BOGOR, Today – Pemerintah Kota (PemÂkot) Bogor mengharapkan adanya sinergi yang positif antara Pemkot Bogor dan Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Bogor. Dari duet Pemkot dan STPP, diharapkan banyak inovasi yang dapat dikembangkan bersama, terutama dengan Dinas Pertanian dan Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor.
Dies Natalis yang berlangsung dari tangÂgal 11-15 April 2016 ini dibuka oleh Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan SumÂberdaya Manusia, Momon Rusmono.
Rangkaian Dies Natalis STPP Bogor meÂliputi diskusi dan seminar nasional yang menghadirkan akademisi, birokrasi, dan praktisi. STPP juga melakukan launching Pusat Kajian Pengembangan Agribisnis Mikro dan Kecil. Gsh
Walikota Bogor Bima Arya mengatakan hal itu usai menghadiri acara dies natalis ke 15 STPP Bogor, Senin (11/4/16), di Kampus STPP, Jalan Aria Surialaga, Cibalagung, Bogor Barat.
Untuk itu Bima menekankan pentingÂnya link and match antara kebutuhan denÂgan ketersediaan. Apalagi, kata Bima, STPP merupakan kampus yang megah dengan maÂhasiswa yang komunikatif. Bima menyayangÂkan belum adanya komunikasi yang efektif antara STPP dengan Pemkot Bogor.
Diakui Bima Arya, STPP Bogor ini memiÂliki potensi SDM Pertanian yang sangat kuat dan inovatif dalam teknologi. “Jika dibuat Link and Match antara pelaku usaha dan inoÂvasi teknologi yang dihasilkan saya yakin hal tersebut akan membuat dampak yang besar dan menyebar lebih luas,†ungkapnya.
Bima Arya juga mengapresiasi beragam inovasi teknologi yang dibuat oleh mahaÂsiswa/mahasiswi STPP Bogor. “Saya sangat tertarik dengan parfum Bulgari yang ternyaÂta dari feses sapi. Biar nanti saya pakai dan membuat orang tercengang jika saya jawab dari mana asalnya,†kelakar Bima Arya.
Bima Arya pun menyoroti peluang unÂtuk menjadi enteurpreneurship pertanian yang bisa diciptakan. “Lulusan dari STPP Bogor pun tak hanya bekerja menjadi staff atau PNS semata tetapi juga menjadi enterÂpreneur pertanian. Betapa besarnya potensi pertanian di Indonesia dan Kota Bogor khuÂsusnya, meski lahannya sudah sangat terbaÂtas hanya tinggal sekitar 350 hektar. Tapi, mari kita sama-sama berpikir agar lahan yang tersisa ini oleh para penyuluh mau diÂapakan,†jelas Bima.
Pekerjaan rumah saat ini, lanjut Bima, adalah untuk menghidupkan bagaimana taÂnah dan lahan yang ada yang sudah mulai banyak tergerus oleh banyak hal ini dapat diÂmanfaatkan sebaik-baiknya untuk kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani.
Seperti yang diketahui, STPP Bogor telah mencetak empat ribu penyuluh pertanian. Mereka selain menguasai iptek pertanian terkini, juga mempunyai kemampuan untuk menciptakan wirausahawan pertanian.
“Sumberdaya manusia dan kompetensi STPP Bogor sudah siap melakukan penyuluÂhan dan inovasi teknologi bagi kedaulatan pangan Indonesia,†tutur Ketua Sekolah STPP Bogor, Nazarudin.
Sekolah penyuluhan pertanian ini telah mengalami perjalanan panjang dalam mencetak 4 ribu penyuluh pertanian. Tak hanya perubahan nama, tetapi juga beraÂgam inovasi teknologi yang dihasilkan. BanÂyak pula tokoh tokoh nasional yang lahir dan dibesarkan di kampus ini. “Sumberdaya manusia telah dicetak oleh 90 persen dosen berlatar belakang S2 dan S3 yang ada disini,†tutur Nazarudin.
(Latifa Fitria)