densus881MOJOKERTO, TODAY — Di penghujung 2015, Densus 88 Antiteror menggerebek se­jumlah lokasi terduga sarang teroris dalam semalam. Ada tiga lokasi berbeda yang di­gerebek Densus pada Sabtu (19/12/2015) malam hingga Minggu(20/12/2015) pagi.

Dua lokasi relatif berdeka­tan, yakni di wilayah Jawa Timur. Sementara satu lokasi berada di Jawa Tengah. En­tah ada apa gerangan penggerebekan bisa serempak jelang pergantian tahun tak sampai dua pekan mendatang.

Tempat Pijat di Mojokerto

Densus 88 Antiteror menggeberek rumah kon­trakan diduga sarang teroris di Jalan Empu Nala, Mojoker­to, Jawa Timur, Sabtu (19/12) malam. Rumah yang sehari-hari digunakan sebagai tempat terapi pijat itu disewa oleh In­draji Idham Wijaya (28).

Indraji merupakan warga Dusun Notog, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Ketua RT setempat, Didik Har­di, mengatakan rumah yang dikontrak Indraji sejak Mei 2015 itu adalah milik dr Nurul.

“Kemudian dibenahi dan baru ditempati Bulan Juli lalu. Orangnya aktif mengikuti ke­giatan di lingkungan sini, sering muncul ke masyarakat,” kata Didik yang rumahnya hanya berjarak sekitar 20 meter dari rumah dr Nurul.

Trowulan

Masih di Mojokerto namun berbeda ke­camatan, polisi juga menggerebek sebuah rumah yang diduga menjadi tempat tinggal terduga teroris. Rumah tersebut berlokasi di Desa Trowulan RT 4 RW 2, Kecamatan Trowulan.

Rumah milik Antok tersebut dikontrak oleh pasangan suami istri M Choirul Amin dan Linda HP sejak Agustus 2015. Pasutri itu diketahui berasal dari Dusun Gumuk RT 5 RW 5, Desa Jetis, Kecamatan Kaliwungu, Semarang, Jawa Tengah. Sehari-hari, mer­eka membuka pengobatan alternatif aku­puntur.

Dari rumah tersebut Polisi mengamank­an keluarga salah satu terduga teroris yang ditangkap di Jalan Empu Nala. Selain itu M Choirul Amin diduga menjadi satu dari tiga orang terduga teroris yang disergap tim Densus 88 di Jalan Empu Nala.

Polisi menemukan buku jihad dan surat keterangan pindah palsu dari rumah Amin. Disita pula sejumlah barang bukti, antara lain satu set komputer, sebuah laptop, 2 hardisk, 1 set stempel palsu, sebuah pon­sel Smartfren, 3 kardus HP Samsung, dan 2 bilah pisau. “Dua lembar surat keterangan pindah palsu juga disita tim Densus,” kata Kapolsek Trowulan, AKP Sulkan, Minggu (20/12) dini hari. Baik di rumah Indraji mau­pun rumah Amin, polisi tak menemukan ad­anya bahan peledak.

BACA JUGA :  Berbagi Kebahagiaan, JJB Bagikan Takjil Gratis Ke Pengendara

Penangkapan lain terkait dugaan aktivi­tas terorisme dilakukan polisi di jalanan di Kota Sukoharjo, Jawa Tengah. Polisi menang­kap Abdul Karim alias Abu Jundi yang dilan­jutkan menggeledah kontrakannya.

“Mengenai jaringan dan keterlibatan­nya apa, Densus 88 yang lebih tahu tentang itu. Densus juga sudah memeriksa rumah kontrakan yang bersangkutan di Kecamatan Bulu, Sukoharjo,” ujar Kapolres Sukoharjo, AKBP Andy Rifai, Sabtu (19/12).

Densus 88 menyita sejumlah barang dari rumah kontrakan Abdul, di antaranya pupuk urea, paku, gotri, switching, parang, parafin, buku-buku panduan merakit bom, serta sebuah peta daerah Jakarta Bogor De­pok Tangerang Bekasi (Jabodetabek).

Selain menggerebek sarang terduga ter­oris di Jalan Empunala dan Trowulan, Den­sus 88 Mabes Polri juga menyasar sebuah rumah di Dusun Sambiroto, Desa Mlaten, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto. Rumah ini disewa salah seorang terduga teroris yang diketahui bernama Bambang Sugito (40) asal Magelang, Jawa Tengah.

Terduga teroris Bambang menyewa rumah milik almarhum Siti Aslikah. Kakak kandung Siti yang kini merawat rumah tersebut, Sukardi (70) mengatakan, Bam­bang dan keluarganya menyewa rumah tersebut sejak Bulan Juli 2015. “Kepada saya dan warga sekitar mengaku namanya Bambang asal Magelang Jawa Tengah,” kata Sukardi, Minggu (20/12/2015).

Menurut dia, Bambang tinggal di rumah tersebut bersama seorang istri dan 4 anaknya. Sehari-hari, Bambang dan 4 anaknya rutin salat berjamaah di Musala Darussalam yang berjarak sekitar 10 meter dari rumah kontrakan itu.

Sementara sang istri, lanjut Sukardi, biasa memakai jilbab dengan ukuran be­sar. Dia sehari-hari hanya mengantar seko­lah keempat anaknya yang masih duduk di bangku Playgroup, TK, dan SD. Lokasi sekolahan berada di Dusun Sambiroto. “Pak Bambang ini mengakunya kerja di Ja­lan Empunala (Kota Mojokerto). Dia bilang meramu jamu herbal,” ujarnya.

Bambang diduga satu dari 3 orang yang ditangkap Densus 88 anti teror di Rumah Terapi di Jalan Empunala No 78 Kota Mo­jokerto, Sabtu (19/12/2015) malam.

BACA JUGA :  Dessert Lezat dengan Puding Jagung Manis Malaysia yang Lembut Legit

Terkait identitas terduga teroris di Du­sun Sambiroto ini, Kepala Dusun Supadi membenarkannya. Menurut dia, nama itu sesuai dengan kartu keluarga dan KTP yang diserahkan saat keluarga asal Magelang itu awal mula menempati rumah.

Senada dengan keterangan Sukardi, menurut Supadi Bambang aktif mengi­kuti kegiatan masyarakat. Tidak ada gela­gat mencurigakan dari sosok terduga teroris ini. “Istrinya Pak Bambang itu setahu saya kalau mengantar anaknya sekolah memakai cadar,” ungkapnya.Titipan FBI

Kepala Kepolisian RI Jenderal Badrodin Haiti mengaku Polri mendapat peringatan dari badan intelijen Amerika Serikat, Fed­eral Bureau of Investigation (FBI), dan Ke­polisian Australia terkait teroris-teroris yang ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror semalam.

Badrodin mengatakan, para teroris yang ditangkap itu adalah pendukung ke­lompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang berencana mengebom sejumlah tem­pat di Indonesia. “Karena itu kami tangkap duluan, kami cegah,” kata Badrodin, Minggu (20/12).

Sebagian dari teroris yang tertangkap itu sudah bergabung dengan ISIS, sedang­kan sebagian lainnya hanya simpatisan.

Menurut Badrodin, saat ini masih ada beberapa teroris lain yang masih diburu. “Kami harap masyarakat waspada dan lapor jika ada hal yang mencurigakan,” ujarnya.

Beberapa waktu lalu, Badrodin me­nyatakan ada ancaman ISIS ke Indonesia yang mungkin terjadi bulan Desember ini. Ancaman ini, kata dia, bukan yang pertama kali diterima Indonesia. “Sekarang ada anca­man, tiga bulan lalu juga ada. Karena itu kami meningkatkan pengamanan,” kata Badrodin.

Badrodin juga mengatakan penangka­pan terduga teroris yang dilakukan Detase­men Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri di Tasikmalaya, Banjar, Cilacap, Mojokerto, dan Sukoharjo sepanjang akhir pekan ini sa­ling terkait. “Penangkapan dilakukan di be­berapa tempat itu satu rangkaian,” ujarnya.

Menurut Badrodin, semua terduga teroris tersebut berasal dari jaringan yang sama, yaitu kelompok Abu Jundi alias Abdul Karim, yang ditangkap di Sukoharjo. Badro­din menuturkan, berdasarkan penangkapan tersebut, polisi kini terus menyelidiki untuk mengetahui apakah ada kelompok lain yang terlibat. “Kami sedang kembangkan dalam satu minggu terakhir terus kami dalami,” ucapnya.

(Yuska Apitya Aji)

============================================================
============================================================
============================================================