Untitled-13BOGOR, TODAY — Inspeksi mendadak (sidak) ke seluruh kantin dan kawasan kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) kemarin, ternyata batal. Tim Kemenkes dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor menunda ins­peksi lantaran pihak IPB memin­ta jadwal diundur.

Kadinkes Kabupaten Bogor, dr Camalia Wilayat Sumary­ana, mengatakan, inspeksi ditunda atas permintaan kampus. “Kami tunda sidak karena kampus meminta agar jad­wal diundur,” kata dia, Rabu (16/12/2015).

Sementara, Dinas Kese­hatan Kabupaten Bogor, telah menerima hasil uji laborato­rium sampel air yang diambil di lingkungan Kampus IPB Dra­maga. Hasilnya menyatakan air tersebut negatif dari bakteri.

“Hasil uji laboratorium untuk pengujian bakteri pada sampel air yang kita kirimkan, hasilnya nega­tif semua, tidak dite­mukan adanya bakteri,” kata Kepala Bidang Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penye­hatan Lingkungan, Dinas Kesehatan Kabu­paten Bogor, dr Koesnadi, saat dihubungi Antara di Bogor, Rabu (16/12/2015). Koesnadi mengatakan, ketika kasus Hep­atitis A menyerang sejumlah mahasiswa IPB pada 8 Desember, Dinas Kesehatan bergerak cepat untuk melakukan investi­gasi dengan mengambil sejumlah sampel air di wilayah tersebut.

“Sampel yang kita ambil adalah air. Air diambil dari galon, air dari de­pot galon, dan air yang bersumber dari sumur. Sampel diambil dari enam titik yang ada di dalam dan luar kampus, ter­masuk asrama,” kata Koesnadi.

Ia mengatakan, sampel tersebut diuji di Laboratorium Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberan­tasan Penyakit (BBTKL) Kementerian Kesehatan. Dengan pengujian bakteri serta virus Hepatitis A. “Untuk pen­gujian bakteri yang diujikan yakni e-coly pathogen dan salmonella, hasilnya negatif tidak ada bakteri. Hanya untuk virus Hepatitis A masih menunggu hasilnya,” katanya.

BACA JUGA :  Menu Makan Malam dengan Sup Tofu dan Jamur Bekuah Gurih

Sampai saat ini pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium untuk mengetahui kandungan virus Hepatitis A dalam sampel air yang sudah dikirimkan ke BBTKL Kemenkes tersebut. “Jadi tidak benar kalau sudah ada yang merilis ha­sil uji laboratorium sampel air yang kita kirimkan. Saya sudah menelusurinya ke BBTKL dan Kementerian Kesehatan, kita masih menunggu hasilnya,” katanya.

Menurut Koesnadi, hasil uji labora­torium sampel terhadap virus Hepatitis A bisa jadi negatif karena virus yang diduga berkembang pada sampel bisa berganti yang baru, atau hilang karena pengaruh lingkungan. “Hasil uji labora­torium terhadap sampel tidak menjadi positif, karena virus yang berkembang di air bisa berganti atau hilang,” katanya.

Efektivitas pengujian dapat dilaku­kan apabila pengambilan sampel dilak­sanakan pada hari kejadian atau selang waktu yang tidak terlalu lama pada saat virus berkembang, hingga menjangkiti sejumlah orang. “Informasi kita dapat­kan tanggal 8 Desember malam, belas­an mahasiswa dirawat karena Hepatitis A. Kita baru bisa turun keesokan harin­ya. Informasi awal diperoleh bukan keterangan resmi dari IPB, tapi melalui sosial media, dan saya diinstruksikan pimpinan melalui whatsapp, untuk me­mastikannya,” katanya.

Penelusuran BOGOR TODAY di ka­wasan kampus IPB, sejumlah kantin be­lakang Agrimart di Kampus Dramaga IPB, memang ramai dikunjungi mahasiswa. Ada yang asyik dengan menu nasi, ayam goreng, dan es teh manis. Ada yang mela­hap gado-gado, karedok, lontong sayur, sate, dan mie. Ada pula yang membawa nasi sendiri sehingga hanya membeli os­eng kangkung, tahu dan tempe bacem.

BACA JUGA :  Nahas, Diduga Tersambar Petir, Warga Agam Sumbar Ditemukan Tewas dalam Kondisi Gosong

Tak tampak kesan cemas di wajah mereka. Mereka makan dengan lahap dis­elingi canda dan obrolan. Maraknya berita virus hepatitis A yang menulari 33 maha­siswa IPB seperti tak merisaukan mereka.

Bagaimana kebersihan dan ke­amanan makanan di tempat-tempat itu? Sejumlah mahasiswa IPB tak ada yang berani memastikan. Jawaban mer­eka nyaris sama, kebersihan makanan baru terjamin jika dibuat sendiri.

Berdasarkan pendataan IPB sampai Senin, 33 mahasiswa terkena hepatitis A. Pada pemeriksaan kesehatan massal, Jumat pekan lalu, dari 162 mahasiswa yang di­periksa, 11 orang diminta periksa darah dan hasilnya 5 mahasiswa positif terkena hepati­tis A sehingga perlu dirawat di rumah sakit. Keesokan harinya, pemeriksaan massal kembali digelar dan diikuti 405 mahasiswa.

Kampus Dramaga di Kabupaten Bo­gor, adalah satu dari dua kawasan kam­pus yang dimiliki IPB. Satu lagi berada di Kota Bogor. Kepala Desa Babakan Syae­hu Syam menyebutkan, di desanya ada 500 rumah kos yang mayoritas dihuni mahasiswa IPB. Di Babakan ada setida­knya 150 tempat usaha makanan dengan 75 tempat dibina sendiri oleh IPB.

Kebanyakan rumah kos mahasiswa di Babakan dalam kondisi memprihat­inkan. Kamar-kamar sempit. Satu bangu­nan dan bangunan lain hanya dipisahkan gang sempit selebar sekitar 1 meter. Ban­yak rumah yang jarak antara septic tank dan sumur hanya sekitar 5 meter, kurang dari syarat jarak minimal 10 meter.

(Rishad Noviansyah|Yuska Apitya)

============================================================
============================================================
============================================================