PERUSAHAAN kini tak mau lagi berspekulasi dan ambil resiko besar ketika membutuhkan karyawan. Kondisi ini sengaja diberlakukan untuk mendapatkan calon karyawan yang benar-benar memiliki kemampuan dan bakat yang mumpuni.
Oleh : RIFKY SETIADI
[email protected]
Perusahaan pastinya tak ingin sekedar menerima orang tanpa melihat latar belakang serta bakat yang dimiliki. Apalagi bila karakter yang dimiliki terkesan tidak mendukung potensi karirnya untuk berkembang. Diantara berbagai karaÂkter, mungkin saja ada orang pinter yang terlalu sombong dengan kemampuannya hingga tak ingin belajar lagi. Untuk menjamin agar proses rekrutmen tidak salah langkah, perusahaanmelakukan serangkaian seleksi untuk mencari bibit unggul. Salah satunya, analisa psikometri. “Analisa pikometri itu tuÂjuannya untuk mengukur apek-aspek kemamÂpuan mental atau kepribadian. Ini menjadi bagian integral dari proses seleksi dan rekrutÂmen di berbagai perusahaan,†ungkap Metta Paramita, Psi., CBA dari 3Cvirtual, Jakarta disela-sela pelaksanaan tes analisa psikometri yang digelar di Ruang Uji BOGOR TODAY pada Jumat (05/06/2015), lalu.
Tes analisa dalam rangkaian Talent ManageÂment Development Programme (TMDP) yang digelar BOGOR TODAY bersama 3C Virtual HuÂman Capital ini semakin memperlihatkan hasil yang tajam dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas. Dalam program ini, mahasiswa dan sarjana dibuka kesemÂpatannya untuk dijaringkan dalam sejumlah pekerjaan yang siap dan terbuka bagi peserta TMDP. Analisa psikometri ini merupakan baÂgian dari perjalanan calon peserta TMDP untuk menemukan gambaran profil seseorang dan potensinya di dunia kerja. “Profil inilah yang akan membuat perusahaan menjadi semakin yakin dalam menemukan calon-calon terbaik dan membuat keputusan untuk calon karyÂawan mereka. Analisa ini diÂlakukan denÂgan mengguÂnakan alat ukur yang sesuai dengan kebutuÂhan mereka,†tambah wanita kelahiran JaÂkarta, 12 AgusÂtus 1976 ini.
Hasil analisa psikometri TMDP akan kembali diberikan kepada peserta dan tentu harus diÂambil sendiri secara individu oleh peserta. “SeÂtiap calon TMDP yang sudah mengikuti analisa psikometri wajib mengambil sendiri hasilnya untuk mendapatkan gambaran diri dan potenÂsinya dengan lebih jelas melalui sesi konseling individu,†papar Metta.
Ada banyak aspek yang dapat bisa dinilai dari analisa psikometri, diantaranya inteliÂgensi, aptitude (bakat), kepribadian, attitude dan kompetensi, termasuk juga bagaimana seÂseorang bekerja dengan orang lain, bagaimana seseorang mengatasi tekanan kerja, dan apakah seseorang dapat memenuhi kriteria intelektual yang dibutuhkan oleh perusahaan atau tidak.
Hasil analisa psikometri menjadi informasi berharga bagi perusahaan untuk mengambil keputusan apakah seseorang tepat atau sesuai untuk bekerja di perusahaan tersebut.
Lebih jauh Metta menuturkan, psikometri berbeda dengan psikotes. Psikotes biasanya digunakan dan diadministrasikan oleh biro psikologi yang memberikan jasa asesmen untuk merekrut calon karyawan. Sementara pengguna analisa psikometri adalah perusaÂhaan-perusahaan yang telah mendesain dan mengembangkan alat tersebut sesuai kebuÂtuhan mereka. “Psikotes itu untuk mengaÂnalisa kepribadian seseorang. Jika pada biro psikologi, maka kepribadian yang dinilai adalah kepribadian secara umumnya, semenÂtara pada analisa psikometri yang dinilai apakah kepribadian seseorang tersebut sesuai dengan needs dan budaya perusahaan yang sedang melakukan proses rekrutmen calon karyawan, atau tidak,†tegasnya.
Proses uji psikometri menjadi penting dalam proses rekrutmen dan seleksi untuk mendapatÂkan orang yang tepat bagi suatu jabatan tertentu, sehingga orang tersebut mampu bekerja secara optimal dan dapat bertahan di perusahaan dalam jangka waktu yang cukup lama. Proses menjadi penting bagi perusahaan pencari kerja, kesalaÂhan dalam memilih orang yang tepat sangatbeÂsar dampaknya bagi perusahaan dan berdampak pada efisiensi, produktivitas, dan dapat merusak moral kerja pegawai di sekitarnya. So, mulailah cerdas menemukan pesonamu.