DELEGASI pelajar di Indonesia menciptakan prestasi gemilang dalam InternationalOlympiad Astronomy and Astrophsics (IOAA) di Magelang. Dua diantara 10 orang pelajar itu berasal dari Kota Bogor dan berhasil mencetak prestasi emas.
Oleh: RIFKY SETIADI
[email protected]
Indonesia tahun ini ditunjuk sebagai penyelengÂgara olimpiade astronomi dan astrofisika tingkat internasional atau International Olympiad AsÂtronomy and Astrophsics (IOAA). Acara yang telah memasuki tahun ke-9 tersebut diselenggarakan di Magelang, Jawa Tengah, pada 26 Juli-4 Agustus 2015, lalu.
Magelang dipilih sebagai lokasi acara juga buÂkan sebuah kebetulan. Indonesia sekaligus ingin mengenalkansecara luas keberadaan Candi BorobuÂdur dan Candi Prambanan sebagai peninggalan berÂsejarah yang dibangun dengan memerhatikan aspek astronomi. “Tampaknya yang mendesain mengerti betul posisi dan tata letak dua candi itu seperti apa dan itu mengikuti keilmuan astronomi. Itu menunÂjukkan peninggalan kita perlu diketahui negara-negaraluar,†ujar Hamid Muhammad, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah KementeÂrian Pendidikan dan Kebudayaan. Hamid memotivasi delegasiIndonesia di kompetisi bergengsi tersebut. Anggota delegasi yang bisa merebut medali emas, mendapatkan beasiswa hingga melanjutkan pendiÂdikan di perguruan tinggi hingga S-3. “Peraih perak akan mendapatkan beasiswa hingga S-2. Sementara peraih perunggu akan mendapatkan beasiswa S-1. Mereka boleh memilih perguruan tinggi di dalam ataupun di luar negeri,†katanya.
Delegasi Indonesia peserta IOAA terdiri dari sepuluh siswa. Mereka dibagi ke dalam dua tim, yaitu Main Team dan Guest Team. Masing-masing terdiri dari lima siswa. Main Team yaitu M Ahdillah Fadlila pelajar MAN Insan Cendekia Gorontalo, Brian YapuÂtra siswa SMA Sutomo 1 Medan, Naufal Alifyari peÂlajarSMAN 5 Bekasi, Gunawan Setiawan siswa SMA Petra 2 Surabaya, dan M Ali Syaifudin siswa SMA SeÂmesta BBS Semarang.
Sedangkan Guest Team yaitu Joandy Leonata Pratama pelajar SMA Sutomo 1 Medan, M Miftahul Fahmi siswa SMAN 3 Malang, Rafif Abdus Salam peÂlajar SMAN 1 Bogor, Hammam Raihan Mohammad siswa SMAN 3 Bogor, dan Hana Widiapsari Nuraini siswi SMAN 8 Jakarta. Sebelum berlaga, mereka menÂjalani masa karantina. Mereka dibimbing oleh para team leader, pengajar, tim tutor, dan tim mentor.
Dari 318 peserta yang berasal dari 41 negara ini, dua pelajar memperlihatkan prestasinya yang gemilang. Delegasi Indonesia sendiri berhasil meraih dua medaliemas, enam medali perak, satu medali perunggu serÂta satu honorable mention. Siswa asal SMA Negeri 3 Bogor, Hammam Raihan Mohammad, siswa kelas XII MIPA 7 berhasil meraih perak. Sedangkan Rafif Abdus Salam asal SMAN 1 Bogor berhasil meraih medali emas.
Siswa asal SMAN 3 Bogor, Hammam RaiÂhan Mohammad mengatakan, perjalanan mereka hingga sampai pada posisi timnas sangatlah panjang. Pada awalnya, mereka harus menghadapi seleksi tingkat sekolah. Para juara tingkat sekolah akan bertanding di Olimpiade Sains Kota/Kabupaten (OSK). Para juara OSK kemudian menuju ke OlimÂpiade Sains Propinsi (OSP). Para juara OSP akhirnyabertanding di Olimpiade Sains NaÂsional (OSN). Para anggota Timnas saat ini adalah hasil dari seleksi OSN 2014. Sementara siswa asal SMAN 1 Bogor, Rafif Abdus Salam saat ini tengah melakukan pendaftaran seÂbagai mahasiswa baru di jurusan Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan(Fak/ Sekolah). FTTM-ITB.
Drs. Acep Sukirman, Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Bogor mengungkapkan dukungan terhadap siswa cerdas dan berbakat memang harus dilakukan secara fleksibel. “Siswa semacam ini harus dibantu agar bisa mengaÂtur fokus belajar dengan baik. Meski jadwal persiapan mereka padat, kesehatan mereka juga harus diperhatikan. Termasuk memotiÂvasi secara mental,†tutur Acep, penuh keÂbanggaan.