DEWAN Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bogor akan mengawal proses relokasi pipa milik PDAM Tirta Pakuan yang ‘terserempet’ proyek pembangunan Jalan Tol Bogor Ciawi Sukabumi (Bocimi). Dewan pun berencana memanggil manajemen PT Trans Jabar Tol (TJT) terkait pemindahan pipa di Jalur Tangkil itu.
YUSKA APITYA
[email protected]
Ketua Komisi A DPRD Kota Bogor, Didin Muhidin menÂgatakan, rencana relokasi pipa itu harus dikelola secara serius kerena menÂyangkut air minum sebagai kebutuhan hidup utama warga Kota Bogor. “Kami sepakat dengan Dirut PDAM, bahwa air minum itu adalah kebutuhan utaÂma warga Kota Bogor. Makanya kami mendukung penuh dan siap mengawal rencana relokasi pipa di area proyek tol Bocimi,†kata Didin.
Didin mengatakan, DPRD akan meÂmanggil pihak PT TJT untuk memastiÂkan proses ganti untung relokasi sudah sesuai dengan kesepakatan bersama. SeÂbelumnya, Direktorat Jenderal Bina MarÂga pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan PT TJT siap menanggung seluruh biaya reÂlokasi pipa milik PDAM Kota Bogor di area proyek tol Bocimi senilai Rp 8,4 milÂiar. “Dalam waktu dekat kita akan pangÂgil pimpinan proyeknya,†tegas Didin.
Dirut PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, Untung Kurniadi menegasÂkan, dukungannya terhadap program pemerintah pusat untuk membangun jalan tol Bocimi. Hanya saja jangan sampai masyarakat Bogor yang menjaÂdi pelanggan PDAM dirugikan dengan pembangunan tersebut.
Untung menawarkan untuk reÂlokasi pipa yang dilakukan secara simultan. Bisa dilakukan oleh PT Trans Jabar Tol (TJT) dengan pengaÂwasan dari petugas PDAM.â€Atau bisa juga pembiayaannya dari TJT dan diÂlaksanakan oleh PDAM,†kata Untung.
Menurutnya, berdasarkan piÂramida kebutuhan manusia, air menÂjadi sumber kehidupan utama. KeÂberadaannya berada di atas kebutuhan hidup yang lain. “Menurut PBB, air minum itu harus diprioritaskan. Jadi kalau ada air minum dan jalan, ya jalan yang harus mengalah,†tandasnya.