Mengidap penyakit diabetes tak lantas menjadi halangan untuk berpuasa. Asal bisa menakar pola makan dan pola hidup sehat
Oleh : ADILLA PRASETYO WIBOWO
[email protected]
Sebelum berpuasa, penÂyandang diabetes direÂkomendasikan untuk berkonsultasi dengan dokter yang menanganÂinya. Selain untuk mengetahui kondisi kesehatannya (terkait kaÂdar glukosa darahnya terkontrol atau tidak) dan memberikan peÂnyesuaian yang diperlukan, dokÂter akan memberikan saran atas asupan nutrisi serta olah raga selama menjalani ibadah puasa Ramadan.
Di seluruh dunia, lebih dari 50 juta orang dengan diabetes berpuasa selama bulan Ramadan. Dengan sekitar 43 persen musÂlim diabetesi tipe 1 dan 79 persen muslim penyandang diabetes tipe 2 berpuasa.
Adrifaza Baraka (24), termasuk di antara muslim diabetesi tipe 1 yang turut berpuasa. Diakui, ia tidak berpuasa penuh selama puaÂsa Ramadan itu. “Ada 3-4 hari saya tidak bisa berpuasa penuh,†terang penyandang diabetes tipe 1 ini.
Puasa dibatalkan karena menÂgalami tanda hipoglikemi atau hasil cek glukosa darahnya menÂunjukkan hipoglikemi. Tetapi, bila setelah dicek glukosa darah tidak hipoglikemi, Adri akan melanjutÂkan puasanya hingga Magrib tiba.
Saat berbuka, Adri yang didiÂagnosis DM tipe 1 saat kelas 2 SMA ini, akan minum teh manis denÂgan gula pemanis buatan. Setelah itu, menyantap makanan terdiri dari nasi, sayur, dan lauk. “SeteÂlah solat tarawih, kalau masih inÂgin mengemil, secukupnya saja. Ya, 2-3 potong siomay, cukup,†lanjut Adri
Di waktu sahur, ia akan memÂperbanyak konsumsi buah dan menyantap nasi, sayur, dan lauk. “Secukupnya saja. Yang pentÂing itu disiplin dan menjaga maÂkanan,†saran Adri yang sebelum berpuasa, berkonsultasi terlebih dulu dengan dokternya ini.
Untuk asupan makanan pada diabetesi yang berpuasa, Prof. Dr. dr. Pradana Soewondo, Sp.PD-KEMD, menganjurkan diet yang sehat dan seimbang. “Hindari mengonsumsi banyak karbohiÂdrat sederhana dan gula saat berÂbuka puasa. Kalau ingin makan kurma, cukup 2-3 buah saja,†terang Guru Besar Fakultas KeÂdokteran UI ini.
Saat sahur, dianjurkan menÂgonsumsi karbohidrat komplek supaya tidak terlalu lapar di siang hari. Karbohidrat komplek ini akan dilepaskan perlahan di usus sehingga Anda lebih tahan kenÂyang dalam waktu cukup lama.
Sebelum dan setelah puasa, sertakan makanan tinggi serat seperti buah, sayur, salad, dan biÂji-bijian utuh. Tambahkan asupan cairan dari waktu berbuka hingga sahur dan hindari makanan tinggi lemak maupun bersantan.
Terkait dengan buah, Prof. Pradana lebih menyarankan unÂtuk dikonsumsi utuh. Tidak diÂblender maupun dijus. KatakanÂlah, kalau dijus, diperlukan tiga buah jeruk yang kalorinya akan bertambah. Dibandingkan hanya mengonsumsi satu buah jeruk saat disantap langsung.
Hal senada juga diutarakan dr. Herry Nursetiyanto, Sp.PD-KEMD. Menurut konsultan enÂdokrin metabolik diabetes di RS Puri Cinere ini, buah potong menÂjadi pilihan karena mengenyangÂkan dan ukurannya bisa dihitung.
Sementara itu, olah raga bagi diabetesi yang berpuasa sebaiknÂya dilakukan menjelang berbuka. Olah raga yang dilakukan, sebut dr. Herry adalah bukan aerobik. “Cukup olah raga di tempat saja. Sekitar 20-30 menit sebelum berÂbuka,†ujar dr. Herry.
Ketika berpuasa, Prof. Pradana menganjurkan diabeÂtesi untuk melakukan tes glukosa darah mandiri. “Cek menjelang berbuka, malam hari setelah soÂlat tarawih, dan menjelang sahur sehingga tahu pola kadar gluÂkosa darahnya,†imbuh Prof. Pradana. (*)