Foto : Net
Foto : Net

JAKARTA, TODAY — Bank Indonesia (BI) men­catat temuan rupiah palsu sampai Oktober 2015 sebanyak 273.223 lembar. Jumlah temuan tersebut naik 225% dibanding tahun 2014 yang 122.091 lembar. Mayoritas rupiah palsu ber­bentuk pecahan Rp 100.000.

“Jumlah temuan uang palsu tahun lalu se­banyak 121 ribu lembar, sedan­gkan tahun ini naik mencapai 273.000 lembar. Ini disebabkan karena pelaporan ma­syarakat semakin baik,” kata Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang BI, Suhaedi dalam konferensi pers di Kan­tor Pusat Bank Indonesia, Jakarta, Senin (23/11/2015).

Pada tahun 2015, temuan uang palsu pecahan Rp 100.000 mencapai 202.376 lembar. Temuan ini, meningkat jauh dari temuan di 2014 sebanyak 68.021 lem­bar untuk pecahan Rp 100.000. Sebaran uang palsu, paling besar berada di Jawa Timur. Di Jawa Timur temuan uang palsu periode Januari-Oktober 2015 mencapai 148.904 lembar. “Jatim tinggi karena ka­sus yang baru-baru ini terungkap di Jem­ber, pelaku sudah divonis 14 tahun dan 8 tahun,” tambahnya.

BACA JUGA :  Manfaat Jus Jambu untuk Kesehatan, Bisa Turunkan BB Juga? Simak Ini

Dibanding negara maju lainnya, temuan uang palsu di RI masih tergolong rendah. Amerika Serikat (AS) menduduki peringkat pertama untuk temuan uang palsu. “Di AS, rasio uang palsu di atas 250 lembar per satu juta lembar uang yang diedarkan. Sedangkan di Indonesia, rasio uang palsu sampai dengan Oktober 2015 sebesar 18 lembar per 1 juta lembar uang yang diedarkan,” jelasnya.

Meski demikian, peredaran uang palsu di Indonesia lebih tinggi dibanding Malaysia. Di Malaysia, rasio uang palsu sebesar 13 lembar untuk setiap 1 juta lembar uang yang diedarkan. Melihat meningkatnya peredaran rupiah palsu, Suhaedi kembali memperkenalkan teknik sederhana mengenali rupiah palsu, yakni 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang). Teknik 3D dinilai masih ampuh mengenali uang palsu. “Dengan 3D (Dilihat, Diraba, Dit­erawang) sebetulnya cukup mendeteksi uang palsu. Kalau masih ragu, bisa gu­nakan alat sederhana seperti UV yang biasa digunakan di kasir,” imbuh Suhaedi.

BACA JUGA :  Bejat, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang hingga Hamil dan Melahirkan

Baku Mutu Ditingkatkan

Untuk mempersempit aktvitas pe­malsuan rupiah, BI memiliki 4 jurus. Pertama, BI akan meningkatkan feature pengamanan secara periodik melalui penyempurnaan desain. Kedua, BI akan melakukan peningkatan kualitas bahan baku uang dengan teknologi yang ada, dari waktu ke waktu.

“Ketiga, terus melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat ten­tang keaslian uang rupiah. Kampanye yang sangat terkenal yaitu 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang),” Suhaedi.

Keempat, BI menjalin kerjasama den­gan aparat penegak hukum dan lembaga pemerintahan lainnya untuk pencegahan dan penindakan terhadap pemalsuan rupiah. “Dari waktu ke waktu kerjasama semakin baik dan intensif kita lakukan untuk mengusut uang yang diduga palsu. Baik di tingkat pengaduan, penyelidikan hingga dijatuhi hukuman,” sebutnya.

(Yuska Apitya Aji)

============================================================
============================================================
============================================================