Lewis-Hamilton_Canada-2015-Chequered-FlagPembalap Mercedes, Lewis Hamilton, kembali melanjutkan tren positif dalam kompetisi Formula One (F1) musim 2015.

Oleh : IMAM BACHTIAR
[email protected]

Dalam seri grand prix (GP) ke-12 yang dige­lar di kandang Ferrari, Sirkuit Monza, Hamil­ton berkuasa dengan mudahnya.

Meraih pole position dari hasil sesi kualifikasi, Hamilton terus be­rada di posisi terdepan sejak bala­pan dimulai. Duo Ferrari, Kimi Rai­kkonen dan Sebastian Vettel yang memulai dari posisi dua dan tiga sama sekali tak mampu memberi­kan ancaman berarti pada Hamil­ton.

Sejak lap awal, Hamilton su­dah menancapkan gasnya dengan maksimal hingga tak mampu dike­jar Raikkonen dan Vettel.

Hal tersebut bahkan terlihat hingga pembalap 30 tahun itu masuk dalam pit stop, dan tak ada satu pembalap pun yang dapat mencuri posisi terdepan.

Vettel sendiri tampil cukup baik di Sirkuit Monza. Ia mampu menyaliop Raikkonen yang berada di depannya, sehingga tempat ked­ua pun menjadi miliknya.

Pembalap berjuluk The Baby Schumi itu tak ingin memberikan sedikit pun celah untuk rekan setimnya mengambil posisi yang sudah direbutnya. Hal itu terbukti hingga akhir balapan, di mana Vet­tel finis di posisi dua.

BACA JUGA :  Daftar Pebulu Tangkis Indonesia di Spain Masters 2024, Berikut Hasil Drawing

Hasil baik yang terjadi pada Hamilton dan Vettel berbanding terbalik dengan yang dialami Nico Rosberg itu. Rosberg yang memu­lai balapan dengan sangat baik, terpaksa harus gagal finis di dua lap terakhir!

Namun selang berapa lama, kabar tak menyenangkan menghampiri kubu Mercedes setelah Lewis Hamilton berhasil memenangi GP Italia. Disebut me­nyalahi regulasi tekanan ban, ke­menangan Hamilton pun sedang diinvestigasi.

Hamilton tampil dominan saat membalap di sirkuit Monza, Minggu (6/9/2015) malam WIB. Dia menempati pole, dan berhasil menang dengan jarak lebih dari 25 detik atas Sebastian Vettel yang menempati posisi dua.

Tapi, kemenangan Hamilton itu lantas diperdebatkan. Adalah delegasi teknik FIA, Jo Bauer, yang mengungkapkan bahwa Mercedes menyalahi regulasi tekanan ban.

Bauer menyebutkan bahwa tekanan ban belakang Hamilton kurang dari tekanan minimal yang ditetapkan dalam regulasi balapan.

BACA JUGA :  Timnas Indonesia Menuju Vietnam, Lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026

“Pengukuran tekanan awal pada ban kiri dari ban nomor 44 (Hamilton) adalah 0,3 PSI di bawah tekanan ban yang ditentukan… saya mengacu pada permasalahan ini untuk para stewards sebagai ba­han pertimbangan mereka,” kata Bauer di Sports Mole.

Atas dugaan menyalahi tekan­an ban itu, bos Mercedes, Toto Wolff, bilang bahwa tekanan ban itu sudah sesuai aturan karena diu­kur bersama Pirelli selaku penye­dia ban untuk adu cepat ‘jet darat’.

“Tidak, karena kami mengu­kur ban-ban itu bersama Pirelli. Di saat ini kami tak bisa menjelaskan apa yang yang sedang terjadi,” kata Wolff seperti dikutip BBC.

“Kami yang pertama dan juga jelas (kami aman dan legal),” tam­bahnya.

Tak cuma pada ban Hamilton, kecurigaan menyalahi tekanan ban itu juga ditujukan pada driver Mercedes lainnya, Nico Rosberg. Dalam balapan ini Rosberg gagal finis karena mengalami kerusakan mesin di lap 51. (*)

============================================================
============================================================
============================================================