MANILA TODAY – Pemerintah Amerika Serikat kemarin mengu­mumkan telah dimulainya patroli mi­liter bersama Filipina di Laut China Selatan. AS akan mengerahkan 275 tentara dan lima pesawat perang ke negara sekutu di Asia Tenggara itu.

Pengerahan pasukan ini dilaku­kan di tengah ketegangan di wilayah sengketa Laut China Selatan dan me­ningkatnya aksi-aksi provokasi China. Menteri Pertahanan AS Ashton Cart­er menyampaikan pengerahan ratu­san pasukan tersebut dalam kunjun­gannya ke Manila, Filipina. “Di Laut China Selatan, aksi-aksi China secara khusus menimbulkan keresahan dan meningkatkan ketegangan regional,” ujar Carter usai pertemuan dengan Presiden Filipina Benigno Aquino, seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (14/4/2016).

Dikatakan Carter, patroli gabun­gan Angkatan Laut AS-Filipina terse­but telah dimulai bulan lalu. Menurut Carter, patroli ini dilakukan demi keamanan dan keselamatan perairan Laut China Selatan.

Carter juga melaporkan, di ten­gah berlangsungnya latihan perang gabungan AS-Filipina yang melibat­kan sekitar 5 ribu personel militer. Dari sekitar 5 ribu personel militer tersebut, sebanyak 275 personel di antaranya akan tetap berada di Fili­pina setelah latihan perang berakhir pada Jumat, 15 April besok.

Dikatakan Carter, sekitar 200 dari 275 tentara AS tersebut akan melatih pasukan Filipina hingga akhir bulan ini. Sedangkan sisanya akan ditempatkan pangkalan militer di Manila, dan akan dilakukan rotasi penempatan selama waktu yang ti­dak disebutkan.

Carter menambahkan, lima pe­sawat penyerang A-10C Thunderbolt dan empat pesawat lainnya juga akan tetap berada di Filipina hingga akhir bulan ini.

Dalam latihan perang AS-Filipina kemarin, militer AS menembakkan rudal-rudal di dekat Laut China Se­latan. Sistem rudal jarak jauh AS atau High Mobility Artillery Rocket System (HIMARS) menembakkan enam rudal ke target-target jauh dalam latihan per­ang itu. Sistem rudal ini merupakan persenjataan paling canggih yang digu­nakan dalam latihan perang tersebut.

Letjen John Toolan, komandan Korps Pasifik Marinir AS mengatakan, sistem rudal HIMARS memiliki jang­kauan sekitar 3 ribu kilometer. Arti­nya, sistem rudal tersebut bisa men­jangkau kapal-kapal yang berada jauh dari daratan Filipina.

Sistem rudal jarak jauh AS atau High Mobility Artillery Rocket Sys­tem (HIMARS) merupakan salah satu persenjataan canggih yang digunak­an dalam latihan perang tersebut. Sistem rudal tersebut menembak­kan enam rudal ke target-target jauh dalam latihan perang yang melibat­kan 5.500 tentara AS dan Filipina itu.

Seperti diberitakan kantor berita AFP, Kamis (14/4/2016), helikopter-helikopter penyerang Marine Cobra AS dan jet-jet tempur S211 Filipina juga dikerahkan dalam latihan tersebut.

Latihan perang gabungan AS-Filipina ini digelar di tengah ketegan­gan di Laut China Selatan, serta di tengah meningkatnya aksi-aksi pro­vokatif China terkait klaimnya atas sebagian wilayah Laut China Selatan. “Kebenaran dari masalah ini adalah kami merupakan sekutu dan sebagai sekutu, kami perlu bekerja sama,” ujar Letjen John Toolan, komandan Korps Pasifik Marinir AS kepada para wartawan.

Dikatakan Toolan, sistem rudal HIMARS memiliki jangkauan sekitar 300 kilometer. Artinya, sistem ru­dal tersebut bisa menjangkau kapal-kapal yang berada jauh dari daratan Filipina.

(Yuska Apitya/dtk)

============================================================
============================================================
============================================================

1 KOMENTAR