BOGOR, TODAYÂ – Dewan PerÂwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor meminta tambaÂhan kuota gas elpiji tiga kilogram kepada Hiswana Migas dan PerÂtamina.
Anggota Komisi II, A Tohawi menduga kelangkaan gas melon akibat stok yang terbatas untuk Kabupaten Bogor.
“Kan kalau langka, akhirnya para pengecer dengan seenaknya menaikkan harga. Makanya kami panggil Hiswana Migas dan PerÂtamina untuk menambah kuota gas melon,†ujar Tohawi, Senin (12/10/2015).
Dalam waktu dekat, dewan juga memanggil Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) unÂtuk membuat permohonan pada Pemerintah Provinsi (Pemprov) terkait penambahan stok gas.
“Dengan tandatangan bupati, ESDM nanti mengajukan permoÂhonan penambahan kuota. Dari provinsi nanti akan diusulkan ke kementrian untuk ditindak lanÂjuti,†lanjut Tohawi.
Politisi Golkar ini juga menguÂsulkan adanya sebara agen hingga tingkat desa untuk menghindari spekulan yang menaikkan harga gas dengan alasan jauhnya jarak tempuh.
“Kalau agen ada ditiap desa, saya yakin tidak ada alasan untuk penjual memakai harga mahal unÂtuk gas subsidi ini,†tegasnya.
Sementara itu, Ketua Hiswana Migas Bogor, Bahriun menjelasÂkan, kelangkaan gas bukan karena minimnya kuota, melainkan akibat maraknya aktifitas pengoplosan.
Menurutnya, Kuota Kabupaten Bogor yang mencapai 35.389.692 tabung masih cukup untuk memenuhi kebutuhan 5 juta jiwa.
“Kuota gas sebenarnya sudah aman, sekitar 4 juta tabung untuk mensuplai sekitar 5 juta orang. Namun karena banyaknya pengoÂplosan maka gas menjadi langka,†ujar Bahriun.
Stok gas subsidi di Kabupaten Bogor, kata Bahriun, sebenarnya tidak mengalami kekurangan. Ada 68 agen dengan 1.400 pangkalan .
Terkait penambahan kuota gas subsidi, terdapat 148 juta metri kibik untuk menutupi kebutuhan masyarakat. Meski jumlah itu mencukupi, namun tak menutup kemungkian penambahan stok gas secara nasional akan dilakukan pada tahun 2016.
“Tahun tahun 2016 ditambah delapan persen kuota nasional, tapi kita tidak tahu berapa persen Kabupaten Bogor kebagian karena penggunanya terbanyak di Jawa Barat,†pungkasnya.
(Rishad Noviansyah)