IMG_20150615_145029Berawal sejak kuliah selalu memakai baju buatan Umi sendiri, Siti Zubaidah mulai tertarik menggeluti dunia fashion. Siti, panggilan akrabnya, lalu mendirikan Zum By Oktober 2011. Tak ada hubungan dengan latar belakang pendidikanya. Siti merupakan lulusan SMAN 1 B ogor, lalu melanjutkan ke program D3 Broadcast UI, dan S1 Ekstensi Fakultas Kesehatan Masayarakat UI.

Oleh : Hesti Amelia
[email protected]

Usaha ini berdiri karena ketidak senga­jaan Siti dulu. Baju yang dibikinkan ibunya, ternyata menarik perhatian teman-teman kuliahnya. ‘’Teman-teman di kampus suka dan meminta saya menjual baju-baju yang saya pakai,’’ kata Siti kepada Bogor Today.

Lalu teman-teman Siti mulai memesan blouse seperti yang Siti pakai. Semenjak itu, Siti yang baru lulus D3 Broadcast UI sedang mencari pe­kerjaan. Untuk mengisi waktu luang akhirnya dijadikanlah bisnis. Namanya sendiri terinspi­rasi dari teman Siti yang menyarankan mem­beri nama Zum saja namanya. ‘’Zum adalah kepenjangan nama Siti Zubaidah dan Umi. Jadi semenjak itu saya memulai usaha den­gan nama Zum Collection,’’ terangnya.

Seiringnya waktu, pada 2013 Zum Col­lection berganti nama menjadi Zum By Siti. Bergerak di bidang fashion home in­dustry, Khususnya, muslim fashion wear. Target pasarnya remaja, mahasiswa, ibu-ibu, baju butik, design. Pengerjaan by Zum bisa dibilang usaha ke­luarga dengan mengusung tema simple, chic and syar’i. Jadi buat anak muda yang berhijab dapat tetap tampil modis dan syar’i.

Perjuangan dalam membuka usaha Zum By Siti, Siti tidak bisa menjahit, hanya dia suka fashion buatan ibunya. Namun sejak lulus D3 Siti belajar ja­hit dari ibunya. Dari yang mesin jahitnya satu dan akhirnya bisa jahit karena memang Siti Ingin tahu. “Kebetulan memang umi dahulu seorang penjait butik. Jadi semenjak saya kecil hingga segede gini baju saya buatan ibu saya. Bisa dikatakan baju be­lian toko sangatlah sedikit,” ungkap Siti.

Zum By Siti juga menjual celana, baju atasan atau blouse, dress dan outwear. Range harga Rp. 150.000-Rp. 450.000 tergantung bahannya. “Sep­erti bahan shiffon, katun, cavalli, silky, satin, balo­telli, shantung,” lanjutnya.

Karena didesign sendiri dan jait sendiri, hasil dan modelnya berbeda di pasaran. Karena ba­han motif jarang berulang produksi sesuai ketersediaan bahan di toko bahaannya. Pemesananannya bisa secara cus­tomer request, jika mau ukuran yang berbeda dari yang dijual. Tinggal menyebutkan tinggi badan dan berat berapa dan biasa pakai ukuran berapa, sehingga bisa dikira-kira.

Menurut Siti, setiap usaha pasti ada kendala, terutama di­produksi karena hingga sekarang Siti mengusung konsep baju butik pengerjaannya pun dikerjakan berti­ga untuk design dan pengerjaan. “Yaitu saya, umi, dan tante. Dibantu juga oleh sepupu saya, waktu pengerjaan butuh waktu apa lagi yang pesanannya khusus,” ujarnya.

Penjualan online Zum By Siti menggunakan media sosial seperti twitter, facebook, insta­gram, mulut ke mulut, dan resseller. Zum By Siti juga jarang mengikuti bazar. Lebih sering menerima order online dan private. Namun pencapaian di tahun 2013 pernah mengikuti pagelaran busana di UI Fashion Week Kota Kasablanka Juni 2013. Dengan tema page­laran PIXMIX ZUM By Siti. “Target selanjut­nya bisa mengikuti pagelaran fashion show berikutnya,” jelasnya.

Dengan modal awal Rp. 1.000.000 untuk bahan, pengiriman benang, dan lain-lain. “Dapat meraup omset alham­dulillah selalu balik modal ataupun leb­ih tergantung seasonnya seperti Leba­ran, dan hari-hari raya. Pesanan lebih banyak Insya Allah di bulan Februari mengeluarkan model dan tema terba­ru,” pungkasnya.

============================================================
============================================================
============================================================