JANGAN sebut Anton jika ia mau begitu saja menyerah oleh cobaan, pria romantis ini sudah menanamkan prnsip ‘Saat oranglain mengatakan untuk menyerah, saya tetap akan mencoba lagi’. Filosofinya itu ia tunjukan pasca guÂgur di 10 besarMasterChef Indonesia Season 4 di salah satu stasiun swasta Indonesia.
Oleh : Latifa Fitria
[email protected]
Berperawakan besar, kekar berotot layaknya potongan seorang binaragawan. Siapapun yang melihat tak akan meÂnyangka Anton adalah seorang yang ahli diÂdalam bidang kuliner. Perawakannya yang kekÂar, pria bernama lengkap Antonius Henri Adiguna ini dijuluki ‘gorila’ oleh kedua anaknya. Kini juÂlukan anaknya dijadikan nama produk sambal terasi buatannya, yakni Sambal Terasi Gorila.
Awalnya Anton dan istrinya, Maria memÂbuka usaha Ayam Bakar Medan. Selama satu taÂhun ia merintis usaha ternyata tidak berjalan mulus, berbagai kerikil dan cobaan kerap menghadang semangat kedua pasangan suami istri ini. Sampai akhÂirnya Anton dan Maria memutuskan untuk tidak lagi berjualan dikios yang sudah dikontraknya selama setahun itu juga.
“Tiba-tiba pemiÂlik sewanya mematok harga sewa kios dua kali lipat, kami sadar kemampuan ekonomi kami belum sanggup untuk membayar kios, dengan kondisi luas kios yang sangat keÂcil, bahkan tidak ada dapurnya. Jadi selama satu tahun kami menÂgandalkan delivery dibandingkan yang datang ke kios dan makan disana, karena tidak ada dapurnya,†terangnya.
Setelah berhenti berjualan di kios, Anton masih optimis berjualan ayam bakar medannya itu di rumah, namun entah mengapa jusÂtru langganan-langganannya lebih menyukai sambal dari ayam bakar buatannya. Anton memang tak main-main dengan kualitas, ia menggunakan tiga jeÂnis cabai kualitas baik dan terasi yang asli ia tarik dari Medan.
â€Kebanyakan malah minta samÂbalnya yang bantak, sampai ada teÂman yang menganjurkan saya untuk memasarkan sambal terasi buatan saya ini. Malah dia juga memesan sambal saya untuk diantar ke salah satu saudaranya di Amerika, karena pernah mencoba dan ketagihan,†tuturnya.
Semakin kesini, respon pelanggan justru lebih berminat dengan sambalnya. Hingga ia memuÂtuskan untuk berÂhenti berjualan ayam bakar dan beralih berjuaÂlan sambal terasi, uniknya nama sambal brand Anton ini cuÂkup menggelitik. Ternyata ia mengÂgunakan julukan kedua anakanya yang kerap meleÂdeknya ia seperti gorila.
“Awalnya saya bingun ini sambal mau dikasih nama apa, kemudian saya ingat anak-anak saya sering meledek saya mirip gorila. Jadi, saya pakai saja julukan dari anak-anak saya,†ungkapnya samÂbil tertawa geli.
Empat bulan ia beruÂsaha bangkit dari keterÂpurukan dengan sambal karyanya ini, ternyata jauh membuahkan haÂsil. Bahkan Anton serta Maria tak perlu banyak membuang waktu unÂtuk menutup modalnya. Dengan memÂbandrol harga satu sambal Rp 25.000, mereka mampu menghabiskan 40 botol sambal.â€Bisa kebayang kan berap keunÂtungan yang saya dapat?†pungkasnya.