TERLANTARNYA bocah penderita Hydrocephalus, Rahma Agustina membuat kesal sejumlah pejabat di Kabupaten Bogor.
RISHAD NOVIANSYAH
[email protected]
Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor, Adang Suptandar misÂalnya. Ia mengaku akan meÂnanyakan apa saja yang sudah dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes), Camat Cibinong dan Lurah Pabuaran.
“Akan segera saya tanyakan ke mereka. Apa saja yang sudah mereka lakukan terhadap anak itu,†singkat Adang, Selasa (22/12/2015).
Sementara Wakil Ketua DPRD KabuÂpaten Bogor, Ade Munawaroh Yanwar menilai, keluarga Rahma yang merupaÂkan warga Sukabumi, bukan alasan unÂtuk tidak mengobati penyakit Rahma.
“Ini bukan permasalahan warga Kabupaten Bogor saja. Tapi, kan RSUD Cibinong itu rujukan provinsi. Tapi siaÂpapun asalkan warga Jawa Barat, bisa dirujuk kesana,†tegasnya.
Kepala Dinkes Kabupaten Bogor, Camalia Wilayat Sumaryana mengaku pernah membuat surat rujukan untuk Rahma agar dirawat di RSUD Cibinong dan ia mengatakan menanyakan kelanÂjutan penyakit Rahma ke pihak RSUD.
“Rahma Agustina sudah dirujuk, tapi tidak dirawat. Mungkin sudah dikonsultasikan ke dokter spesiaÂlis anak. Lebih lanjut, tanya RSUD CibÂinong,†ujar Camalia.
Atas Nama Kemanusiaan yang adil dan beradab maka pihak Keluruhanan Pabuaran langsung datang ke rumah Rahma Agustina empat belas bulan yang terkena penyakit Hidrosefalus, di Al-Huda, RT3/4, Kelurahan Pabuaran, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor
Lurah Pabuaran Fikri Ikhsani pun menyempatkan untuk menjenguk RahÂma di kediamannya di Kampung HaluÂda RT 03/04, Kelurahan Pabuaran, KeÂcamatan Cibinong, Selasa (22/12/2015).
“Kedatangan kami kesini, untuk mencarikan jalan keluar supaya Rahma bisa mendapat perawatan dari rumah sakit. Meski keluarga ini tidak ber KTP Kabupaten Bogor, tapi tetap harus dibantu. Kan orang Indonesia juga,†kata Fikri.
Hasil perbincangan dengan orang tua Rahma, pihak kelurahan bekerÂjasama dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk mempermuÂdah perihal kependudukan Rahma dan keluarga.
“Kan yang jadi kendala itu status kependudukan orang tuanya yang buÂkan warga Kabupaten Bogor. Nah, kami berkoordinasi dengan Disdukcapil dan siap membantu Rahma secepatnya,†tambahnya.
Sebelumnya, Ipah mengatakan, awal menyadari anaknya terserang HyÂdrocephalus ketika jidat Rahma mulai bengkak, kemudian panas tinggi. AkhÂirnya diperiksakan ke dokter, lalu oleh Puskesmas Curug Mekar dirujuk ke RSUD Cibinong.
“Sesampainya di RSUD Cibinong, saya diminta untuk mengurus surat ketÂerangan RT dan RW. Karena saya tidak memiliki KTP sini, pihak rumah sakit menolaknya,†kata Ipah.
Ipah menambahkan, ia dan suaÂminya, Komarudin bukan tidak mau membawa sang anak untuk berobat kerumah sakit. Namun, dicoba beruÂlang kali, tetap saja tidak bisa karena persyaratan yang berbelit untuk menÂdapatkan perawatan.
“Saat ini saya sudah pasrah dengan kondisi anak saya, mau gimana lagi, semua kan butuh biaya banyak. Nah, suami saya saja hanya buruh bangunan yang sudah bisa makan sehari saja berÂsyukur,†pungkasnya lirih. (*)