampil maksimal. Lis di­harapkan segera pulih, karena Desember nanti bersama pilot putra peringkat 10 Nasional dan peringkat 15 Dunia, Darumaka Rajasa, akan mewakili Indone­sia di World Air Games Dubai, setingkat Olimpiade bagi ca­bang-cabang olahraga dirganta­ra dunia. Lis akan kembali ber­hadapan dengan Nunnapat dan Tamara Kostic, andalan Serbia.

Keberhasilan Dede menjadi modal penting cabang Paralay­ang untuk membuktikan pada Komite Olahraga Indonesia. “Saya sangat bangga dengan apa yang diraih oleh Dede. Ini membuktikan bahwa atlet lokal Kabupaten Bogor patut diper­hitungkan di kancah dunia,” ungkap Ketua Layang Gantung Indonesia (PLGI) Kabupaten Bo­gor, Wawan Haikal Kurdi.

(Adilla Prasetyo Wibowo)

============================================================
============================================================
============================================================