B1---24-062016-bisnisOleh : Yuska Apitya
[email protected]

KONDISI situasional perekonomian Indonesia selama Ramadan tercatat lesu. Transaksi saham dan rupiah juga tercatat menurun. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, rata-rata nilai transaksi perdagangan saham harian pada pekan kedua Ramadan tahun ini turun 13,06 persen menjadi Rp4,99 triliun, dari Rp5,74 triliun di minggu lalu.

Kepala Komunikasi BEI, Dwi Shara Soekarno mengatakan, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang periode 13-17 Juni 2016 mengalami pelema­han 0,27 persen ke posisi 4.835,14 poin, dibandingkan penutupan pada pekan sebelumnya di level 4.848,06 poin. “Meski demikian, rata-rata volume transaksi harian mengalami kenaikan 9,14 persen, sedangkan rata-rata frekuensi har­ian mengalami perubahan 12,24 persen,” ujarnya dalam keterangan resmi, kemarin.

Kendati demikian, ia menjelas­kan, aliran dana investor asing di pasar modal Indonesia di sepanjang tahun ini masih mencatatkan beli bersih dengan nilai Rp6,65 triliun. “Hal ini menunjukkan, meski pemu­lihan ekonomi global berlangsung lambat dan tidak merata, sementara di sisi lain risiko ketidakpastian di pasar keuangan global sedikit mere­da, pasar modal Indonesia masih menjadi pilihan bagi investor asing sebagai tempat yang tepat untuk berinvestasi,” katanya.

BEI mencatat, nilai beli bersih yang dicatatkan investor asing di pasar modal Indonesia di tahun ini memang melebihi capaian di akhir semester I tahun lalu yang baru mencapai Rp3,74 triliun. “Penca­paian positif nilai beli bersih inves­tor asing jelang akhir semester I di tahun ini, hanya kalah dengan nilai beli bersih di akhir semester I 2014 yang tercatat beli bersih Rp44,12 triliun,” ungkapnya.

BACA JUGA :  Menu Tanggal Tua dengan Tumis Buncis dan Tempe yang Nikmat Dimakan Bareng Keluarga

Sementara, pada akhir semester I di tahun 2013, aliran dana inves­tor asing malah tercatat jual bersih Rp999,97 miliar, dan di periode enam bulan 2012 tercatat beli bersih dengan nilai hanya Rp1,82 triliun.

“Sebagai catatan tambahan, di sepanjang pekan ini saja, investor asing masih mencatatkan beli bersih di pasar modal Indonesia dengan ni­lai Rp152 miliar,” kata Dwi Shara.

Ia menjelaskan, minat inves­tor asing untuk terus menanamkan dananya di pasar modal Indonesia didukung dengan stabilitas mak­roekonomi terus berlanjut. Hal itu, lanjutnya, tercermin dari inflasi yang rendah, defisit transaksi ber­jalan yang terkendali, nilai tukar yang relatif stabil, serta kembali diturunkannya tingkat suku bunga dasar perbankan (Bank Indonesia Rate) 25 basis poin menjadi 6,50 persen.

“Alhasil kapitalisasi pasar BEI di sepanjang pekan ini berhasil menin­gkat menjadi Rp5,172.39 triliun dari Rp5,153.29 triliun di akhir pekan se­belumnya,” tuturnya.

BACA JUGA :  Cara Membuat Sayur Ketupat Betawi Pepaya Muda Anti Gagal

Sementara itu, Bank Indone­sia (BI) memperkirakan inflasi Juni 2016 atau sepanjang Ramadan akan berada di level 0,56 persen. An­gka ini meningkat tipis dari realisasi periode yang sama tahun lalu, 0,54 persen.

“Di minggu ke-3, hasil survei BI memperkirakan inflasi Juni ini ada di kisaran 0,56 persen. Tentu kami nanti masih akan lihat karena kan masih ada sepuluh hari lagi menjelang lebaran,” tutur Guber­nur BI Agus D.W. Martowardojo, Ju­mat (24/6/2016).

Sebelumnya, pada minggu ke-2 lalu, BI memproyeksikan tingkat inflasi bulan Juni ada di level 0,61 persen. Agus mengungkapkan, pe­micu inflasi yang perlu diwaspadai masih berasal dari bahan pangan (volatile food) terutama daging ayam dan telur ayam.

Kementerian Perdagangan men­catat, rata-rata harga daging ayam nasional ada di level Rp31.980 per kilogram (kg) dan telur ayam ada di level Rp23.810 per kg. “Tetapi ada tiga (harga bahan pangan) yang juga perlu diperhatikan, yaitu harga beras, gula, dan harga cabai,” ujar mantan Menteri Keuangan ini.

============================================================
============================================================
============================================================