GCC berasal dari kata Green Circle Community, karena koÂmunitas inilah yang mewadahi usaha yang sudah berjalan seÂlama lebih dari 3 tahun. GCC didirikan sejak 2012 oleh Kenedhy KinsyÂafman Soemawinata.
GCC awal mulanya adalah waÂdah bagi yang memiliki hobi di alam bebas. Namun seiring perÂekonomian dan trend yang saat ini sedang memuncak mengeÂnai kegiatan alam bebas, Ken memutuskan untuk menjaÂdikannya sebaga peluang bisnis.
Persaingan dalam usaha, terutama usaha mikro seperti ini sanÂgat sulit. Karena ia haÂrus bersaing dengan tempat-tempat yang sudah besar dan memiliki customer tetap. “Terkadang dikarenakan stok barang yang kami miliki belum terlalu banyak, pelanggan-pelanggan yang inÂgin menyewa dalam jumlah besar banyak mengurungkan niatÂnya untuk menyewa pada kami. Pernah dalam satu bulan peralatan kami tidak ada yang menyewanya,†ungkap Ken kepada Bogor Today.
GCC menyewakan berupa tenda dome ukuran empat orang Rp 20.000, ukuran enam-tujuh orang Rp 30.000, fly sheet Rp. 10.000, sleeping bag Rp. 5.000, matras spon Rp. 3.000, ransel atau carrier Rp. 8.000, nesting Rp. 7.000, kompor gas Rp. 10.000, kompor spirtus Rp. 10.000, kompas Rp. 3.000, senter Rp. 5.000, dan lain-lain. Harga tersebut hanya untuk permalam.
“Kami yakin menjual lebih murah, bahÂkan bisa disebut barang termurah se-IndoÂnesia. Untuk kualitas jangan kuatir, kami menggunakan barang yang telah mempunyai brand yang teruji, tegasnya.
Sistem penjualan dengan media eleÂktronik, media cetak, dan lebih banyak melakukan pemasaÂran melalui perantara teÂman yang memiliki hobi sama di bidang kegiatan alam. GCC tidak perÂnah mengikuti bazar, tapi terÂkadang menerÂima sistem kerjasama bagi merÂeka yang mengajukan prosopasal kegiatan kepaÂda GCC. Dengan catatan mereka dapat menggunakan alat GCC secara gratis, naÂmun mereka harus memasang stand untuk mempromosikan peralatannya.
“Modal awal Rp 200.000, ditambah dengan patungan anggota sehingga AlhamÂdulillah terbeli item-item berupa tenda, surÂvival kit, misting, dan matras. Awal mula omset yang didapatkan perbulan sebesar Rp 200.000 perbulan, namun saat ini omset kami mencapai Rp 1.000.000 lebih setiap buÂlan,†lanjutnya.
Menurut Ken, kendala paling utama adalah pemasaran. Ia masih sulit di bagian ini, karena banyak penyewa lebih mengenal tempat-tempat penyewaan yang lebih besar. Kendala lainnya berupa peremajaan alat dan perawatan. “Pemasukan yang kami terima tidak sebanding dengan kerusakan yang dialÂami oleh barang yang telah disewa,†katanya.
“Walaupun GCC menyewakan alat, naÂmun kami tetap mengutamakan komunitas diatas keuntungan yang kami dapatkan. Kami menjunjung tinggi sebuah moto yaitu, Caring the Environment starts with a good attitude and our Concern is an InvestÂment to save our enÂvironment,†pungÂkasnya .
(HesÂti Amelia)