gold-bar-2Boleh jadi saat ini merupakan masa ber­sinarnya perusahaan tambang emas. Di saat komoditas lain hancur lebur, harga logam mulia ini justru naik menggebrak pasar.

Oleh : Alfian Mujani
[email protected]

Harga emas batangan milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam), misalnya, naik Rp 9.000 pergram dalam 3 hari berturut-turut. Lonjakan harga emas di­pengaruhi oleh harga emas dunia dan pergerakan dolar Amerika Serikat (USD).

Akibat kenaikan Rp 9.000, harga emas pergram kini menjadi Rp 553.000. Tiga hari lalu, yakni Senin (25/1/2016), harga emas Antam masih berada di posisi Rp 544.000 pergram.

Sementara, harga buyback oleh emiten berkode ANTM itu juga naik Rp 10.000 menjadi Rp 497.000 pergram, dibandingkan posisi 3 hari yang lalu di Rp 487.000 pergram. “Untuk transaksi pembelian emas batangan datang langsung ke PT Antam Tbk UBPP Logam Mu­lia setiap harinya kami batasi hingga maksimal 150 nomor antrean saja,” demikian keterangan resmi Antam dalam situsnya. “Tren awal tahun memang selalu seperti ini, ada risk aversion di pelaku pasar,” tutur Wahyu Tri Wibowo, Analis Central Capital Fu­tures. Saat ini pelaku pasar menan­ti outlook ekonomi global dan domestik sepanjang tahun 2016 mendatang.

Hal ini berlangsung bersamaan dengan harga emas spot dunia yang terhitung mengalami rebound. “Penurunan harga minyak mentah yang tajam dan spekulasi arah mone­ter bank sentral dunia menimbulkan membuat emas menjadi safe haven,” analisa Wahyu.

Naiknya daya tarik emas spot terlihat dari pergerakan hargan­ya. Mengutip Bloomberg, Kamis (28/1/2016) pukul 15.05 WIB harga emas kontrak pengiriman April 2016 di Commodity Exchange merangkak naik 0,17% ke level US$ 1.118,20 per ons troi. Harga ini pun sudah melambung 1,84% dalam se­pekan terakhir dan 3,94% sepan­jang Januari 2016.

Dilansir Reuters, harga emas du­nia masih tertekan menjauhi level tertinggi dalam 12 pekan pada sesi kemarin dipengaruhi keputusan The Fed dan ketidakpastian ekonomi Chi­na dan Eropa. Harga spot emas du­nia turun 0,5% di level USD1,119.69 per ons pada pukul 02.40 GMT. Emas AS untuk pengiriman Februari melemah 0,4% menjadi USD1,120 per ons.

BACA JUGA :  Menu Buka Puasa dengan Udang Saus Padang yang Lezat Bikin Menggugah Selera

Emas mencapai level tertinggi dalam dua bulan terakhir menjelang pertemuan perdana Federal Open Market Committee meeting (FOMC) tahun ini dan lonjakan impor lo­gam mulia China dari Hong Kong ke tingkat tertinggi dalam lebih dua tahun.

Impor emas Negeri Panda dari Hong Kong melonjak 67% pada De­sember akibat gejolak pasar saham dan antisipasi pelemahan mata uang yuan yang memicu pembelian aset yang aman.

Chief Analyst CMC Markets di Sydney Ric Spooner menuturkan peningkatan harga emas terutama ditopang dari naiknya pembelian, terutama dari Asia. Mengenai spe­kulasi suku bunga The Fed, di ber­pendapat belum akan ada kenaikan. “Saya tidak berpikira soal adanya kenaikan suku bunga karena melihat situasi pasar terkini,” ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg.

Bank Dunia dalam laporan komo­ditasnya melansir rerata proyeksi harga emas pada 2016 turun seki­tar 9,02% menjadi USD999 per troy ounce dari tahun sebelumnya sebe­sar USD1.098 pada 2015

Pada kuartal IV/2015, harga emas sudah turun 2% menjadi USD1.105 troy ounce karena melemahnya permintaan investasi. Platinum pun terpleset 8% karena didorong faktor berlebihnya pasokan dan kenaikan produksi di Afrika Selatan. Sedang­kan perak terkoreksi 1% seiring apr­esiasi USD.

Secara keseluruhan, har­ga logam mulia diproyeksikan menurun 8% pada 2015 akibat berkurangnya penyerapan. Harga perak jatuh paling dalam, yakni sebesar 11% karena lebih rentan terhadap sentimen negatif. Ada­pun platinum dan emas masing-masing jatuh 10% serta 7%.

BACA JUGA :  Menu Sahur dengan Sambal Goreng Tahu dan Krecek yang Pedas dan Gurih Bikin Nagih

“Sebagian besar didorong eks­pektasi kenaikan dolar dan penge­tatan kebijakan moneter AS seiring suprlusnya pasokan,” tulis laporan Commodity Markets Outlook Janu­ary 2016.

Kenaikan suku bunga AS bi­asanya memberikan implikasi negatif terhadap harga emas, karena investor memilih aset in­vestasi yang lebih baik. Laporan menyimpulkan, meskipun ber­bagai kegelisahan politik dan keuangan mendera pada awal ta­hun, logam mulia diprediksi tidak cukup menarik pasar.

Mengutip Antara, Kamis 28 Janu­ari, kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari turun USD4,4 atau 0,39 persen menjadi USD1.115,80 per ounce. Bahkan, lo­gam mulia tersebut sempat tertekan karena para investor meninggalkan sifat safe haven emas.

Meskipun terjadi kenaikan harga emas baru-baru ini karena ketidak­stabilan ekonomi global, para ana­lis mengatakan tren jangka panjang untuk emas masih bearish sebagai The Fed memulai kenaikan perta­manya untuk suku bunga pada De­sember.

Beberapa analis percaya bahwa The Fed dapat meningkatkan suku bunga utamanya di pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) berikutnya pada Maret.

Peningkatan suku bunga The Fed mendorong investor menjauh dari emas dan menuju aset-aset dengan imbal hasil, karena logam mulia tidak mengenakan suku bunga. Sampai pertemuan FOMC Desember belum ada peningka­tan suku bunga The Fed sejak Juni 2006, sebelum awal krisis keuan­gan Amerika.

Pasar tetap belum yakin kapan ke­naikan suku bunga berikutnya, dari tingkat 0,50 persen ke tingkat 0,75 persen akan terjadi. Pedagang ber­taruh bahwa, paling cepat, The Fed akan menaikkan suku bunga 0,50 persen ke 0,75 persen selama perte­muan FOMC Maret.

Sementara untuk harga perak pengiriman Maret turun 10,5 sen atau 0,72 persen menjadi ditutup pada USD14,459 per ounce. Plati­num untuk pengiriman April naik USD5,2 atau 0,59 persen menjadi ditutup pada USD882,10 per ounce.

(net)

============================================================
============================================================
============================================================