BARCELONA, Today – Menjamu Levante, BarceÂlona termotivasi meneruskan tren positif mereka di Liga Spanyol yang selalu mendapatkan poin penuh. Tentu, kemenangan akan menjadi poin berharga mengingat rival-rival lainnya pun menÂgantongi kemenangan di hari sebelumnya.
Luis Enrique, bagaimanapun, sangat mengeÂtahui kapasitas skuatnya. Ia juga menyadari jadÂwal tengah pekan nanti yang akan bertandang ke Balaidos, kandang Celta Vigo, perlu diantisipasi secukupnya. Maka ia mulai mengistirahatkan beÂberapa pemain pilarnya.
Marc Bartra dan Javier Mascherano menjadi yang sudah pulih dan Adriano Correia di sisi kanan dan kiri. Sedangkan di lini tengah, Ivan Rakitic berpasangan dengan Serduet bek tengah diapit Dani Alves gio Busquets menjaga kedalaman. Namun yang lebih mengejutkan, Luis Enrique memasang Lionel Messi sebagai pemain tengah yang nantinya akan bergerak di belakang penyerang muda merÂeka, Sandro Ramirez. Sedangkan sisi kanan dan kiri ditempati MuÂnir El Haddadi dan Neymar.Â
Dari tim lawan, sang pelatih Levante, Lucas Alcaraz memaÂsang lima bek sekaligus untuk meminimalisir gol yang akan terjadi ke gawang mereka. Sang pelatih tahu bermain terbuka di Camp Nou akan membawa kesÂebelasannya berjumpa dengan malapetaka.
Sedangkan tiga gelandangnya dipasang sejajar dan lebih menÂgandalkan dua penyerang mereÂka, Nabil Ghilas dan Roger Marti, untuk menyelesaikan peluang. Strategi 5-3-2 a la Alcaraz ini setiÂdaknya berjalan dengan sempurÂna sampai babak pertama yang berakhir dengan skor 0-0.
Sedangkan 45 menit setelahnÂya, pertahanan Levante mulai hilang fokus dan harus rela diÂberondong empat gol lewat Marc Bartra, Neymar, dan sang superÂstar Lionel Messi yang mengemas dua gol. Gol balasan Levante hanÂya dicetak Victor Casadesus yang masuk sebagai penyerang pengÂganti di babak kedua.
Sebetulnya jarang sekali BarÂcelona menerapkan formasi 4-2-3-1 sedari awal pertandingan denÂgan menggunakan double pivot. Kecuali di tengah pertandingan atau menjelang pertandingan usai, Luis Enrique hampir tidak pernah menggunakan formasi ini sejak menit pertama.
Di atas kertas, empat peÂnyerang yang diturunkan Luis Enrique sedari awal sebetulnya mengakomodir Lionel Messi. Tiga penyerang sisanya, yaitu Sandro, Munir dan Neymar bergerak di posisinya masing-masing. Sergio dan Rakitic juga terlihat bermain berdampingan sebagai poros ganda.
Messi yang bergerak di antara barikade pemain tengah dan peÂmain belakang Levante berusaha merusak kompaksi bertahan laÂwan dengan melakukan dribÂbling-dribbling membahayakan yang menurut statistik mencapai hingga delapan kali. Seperti biÂasa, jumlah dribble Messi tersebut lebih banyak dari yang dilakukan seluruh skuat Levante yang hanya mencatatkan tujuh kali saja.
Rekan-rekan Messi pun menÂgakomodir kemampuan sang kapten malam itu dengan menÂgalirkan bola-bola yang nyaman baginya. Messi juga memperlihatÂkan daya jelajah yang tinggi. Ia sering menjemput bola langsung dari para pemain bertahan untuk menginisiasi serangan dari lini tengah.
Dampaknya tidak main-main. Messi mengkreasi gol pertama Barca yang mereka tunggu sedari babak pertama lewat umpan-umÂpan diagonal yang tajam. Marc Bartra yang melakukan overlap dari lini pertahanan sendiri mamÂpu mengonversi umpan Messi tersebut menjadi gol.
Kerjasama Messi dan Bartra tidak terhenti sampai di situ saja. Gol kedua Messi juga hasil pergerÂakan apik Bratra yang menerobos lini tengah Levante kemudian mengirimkan operan kepada Messi. Meski Messi mampu cetak satu assist dan dua gol kali ini, namun menurut kami, pemain terbaik malam itu adalah Marc Bartra.
Kolaborasi Marc Bartra dan Lionel Messi ini menghasilkan tiga gol kemenangan untuk BarceÂlona. Uniknya kolaborasi ciamik ini bukan antara pemain depan melainkan pemain bertahan (Bartra) dengan pemain depan yang berposisi sebagai playmaker (Messi) malam itu.
Penampilan Bartra tersebut sudah sepatutnya mendapat puÂjian karena ia bukanlah pilihan utama Luis Enrique untuk menÂgawal lini pertahanan Barcelona. Bartra lebih sering mendekam di bangku cadangan ketimbang berÂmain di lapangan.
Meski begitu, penampilan Marc Batra begitu prima dan berperan banyak dalam fase berÂtahan dan menyerang. Sapuan (clearance) suksesnya di kotak penalti juga mencapai angaka empat yang sukses dan tak jarang melakukan tekel serta intersep di area Levante. Ini menandaÂkan Barcelona menaikkan garis pertahanan mereka begitu tinggi dan memaksa dua pemain berÂtahan mereka juga untuk naik dan menghalau serangan Levante sedini mungkin.
Pergerakan Bartra sebelum mencetak gol dan memberi asÂsist juga patut dicermati karena saat mencetak gol itu ia bergerak di belakang pemain bertahan LeÂvante. Kemunculannya yang tak terduga itulah yang membuatnya tak terkawal oleh siapapun. Para pemain Levante kala itu hanya fokus kepada Sandro Ramirez yang bersiap untuk duel udara untuk menyambut umpan diagoÂnal Messi.
Sebelum memberikan assist untuk Messi, Bartra juga terlihat menerobos sisi kanan dengan berupaya mengintersep pergerÂakan gelandang kiri Levante. Dari situlah ia kemudian memberikan umpan yang menerobos dua garis pertahanan Levante. LioÂnel Messi sendiri bergerak dari tengah mendekati bola untuk mengalihkan perhatian lawan seÂbelum akhirnya melakukan cutÂting inside ke kotak penalti. Gol yang sebetulnya sudah menjadi trademark seorang Lionel Messi.
(Adil | net)