Oleh : Yuska Apitya
[email protected]
BANK Indonesia (BI) memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami sedikit penurunan pada triwulan III dan IV-2016. Hal ini dipicu adanya kebijakan pemangkasan anggaran belanja pemerintah di semester II-2016 ini.
Bank Indonesia memperkiÂrakan pertumbuhan ekonoÂmi akan sedikit menurun di kisaran 5%. Dibandingkan dengan posisi triwulan II-2016 yang sebesar 5,18%,†kata Gubernur BI Agus Martowardojo di Gedung BI, Jakarta, Jumat (19/82016).
Proyeksi pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah ini dipicu kebiÂjakan pemangkasan belanja selama sisa periode anggaran di tahun 2016 ini sejalan dengan adanya asumsi penerimaan pajak yang lebih renÂdah dari target.
“Kita perkirakan kinerja keuanÂgan Indonesia yang di semester pertama terbantu pengeluaran dan investasi pemerintah, sedangkan di semester kedua akan ada pemangÂkasan belanja lagi ditandai dengan adanya penghematan belanja negaÂra. Kita perkirakan pengurangan beÂlanja pemerintah akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga dan keempat yang seÂdikit lebih rendah,†jelas dia.
Sebagai informasi, pemerintah memangkas anggaran di APBN-P 2016 sebesar Rp 133,8 triliun. RinciÂannya, anggaran belanja kementÂerian dan lembaga dipangkas Rp 65 triliun dan transfer ke daerah sebeÂsar Rp 68,8 triliun.
Pemangkasan anggaran ini terÂpaksa dilakukan karena target penerÂimaan pajak sebesar Rp 1.546 triliun tahun ini bakal meleset, dan diperkiÂrakan berkurang Rp 219 triliun.
Sementara itu, selain penurunan proyeksi pertumbuhan di triwulan III dan IV 2016, BI juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi InÂdonesia sepanjang tahun 2016.
“Proyeksi pertumbuhan ekonoÂmi Indonesia, kami melihat ada di kisaran 4,9-5,3%. Sebelumnya, kami memperkirakan 5-5,4%,†pungkas dia.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo ( Jokowi) telah menetapkan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2017. Dalam rancangannya, target pertumbuhan ekonomi dipatok pada posisi 5,3% sepanjang tahun 2017.
Soal ini, Gubernur Bank IndoÂnesia (BI) Agus Martowardojo menÂgatakan, target tersebut sangat realÂistis untuk dicapai dengan kondisi ekonomi yang Indonesia yang terus membaik seperti saat ini.
“Itu 5,3% di tahun 2017 cukup sejalan dan cukup konservatif (bisa dicapai) karena Bank Indonesia sendiri memperkirakan pertumbuÂhan ekonomi 5,2% sampai 5,6%,†kata Agus.
Agus mengatakan, sebenarnya peluang Indonesia untuk mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi maÂsih sangat terbuka lebar. Apa lagi isu-isu global terkait kondisi ekoÂnomi dunia bisa dikatakan mengunÂtungkan Indonesia.