mendikbud-kunjungi-sekolah-270715-rn-9SUNGGUH disayangkan terjadi reshuffle jilid ke 2 kabinet kerja Presiden Jokowi terhadap Mendikbud Prof. Anies Baswedan, padahal selama ini menurut penulis banyak prestasi dan ide-ide yang brilyan yang sudah dilakukan beliau serta hanya sedikit kesalahan yang dilakukan beliau. Kesalahan itupun baru tahap wacana dan belum dilaksanakan oleh mantan rektor Universitas Paramadina tersebut.

Oleh: HERU BUDI SETYAWAN, S.PD.PKN
Pemerhati Pendidikan & Ketua Divisi Literasi IGI Kota Bogor

Kesalahan itu terjadi sewaktu Anies Bas­wedan mengusulkan untuk membuat se­ragam bahasa doa di sekolah negeri, karena selama ini bahasanya berciri salah satu aga­ma saja, padahal sekolah negeri juga ada penganut agama lain. Sampai-sampai Ustadz Yusuf Mansur juga menyayangkan per­nyataan Anies Baswedan pada waktu itu.

Dan menurut penulis hal ini memang benar adanya, karena ini di Indonesia yang mayoritas adalah muslim, sehingga wa­jar kalau bahasa doa di sekolah negeri adalah agama Islam. Agar tercipta persatuan, kebersamaan dan terjaganya toleransi antar umat beragama di Indonesia, maka yang mayoritas harus me­nyayangi yang minoritas, sedang yang minoritas harus meng­hormati yang mayoritas. Tapi Alhamdulillah Anies Baswedan segera minta maaf dan tidak merealisasikan rencana tersebut.

Reshuffle jilid ke 2 kabinet kerja Presiden Jokowi ini terjadi sebagai akibat adanya peruba­han situasi politik di Indonesia pada waktu ini, yaitu dengan bergabungnya partai Golkar dan PAN ke pemerintahan Presiden Jokowi. Maka sebagai politik bal­as jasa Partai Golkar dapat tam­bahan jatah satu menteri, yaitu Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto. Sedang PAN dapat ja­tah 2 menteri yaitu Menteri PAN-RB Asman Abnur dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mu­hadjir Effendi.

Inilah dunia politik tidak ada kawan abadi yang ada adalah kepentingan pribadi, masih un­tung pengganti Anies Baswedan adalah seorang profesional, tidak bisa dibayangkan jika pengganti­nya berasal dari partai politik. Semoga Bapak Muhadjir Effendi tetap mau meneruskan program kerja yang sudah baik dirintis oleh Anies Baswedan bahkan bisa lebih baik lagi. Inilah presta­si yang patut kita acungi jem­pol dan kita apresiasi terhadap seorang Anies Baswedan, yaitu:

BACA JUGA :  SAHUR OF THE ROAD RAWAN DENGAN TAWURAN PELAJAR

Pertama, UN (Ujian Nasional) bukan menentukan kelulusan peserta didik. Keputusan ini san­gat melegakan dunia pendidikan di Indonesia, karena selama ini UN adalah sesuatu yang sangat menakutkan bagi peserta didik, orang tua, guru, kepala sekolah bahkan kepala daerah. Karena dengan UN menjadi syarat ke­lulusan, sudah menjadi rahasia umum terjadi banyak kecurangan UN di Indonesia.

Jika di dunia pendidikan su­dah biasa melakukan kecuran­gan, bagaimana dengan nasib akhlak dan masa depan bangsa Indonesia? Pastilah hancur nanti­nya. Ini adalah tragedi besar yang tidak boleh kita biarkan dan Anies Baswedan paham akan hal ini, beliau ingin kejujuran menjadi ke­biasaan bangsa Indonesia, karena selama ini kejujuran adalah ba­rang langka di Indonesia.

Kedua, UN menentukan in­deks integritas sekolah. Indeks integritas sekolah adalah mutu sekolah yang dilihat dari per­bandingan nilai UN dengan nilai US (Ujian Sekolah). Ada 3 indeks integritas sekolah, yaitu:

  1. Sekolah dengan indeks integritas sekolah warna hijau adalah sekolah yang dipercaya lulusannya, karena selisih an­tara nilai hasil UN dan nilai hasil US hampir sama atau selisih­nya hanya sedikit, dengan kata lain sekolah ini tidak obral nilai serta gurunya memang profes­sional dalam proses pembe­lajaran dan kompeten dalam mengevaluasi peserta didiknya. Banyak lulusannya yang diteri­ma di SNMPTN, SBMPTN dan jalur mandiri di PTN, artinya sekolah ini memang terbukti hebat, karena lulusannya jago le­wat SNMPTN, SBMPTN dan jalur mandiri.
  2. Sekolah dengan indeks integritas sekolah warna kun­ing adalah sekolah yang agak dipercaya lulusannya. Sekolah ini tergolong lumayan, karena masih dipercaya lulusannya masuk di PTN, meski jumlahn­ya sedikit. Ciri-ciri sekolah ini adalah sebagai berikut, selisih nilai hasil UN dan nilai hasil US agak besar, artinya sekolah ini masih jago kandang, belum jago di tingkat nasional. Selanjutnya sedikit lulusannya yang diterima di SNMPTN, SBMPTN dan jalur mandiri di PTN.
  3. Sekolah dengan indeks in­tegritas sekolah warna merah, adalah sekolah yang tidak diper­caya lulusannya, kenapa tidak dipercaya, karena sekolah ini memanipulasi nilai, atau sekolah ini tidak jujur. Hal ini terlihat dari selisih nilai hasil UN dan nilai ha­sil US sangat besar, misal nilai hasil UN berkisar antara 1 sampai 2, tapi nilai hasil US berkisar an­tara 8 sampai 9, sungguh selisih yang jauh. Selanjutnya tidak ada lulusannya yang diterima di SNMPTN, SBMPTN dan jalur mandiri di PTN.
BACA JUGA :  SAHUR OF THE ROAD RAWAN DENGAN TAWURAN PELAJAR

Ketiga, Anies Baswedan memuliakan guru. Menurut beliau ada tiga hal yang harus dilakukan untuk memuliakan (memVIP­kan) guru yaitu: Pemerintah ter­us meningkatkan kesejahteraan guru, dunia usaha harus mengu­rangi pengeluaran guru dengan jalan memberi diskon khusus untuk guru dan masyarakat un­tuk menghormati guru dalam ke­hidupan sehari-hari.

Meski sekarang kesejahter­aan guru relatif lebih baik, den­gan itikad baik dari Anies Bas­wedan untuk memuliakan guru, ini akan menambah semangat guru dalam bekerja dan mengabdi pada bangsa dan Negara Kes­atuan Republik Indonesia yang kita cintai ini. Ingat jaman dulu profesi guru tidak dihargai sama sekali, sehingga tercermin dari lagunya Iwan Fals yang ber­judul Oemar Bakri, syair lagu ini jelas menceritakan kepedihan seorang guru.

============================================================
============================================================
============================================================