JAKARTA, TODAYÂ – Ketua Komite Ad-Hoc reformasi sepakbola Indonesia benÂtukan FIFA, Agum GumeÂlar menegaskan bahwa FIFA tidak memberikan rekomendasi kepada PSSI untuk menggelar KLB. Pernyataan Agum tersebut sekaligus memÂbantah statement Menteri Pemuda dan Olahraga (MenÂpora), Imam Nahrawi.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu menpora mendoÂrong PSSI untuk segera mengÂgelar KLB lantaran pihaknya mengklaim telah mendapatkan rekomendasi dari FIFA. RekoÂmendasi tersebut diberikan setelah Agum Gumelar bersama perwakilan pemerintah Erick ThoÂhir bertemu dengan Presiden FIFA Gianni Infantino di markas FIFA, Zurich, Swiss.
Namun, Agum membantah. Menurut pria 50 tahun itu jusÂtru pemerintah yang didesak untuk segera mencabut Surat Keputusan (SK) menpora nomor 01307 yang memuat keputusan tentang pembekuan PSSI.
“Pertemuan tersebut menghasilkan suatu keputusan bahwa FIFA membalas surat Mensesneg. Inti dari surat balasan itu adalah menjelaskan secara tegas bahÂwa yang menyebabkan FIFA memberiÂkan sanksi kepada PSSI karena adanya SK dari pemerintah, dalam hal ini Menpora yang membekukan PSSI,” ujar Agum kepada wartawan di kediamannya di Jakarta, Senin (2/5).
Dewan kehormatan PSSI itu mengungkapÂkan, dalam surat tersebut juga FIFA menyoroti adanya putusan Mahkamah Agung (MA) tangÂgal 7 Maret 2016. Keputusan MA tersebut meÂmutuskan untuk tidak mengakui menpora NoÂmor 01307 yang tidak valid.
“Berdasarkan pertimbangan itu, FIFA meÂminta kepada pemerintah untuk membuat konfirmasi tertulis bahwa keputusan MA terseÂbut benar-benar diangkat. Jadi jika pemerintah sudah mencabut SK pembekuan, barulah FIFA akan membahas soal pencabutan sanksi kepaÂda Indonesia,” tutur Agum.
“Jadi jangan diartikan bahwa FIFA merekoÂmendasikan KLB. Itu tidak ada,” tegasnya.
Sementara itu, FIFA telah mengirimkan suÂrat resmi kepada Pemerintah Indonesia melalui suratnya pada 26 April 2016. Dalam surat yang ditujukan kepada Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, itu, FIFA kembali menegaskan apa yang bisa membuat sanksi suspensi terhadap Indonesia dicabut.
Di awal paragraf surat yang ditandatanÂgani acting sekretaris jenderal FIFA, Markus Kattner, itu FIFA menjelaskan telah melakukan pertemuan dengan ketua Komite Ad-hoc ReforÂmasi PSSI, Agum Gumelar, dan ketua umum Komite Olimpiade Indonesia, Erick Thohir (perwakilan Pemerintah Indonesia), di markas FIFA, 26 April lalu.
Menurut FIFA, semua pihak yang hadir dalam pertemuan itu berkeinginan tulus agar dapat menyelesaikan suspensi PSSI, dalam waktu secepat mungkin. Dalam hal itu, FIFA mengingatkan suspensi yang mereka berikan terhadap PSSI, tak terlepas dari adanya surat keputusan (SK) bernomor 01307 yang dikeluarÂkan Menpora, Imam Nahrawi, pada April 2015.
FIFA menjelaskan, hal itu melanggar arÂtikel 13 dan 17 Statuta FIFA, yang menetapkan bahwa semua anggota asosiasi harus mengelola urusan mereka secara bebas dan tanpa gangÂguan dari pihak ketiga.
“Oleh karena itu, hanya dengan pencabuÂtan SK tersebut akan memungkinkan kami unÂtuk mengangkat suspensi PSSI,” tulis FIFA.
FIFA pun mengetahui, SK tersebut telah digugurkan oleh Mahkamah Agung Indonesia di tingkat kasasi. “Berdasarkan perkembanÂgan ini, kami dengan hormat akan meminta Pemerintah Indonesia untuk dapat membuat konfirmasi tertulis bahwa keputusan tersebut benar-benar telah dicabut dan tidak lagi diimÂplementasikan,” tegas FIFA.
Setelah menerima konfirmasi tersebut, FIFA baru akan merekomendasikan kepada badan FIFA yang berkaitan dengan persoalan ini untuk mempertimbangkan pencabutan susÂpensi terhadap PSSI.
Di samping itu, FIFA juga menyadari keÂmungkinan diinginkannya pemilihan pengurus baru PSSI melalui Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI. Namun, sekali lagi FIFA menegaskan KLB PSSI baru bisa digelar jika sesuai dengan StatuÂta PSSI maupun ketentuan AFC dan FIFA.
“Dalam hal ini, statuta PSSI memiliki tiga pilihan untuk dapat melakukan panggilan unÂtuk pemilihan awal, yang diatur dalam pasal 40 (6) (tidak adanya presiden baik permanen atau sementara), pasal 34 (7) (kekosongan mayoriÂtas posisi Executive Komite), dan dalam pasal 30 (2) (Kongres Luar Biasa atas permintaan dua per tiga dari delegasi (voters) PSSI). Dalam kaÂsus pemilihan diselenggarakan sesuai dengan artikel dari statuta PSSI tersebut,” jelasnya.
FIFA dan AFC juga akan membantu dalam membangun sebuah komite pemilihan indeÂpenden yang akan mengorganisir dan menÂgawasi proses pemilihan tersebut. FIFA pun berharap suspensi terhadap Indonesia bisa diÂcabut sebelum Kongres FIFA di Meksiko, 13 Mei nanti.
(Imam/net)