JAKARTA, TODAY — Pelambatan ekonomi China kian mengguncang dunia. Maklum, Negeri Tirai Bambu ini merupakan negara dengan perekonomian terbesar kedua di duÂnia. Apa yang terjadi dengan ekonomi China akan jadi masalah untuk dunia.
Ada kekhawatiran, perlamÂbatan ekonomi China meluas ke sejumlah negara dan banyak perusahaan di dunia. Seperti diÂlansir CNN, Jumat (28/8/2015), perlambatan ekonomi China akan menular ke perekonomian negara Amerika Latin. Perusahaan-peruÂsahaan di Eropa menghadapi anÂcaman penurunan penjualan. BahÂkan beberapa negara berkembang di Asia tertekan mata uangnya.
Tak hanya itu, perusahaan-peÂrusahaan di Amerika Serikat (AS) juga terkena dampaknya. China merupakan pasar besar untuk seÂjumlah negara di dunia. Contoh saja Chili, yang ekonominya cukup kuat beberapa tahun terakhir, namun saat ini ekspornya turun hampir 25% karena perlambatan ekonomi China.
Selain Chili, Brasil, Indonesia, dan Jepang juga memiliki hubunÂgan dagang yang erat dengan ChiÂna. Jadi negara-negara ini pasti ekÂspornya terpengaruh perlambatan ekonomi China.
Berkurangnya jumlah pemÂbelian barang atau komoditas, membuat harga komoditas juga turun. Chili tahun ini mempreÂdiksi ekonominya hanya rumbuh 1,8%. Sementara sejak 2010-2013, ekonomi China tumbuh rata-rata 4%.
Tak hanya negara, perusaÂhaan-perusahaan seperti Ford, BMW, dan Volkswagen juga akan menurun penjualannya karena terpukul perlambatan China. Barang-barang bermerek seperti Prada, dan Coach juga akan menÂgalami hal yang sama.
Kemudian, perusahaan baja asal Australia, Bluescope Steel juga menyatakan satu pabriknya kana tutup karena penurunan perÂmintaan dari China, dan rendahnÂya harga komoditas. Ini bisa memÂbuat 5.000 karyawan kehilangan pekerjaannya.
Apple dan Microsoft, sebagai perusahaan teknologi besar juga akan terpukul penjualannya. PenÂjualan Apple di China menurun sepanjang tahun ini, demikian juga dengan Microsoft.
Karena itu, saat China denÂgan sengaja mendevaluasi atau melemahkan mata uang yuan, sektor keuangan dunia langsung guncang. Para investor mengambil langkah aman menarik uangnya di pasar keuangan. Ini membuat bursa saham dunia berjatuhan.
Namun saat ini sudah mulai normal, terutama pasca pemanÂgkasan suku bunga acuan yang diÂlakukan oleh bank sentral di China, untuk mendorong perekonomianÂnya.
(Alfian M|detik)