BOGOR,TODAY – Presiden Joko Widodo ( Jokowi) melepas ke­berangkatan satelit ekuato­rial bernama LAPAN A-2 yang merupakan karya anak bangsa dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) di Pusat Teknologi Satelit La­pan, Rancabungur, Kabupaten Bogor, Kamis (3/9/2015).

Satelit yang diluncurkan den­gan roket dari India itu sangat diapresiai Jokowi karena meru­pakan hasil penelitian konkret dan bermanfaat bagi masyara­kat luas. Terutama untuk bidang pertanian, cuaca dan dunia ke­maritiman Indonesia.

“Satelit ini untuk pemantau­an pertanian kita, cuaca dan maritim. Dari sini, semuanya akan terpantau secara clear dari atas. Kapal-kapal yang masuk juga bisa terlihat,” jelas Jokowi kepada sejumlah wartawan.

Jokowi pun berjanji un­tuk menambah porsi alokasi anggaran di bidang pendidi­kan, pengembangan riset dan teknologi ke depannya. Teru­tama penelitian yang berkaitan dengan kebijakan pemanfaatan sumber daya masyarakat luas.

“Penelitian yang difokuskan pada pemanfaatan yang dibu­tuhkan masyarakat, apalagi berkaitan dengan pangan, en­ergi, dan maritim. Tetapi, bisa saja berhasil dengan baik bisa saja tidak, jadi harus tetap dis­eleksi,” tutur Jokowi.

Sementara itu, Kepala La­pan, Thomas Djamaludin mengatakan, LAPAN A-2 meru­pakan hasil perancangan, pembuatan, dan pengujiannya berlangsung di dalam negeri. Proyek ini berakhir pada Agus­tus 2012.

“Keberhasilan ini mem­bangkitkan kepercayaan diri dan kemandirian bangsa. Kami menggunakan fasilitas uji di BDDP dan LIPI. Satelit ini gen­erasi kedua, di mana sejak 2003 kami mengembangkan LAPAN A-1 yang engineer-nya di bawah pimpinan Jerman,” kata Thomas.

BACA JUGA :  Masyarakat Diberikan Pemahaman Epilepsi Oleh RSUD Leuwiliang

LAPAN A-1 yang diluncur­kan 2007 masih berada di orbit dengan ketinggian 630 kilo­meter, namun sudah berhenti beroperasi pada 2013. LAPAN A-2 akan diorbitkan dekat ekua­tor dengan iklinasi 6 derajat pada ketinggian 650 kilometer.

Memiliki bobot 78 kilogram, satelit ini membawa misi pe­mantauan permukaan bumi, identifikasi kapal laut, dan ko­munikasi radio amatir.

Untuk pemantauan wilayah RI, satelit LAPAN A-2 membawa kamera analog dengan resolusi lima meter dan kamera digital dengan resolusi empat meter. Dengan orbit ekuatorial, satelit ini melintasi wilayah Indonesia 14 kali setiap hari. Satelit memiliki masa orbit 50 tahun dan opera­sional tiga hingga enam tahun.

“Satelit berfungsi untuk pencitraan, memudahkan penggunaan radio amatir saat bencana, memantau pulau ter­luar Indonesia, serta menjaga pertahanan negara Indonesia dengan memonitor kapal yang keluar masuk wilayah mari­tim,” ungkapnya.

Untuk melakukan peman­tauan lalu lintas kapal, operasi keamanan laut perikanan, dan eksplorasi sumber daya laut Indonesia, akan menggunakan Spaceborne Reciever Automat­ic Identification System. “Jadi nelayan ke laut bukan mencari lokasi penangkapan ikan, tapi langsung tahu di mana ada ikan,” tambahnya.

BACA JUGA :  Pj. Bupati Bogor Apresiasi Kadin Laksanakan Pasar Murah Kendalikan Laju Inflasi Daerah

Tidak Murah

Selanjutnya, satelit kini dalam masa perancangan ber­sama Institut Pertanian Bogor (IPB), LAPAN A-3 akan berfung­si untuk memantau dan mem­pengaruhi kebijakan dalam bi­dang pertanian.

Namun, pihaknya membu­tuhkan lebih banyak anggaran untuk mencapai tujuh fokus cita-cita LAPAN bagi kema­juan teknologi Indonesia. Con­tohnya, pendirian pusat sains di Indonesia tengah dan timur, serta perakitan teknologi pe­sawat.

Namun, Thomas mengeluh­kan suntikan dana dari pemer­intah yang dianggapnya ma­sih kurang untuk pembuatan satelit hingga miliaran rupiah. Ia memberi contoh, untuk pembuatan LAPAN A-1 harus menelan biaya Rp 30 miliar dan LAPAN A-2 Rp 42,5 miliar dan biaya peluncuran menelan Rp 7,5 miliar.

“Suntikan dana dari pemer­intah kurang dari Rp 1 triliun. Untuk pembuatan LAPAN A-3, kami perkirakan biaya pem­buatannya mencapai Rp 55 miliar. “Tapi, dengan keter­batasan SDM dan anggaran, kami terus berusaha memaju­kan LAPAN secara bertahap. Juga berusaha agar APBN terus ditambah untuk LAPAN,” ujar Thomas.

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir mengatakan, siap mendukung sinergitas penelitian LAPAN dengan lembaga perguruan tinggi. “Apalagi, pengemban­gan riset ini bertujuan untuk mendorong pembentukan ke­bijakan bagi masyarakat,” ung­kapnya.

(Rishad Noviansyah)

============================================================
============================================================
============================================================