MAKASSAR TODAY – Sejumlah bahan pokok dan hasil bumi lainnya terpantu naik jelang tahun baru 2020, pedagang mengeluhkan hal tersebut lantaran tidak ada peningkatan ratio pembeli sementara harga terus meroket.

Dari hasil pantauan SINDOnews, sejumlah pedagang mengaku ada kenaikan yang tajam selama beberapa waktu terakhir. Di Pasar Pannampu misalnya, kenaikan bahan pokok seperti telur ayam ras, ayam kampung dan telur itik terpantu meningkat tajam melebih Hari Maulid dimana kebutuhan telur seharusnya lebih tinggi.

“Kan kalo kita pikirta Maulid itu waktu pemakaian (banyak) telur toh, ternyata lebih mahal sekarang telur” sebut Pedagang Telur, Acang.

Adapun harga telur mencapai Rp41-Rp43.000 per rak, dimana sebelumnya hanya Rp37-Rp38.000 per rak. Acang menduga telur dari produsen banyak yang dikirim ke luar daerah sehingga menyebabkan kenaikan.

“Mungkin ini pengaruhnya karena dikirim ke tempat lain jadi naik harganya, dari Maulid hingga sekarang itu dalam seminggu tiga kali naik artinya tiga ribu satu minggu kalo harga stabil itu di Sidrap (produsen) 35 sampai 36 (ribu rupiah) kalau sampai di sini mungkin 37 dan sekarang harganya sudah 41 ribu per rak jadi intinya naik harga sekarang” tuturnya

BACA JUGA :  Semangka Bagus untuk Diet, Benarkah? Simak Ini

Tidak jauh berbeda dengan Pasar Pannampu, di Pasar Terong Makassar, kenaikan harga telur bahkan lebih tinggi hingga Rp43.000 per rak. Salah seorang pedagang telur, Haris mengaku bahwa kenaikan telur tersebut berjenjang sejak beberapa waktu lalu dimana sebelumnya kisaran harga normal telur Rp32.000 hingga Rp35.000 per rak kemudian naik menjadi Rp43.000.

“Memang ada kenaikan, pokoknya mahallah sampai lima ribuan kenaikannya dari sebelumnya 35 atau 37 dan naik terus ini sampai sekarang jadi 43 ribu,” ujarnya.

BACA JUGA :  Menu Tanggal Tua, Kacang Panjang Tumis Telur yang Murah dan Praktis

Dia menambahkan bahwa kenaikan harga tersebut telah berlangsung sejak awal bulan lalu hingga Nataru. Kenaikannya meningkat tajam di kisaran Rp43.000. Selain itu, meningkatnya harga telur membuat pedagang kurang diuntungkan karena harga yang meningkat tidak dibarengi dengan peningkatan pembeli. “Penjualan juga tidak terlalu ji, tidak meningkatji, seandainya telur naik dan penjualan meningkat tidak jadi masalahji tapi tetapji segitu juga” keluhnya

Haris menduga kenaikan tersebut dipicu oleh tingginya permintaan pedagang ke pihak produsen telur, terutama dari luar daerah sehingga menyebabkan kelangkaan di daerah dan membuat harga telur naik. “Peternak tidak jadi masalah, cuman pedagangji toh kan pedagang banyak yang minta sehingga naik begitu, dia ke luar dikirim ke Kalimantan dan Irian kalo tidak dikirim pasti tidak naik harganya, tetapji” tuturnya

============================================================
============================================================
============================================================