Kelas menengah, menÂurut Managing DiÂrector Lamudi IndoÂnesia, Steven Ghoos, adalah penopang sektor propÂerti di Indonesia. Kelas ini puÂnya daya beli dan butuh propÂerti. Terlebih, banyak dari kalangan menengah ini yang belum memiliki rumah.
“Jadi, mereka adalah seÂbagian besar end user atau pembeli rumah pertama. Ini potensi dan peluang di saat kelas atas didera berbagai keÂbijakan, dan kelas bawah yang tergerus daya belinya,†tutur Steven, belum lama ini.
Selain itu, kata Steven yang mengutip riset Boston Consulting Group, kelas meÂnengah Indonesia merupakan yang terbanyak di kawasan regional Asia Tenggara yakni sekitar 141 juta pada tahun 2020 mendatang.
“Konsumsinya juga kuat. Ditambah lagi penurunan suku bunga Kredit Pemilikan rumah (KPR) akan semakin memperkuat keinginan kelas menengah membeli rumah,†ujar Steven.
Sementara bagi pengemÂbang (developer), percepatan pembangunan infrastrukÂtur akan membuka peluang tumbuhnya kawasan-kaÂwasan baru yang bisa diÂgarap. Kemungkinan dibuÂkanya keran kepemilikan orang asing juga sebagai peluang yang memungkinÂkan pengembang melakuÂkan penetrasi pasar baru. Peluang Investasi
Riset Lamudi menunjukÂkan, dalam berbagai jenis tipe properti, Jakarta masih memiliki harga rata-rata tertÂinggi. Populasi yang setiap taÂhunnya semakin bertumbuh dengan kemajuan ekonomi, sukses membuat Jakarta seÂmakin menarik. Namun, seÂmakin menyusutnya pasokan lahan, membuat harga rata-rata properti di Jakarta merÂoket hingga Rp 25 juta per meter persegi.
Karena itulah, hunian verÂtikal semakin meraih momenÂtum dengan bertumbuhnya populasi di kota ini. Di JakarÂta, harga rata-rata beli aparÂtemen berkisar di antara Rp 14,556 juta hingga Rp 31,250 juta per meter persegi. Jakarta Selatan masih mencatat harga rata-rata tertinggi untuk aparÂtemen karena lokasinya yang populer dan strategis.
Namun menyewa aparteÂmen di Jakarta Pusat akan membuat Anda mengeluarÂkan biaya yang lebih tinggi dibanding area lain di Jakarta. Harga rata-rata sewa aparteÂmen di Jakarta selama setaÂhun lalu adalah Rp 1 juta-Rp 2,2 juta per meter persegi.
Sementara rumah, masih menjadi jenis hunian yang paling banyak dipilih orang Indonesia. Harga rata-rata beli rumah di Jakarta adalah berkisar antara Rp 10,23 juta- Rp 22 juta per meter persegi. Angka ini merupakan tiga kali harga rata-rata di kota di Jawa lainnya seperti Malang, SemaÂrang dan Sleman.
Jika Anda berencana memÂulai bisnis di ibukota, Jakarta Barat dapat menjadi pilihan yang tepat dengan harga sewa per tahun rata-rata Rp 625.000 per meter persegi. Namun dengan persediaan melimpah, Bekasi juga menjaÂdi incaran karena harga rerata sewa propertinya terendah di Indonesia yakni Rp 11,2 juta per meter persegi.
Bagaimana kota-kota lainÂnya? Meski terjadi perlambatÂan, kota-kota besar lain muÂlai menunjukan harga yang kompetitif dengan Jakarta. Surabaya contohnya. Sebagai kota terbesar kedua, kota ini tampil sebagai salah satu tuÂjuan investor untuk pembanÂgunan properti.
Sedangkan Malang dan SeÂmarang telah menjadi alterÂnatif untuk membangun bisÂnis. Demikian halnya dengan Bandung dan Denpasar yang menunjukan harga kompetitif bagi ruang komersial seiring dengan semakin populernya sektor pariwisata di kota-kota ini.
Oleh : Apriyadi Hidayat
[email protected] (KPS)
