SEJARAH merupakan mata pelajaran apriori oleh sebagian siswa, asumsi bahwa ‘cerita’ atas peristiwa dan kejadian masa dahulu yang sudah berlalu, tidak banyak membemberikan kontribusi yang berarti bagi kehidupan masa depan siswa.
Oleh: AHMAD ANSHORI
Guru MAN 1 Kota Bogor
Sangat disayangkan, paÂdahal mata pelajaran sejarah sangat berkaitan dengan pengembangan serta pembinaan sikap kebangsaan, semangat nasionÂalisme, cinta tanah air, berjiwa demokratis, dan patriotisme. Dalam pelajaran sejarah terdapat nilai-nilai yang sangat khas dan membedakannya dengan mata pelajaran lain.
Menurut Kochhar (2008 :64), nilai-nilai yang terkandung dalam mata pelajaran sejarah dapat dikelompokkan menjadi nilai keilÂmuan, nilai informatif, nilai etis, nilai budaya, nilai politik, nilai nasionalisme, nilai internasional, dan nilai kerja.
Dengan mempelajari sejarah, peserta didik dapat memahami berbagai peristiwa di tingkat loÂkal, regional, nasional maupun internasional.
Disamping itu, dijadikannya sejarah sebagai mata pelajaran di sekolah pada dasarnya bertujuan agar siswa menyadari adanya keragaman pengalaman hidup pada masing-masing masyarakat dan adanya cara pandang yang berbeda terhadap masa lampau untuk memahami masa kini dan membangun pengetahuan serta pemahaman untuk menghadapi masa yang akan datang.
Sejarah memiliki berberapa manfaat bagi kehidupan manuÂsia pada masa sekarang. Wasino (2007 :10-14) menyebutkan bahwa paling tidak ada beberapa guna sejarah bagi manusia yang memÂpelajarinya, yakni edukatif (penÂdidikan), instruktif (memberikan pengajaran), inspiratif (memberi ilham), serta rekreatif (memberiÂkan kesenangan).
Kaitannya dengan pendidikan, sejarah memiliki fungsi edukatif atau pendidikan karena dengan memahami sejarah berarti telah diambil satu manfaat atau hikmah dari terjadinya suatu peristiwa seÂjarah.
Sejarah adalah guru kehiduÂpan (historia vitae magistra) yang bermakna bahwa sejarah ini meÂmiliki fungsi pendidikan, yang mengajarkan bagaimana manusia seharusnya itu bertindak dengan melihat peristiwa yang telah terÂjadi untuk kemudian diambil hikÂmahnya.
Pembelajaran sejarah berfungÂsi untuk menyadarkan siswa akan adanya proses perubahan dan perkembangan masyarakat dalam dimensi waktu dan untuk memÂbangun perspektif serta kesadaÂran sejarah dalam menemukan, memahami, dan menjelaskan jati diri bangsa di masa lalu, masa kini, dan masa depan di tengah-tengah perubahan dunia (DepdikÂnas, 2003 : 6).
Melalui pembelajaran sejarah siswa mampu mengembangkan kompetensi untuk berpikir secara kronologis dan memiliki pengetaÂhuan tentang masa lampau yang dapat digunakan untuk memaÂhami dan menjelaskan proses perkembangan dan perubahan masyarakat serta keragaman sosÂial budaya dalam rangka menemuÂkan dan menumbuhkan jati diri bangsa di tengah-tengah kehiduÂpan masyarakat dunia.
Pengajaran sejarah juga bertuÂjuan agar siswa menyadari adanya keragaman pengalaman hidup pada masing-masing masyarakat dan adanya cara pandang yang berbeda terhadap masa lampau untuk memahami masa kini dan membangun pengetahuan serta pemahaman untuk menghadapi masa yang akan datang. (*)
Â