2581515971523---11_05_2010LESUNYA perekonomian global saat ini membuat bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed berencana untuk menaikkan suku bunga acuannya (Fed Fund Rate/ FRR) secara bertahap pada tahun ini. Adanya rencana perihal kenai­kan suku bunga acuan The Fed ini akan berdampak pada lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD).

Oleh : Winda Herviana
[email protected]

Komisaris Independen Permata Bank, Tony Prasetiantono membe­berkan, bahwa kedepan­nya sang Ketua Dewan Gubernur Federal Reserve, Janet Yellen, merencanakan pada tahun ini suku bunga Amerika akan naik. Dengan demikian, Tony merasa hal tersebut akan membuat ban­yak pihak ketakutan, karena jika suku bunga Amerika naik, ini akan berdampak pada lemahnya rupiah.

“Janet Yellen merencanakan tahun ini suku bunga Amerika akan naik 4 kali. Jika suku bun­ga Amerika naik, pasti rupiah melemah,” jelasnya pada acara Wealth Wisdom di Hotel Ritz Carl­ton Pacific Place, Jakarta Pusat, Rabu (11/5/2016).

BACA JUGA :  Takjil untuk Buka Bersama dengan Sop Buah Mangga Leci yang Segar dan Enak

Dengan adanya rencana ke­naikan suku bunga AS secara ber­tahap, diperkirakan nanti suku bunga acuan AS dapat mencapai 1,5 persen. Saat ini, suku bunga acuan The Fed 0,5 persen yang telah mengalami kenaikan dari 0,25 persen pada Desember 2015 lalu.

“Amerika Serikat akhirnya menaikkan bunga di Desember 2015 dari 0,25 persen ke 0,5 pers­en. Kalau naik lagi mestinya 1,5 persen,” ujar Tony.

Dirinya menyebutkan, suku bunga ideal di AS saat ini adalah sebesar 2 persen. Dengan be­saran tersebut, maka The Fed berencana menaikkan suku bun­ganya secara bertahap.

BACA JUGA :  Pj. Bupati Bogor Tinjau Langsung Lokasi Longsor dan Serahkan Bantuan Kepada Korban Terdampak Bencana

“Suku bunga yang dianggap ideal adalah zaman Alan Greens­pan (Gubernur The Fed terda­hulu) sebesar 2 persen. Sekarang 0,5 persen masih ada room 1,5 persen. Maka itu dia buat state­ment suku bunga akan naik 4 kali di 2016,” terang Tony.

Selain itu, AS juga berharap agar besaran inflasi dapat bert­ambah hingga 2 persen. Pening­katan inflasi diharapkan AS kare­na menurut mereka inflasi yang rendah mencerminkan lesunya konsumsi masyarakat.

“Inflasi di Amerika hanya 1,2 persen, mereka nggak suka in­flasi rendah karena menunjuk­kan antusiasme belanja rendah. Mereka berharap inflasi naik jadi 2 persen.

Ini belum tercapai oleh Amerika. Amerika terpaksa tidak melanjutkan dulu kenaikan suku bunga terjadi pada 5 bulan per­tama 2016,” papar Tony. (net)

============================================================
============================================================
============================================================