20150115UANGJAKARTA, TODAY — Di tengah keyakinan sejumlah analis tentang akan segera menguatnya nilai tu­kar rupiah, Kamis (3/9/2015) sore dollar Ameri­ka Serikat (USD) justru tembus Rp 14.200.

Seperti dikutip dari Reuters, Kamis (3/8/2015), USD pagi tadi dibuka stagnan di posisi Rp 14.125 sama seperti posisi pada penu­tupan perdagangan Rabu (2/9/2015).

USD masih dalam tren menguat, setelah stagnan langsung menguat sampai ke posisi ter­tingginya hari Kamis di Rp 14.201. USD bertahan di posisi tersebut sampai sore ini.

Sepanjang tahun 2015 ini ru­piah sudah jatuh hingga 12%. Menguatnya USD terutama gara-gara kabar The Federal Reserve (The Fed) menaikkan tingkat suku bunga acuan.

Selain itu gejolak yang ter­jadi di pasar saham China dan pelamahan yuan yang disengaja bank sentral China turut membuat USD makin perkasa.

BACA JUGA :  Timnas Indonesia Akui Keunggulan Qatar di Piala Asia U-23 2024

Rupiah Bisa Menguat

Nilai tukar rupiah hingga saat ini masih berada di bawah tekanan terhadap USD, seperti mata uang lainnya. Tapi, rupi­ah bisa menguat bila sejumlah hal dilakukan oleh pemerintah Indonesia.

DBS, bank terbesar ASEAN yang berdomisili di Singapura mengatakan, syarat pengua­tan rupiah adalah penguatan pertumbuhan ekonomi Indo­nesia. Ini bisa dilakukan oleh pemerintah Indonesia, apabila belanja anggaran digenjot.

“Satu hal yang bisa di­perjelas. Kepercayaan terhadap rupiah akan naik signifikan, bila momentum pertumbuhan ekonomi digenjot. Akselerasi belanja anggaran pemerintah bisa menjadi cara untuk men­dorong momentum pertum­buhan ekonomi menghadapi 2016,” demikian riset DBS yang dikutip kemarin.

Dalam risetnya, DBS men­gatakan, Bank Indonesia (BI) dalam beberapa pekan terakh­ir cukup aktif untuk menjaga volatilitas atau pergerakan ru­piah. Rupiah sekarang berada di bawah nilai wajar (under­value), dan BI mengindikasi­kan akan terus berada di pasar untuk menjaga kepercayaan terhadap rupiah.

BACA JUGA :  Menu Tanggal Tua dengan Tumis Buncis dan Tempe yang Nikmat Dimakan Bareng Keluarga

Data cadangan devisa di akhir Agustus 2015 menjadi menarik untuk ditunggu, kare­na ini bisa menjadi petunjuk apakah BI akan tetap berada di pasar menjaga rupiah dalam beberapa waktu ke depan.

BI, menurut DBS, sangat nyaman dengan jumlah cadan­gan devisa saat ini. Jumlah cadangan devisa tersebut lebih baik dari yang ada di perten­gahan 2013 lalu. Selain itu, BI juga memiliki bantalan likuidi­tas dolar lewat bilateral swap agreement dengan sejumlah negara.

Kebijakan BI membatasi pembelian USD tanpa under­lying transaction, dari USD 100.000 menjadi USD 25.000 juga diapresiasi oleh DBS. Ke­bijakan ini bisa menekan aksi spekulasi, agar warga tidak berbondong membeli dolar di saat-saat ini.

(Alfian M|net)

============================================================
============================================================
============================================================