BOGOR, TODAYÂ – Dinas Kesehatan Kota Bogor mengimbau masyarakat mewaspadai penularan viÂrus Zyka lewat sosialisasi informasi penularan lewat nyamuk Aedes Aegypti.
“Setiap kepala bidang sudah bergerak untuk menginformasikan dan sosialsi virus Zika. Supaya mereka waspada bila ada gejaka mengarah ke Zika, bisa segera diantisipasi,†kata Kepala Dinkes Kota BoÂgor, dr Rubaeah, Kamis (4/2/2016).
Kepala Bidang Pemberdayaan Kesehatan MasyaraÂkat, Ratna Yunita mengatakan, seluruh kader kesÂehatan di tingkat kelurahan dikerahkan untuk menyeÂbarluaskan informasi tentang virus zika, seperti cara penularannya, siapa yang beresiko dan gejala yang ditimbulkannya. “Virus zika itu memiliki kesamaan dengan virus dengue (DBD), berasal dari kelompok arbovirus (nyamuk),†katanya.
Cara penularan virus, kata dia, melalui gigitan nyamuk aedes aegypty untuk daerah tropis, aedes afÂricanus di Afrika, dan aedes albopictus pada beberapa daerah lainnya. “Nyamuk ini aktif di siang hari, dan dapat hidup dalam maupun luar ruangan. Virus zika bisa ditularkan oleh ibu hamil kepada janin selama masa kehamilan,†katanya.
Siapapun yang tinggal atau mengunjungi area yang diketahui terdapat virus zika memiliki resiko untuk terinfeksi termasuk ibu hamil.
Gejala yang ditimbulkan oleh infeksi virus zika yakÂni satu di antara lima orang yang terinfeksi virus zika menunjukkan gejala, demam, kulit berbintik merah, sakit kepala, nyeri sendi, nyeri otot, kelemahan dan terjadi peradangan kongjungtiva.
“Pada beberapa kasus zika dilaporkan terjadi gangÂguan syaraf dan komplikasi outoimun. Gajala ini meÂnyebabkan kesakitan tingkat sedang dan berlangsung selama dua sampai tujuh hari,†katanya.
Menurutnya, penyakit ini kerap sembuh denÂgan sendirinya tanpa memerlukan pengobatan medis. Pada kondisi tubuh yang baik penyakit dapat pulih dalam tempo 7-12 hari. “Virus ini berbahaya pada ibu hamil karena dapat menuÂlarkan kepada janinya selama masa kehamilan. Tetapi tidak menyebabkan kematian seperti DBD,†katanya.
Untuk mengantisipasi penularan virus zika pada ibu hamil, pemeriksaan yang dilakukan yakni pada minggu pertama demam, virus dapat dideteksi dari serum dengan pemeriksaan RT-PCR.
(Abdul khadir Basalamah|Yuska)