JAKARTA, TODAY — Hasil Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2016 diumumkan pukul 13.00 WIB, Senin (9/5/2016) kemarin. Panitia pusat SNMPTN 2016 pun memberikan keterangan resmi terkait jalur undangan yang diikuti sedikitnya 600 ribu siswa SMA dan sederaÂjat untuk merebut satu kursi di 76 PTN.
Berdasarkan data, pendaftar SNMPTN 2016 yang telah melakuÂkan finalisasi adalah 645.202 siswa. “Yang kami terima 115.178 siswa atau 17,85 persÂen dari total pendafÂtar,†ujar Ketua Umum Panitia SNMPTN dan SBMPTN 2016 Rochmat Wahab dalam konferensi pers di Kemristekdikti, JaÂkarta, Senin (9/5/2016).
Angka penerimaan calon mahasiswa melalui SNMPTN ini menurun jika dibandingÂkan tahun lalu. Pada SNMPTN 2015, panitia menerima 137.005 calon mahasiswa baru dari 852.093 pendaftar. Penurunan terlihat pula pada program beaÂsiswa Bidikmisi.
“Tahun lalu, ada 153.229 pendafÂtar Bidikmisi dan 31.908 diterima. Sedangkan pada SNMPTN 2016, 143.819 siswa mendaftar Bidikmisi serta kami teriÂma 24.506 orang,†imbuh Rochmat.
Para peserta bisa langsung mengakÂses secara online melalui laman resmi SNMPTN 2016 dan dapat pula dilihat di 11 laman PTN peserta SNMPTN, yaitu Unand, Unsri, Untan, UI, IPB, ITB, UnÂdip, ITS, UGM, Unair, dan Unhas.
Seperti tahun sebelumnya, UniÂversitas Padjadjaran (Unpad) menjadi perguruan tinggi negeri (PTN) dengan jumlah peminat terbanyak, yakni 58.937 pendaftar dalam Seleksi Nasional MaÂsuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2016. Predikat kampus paling favorit ini dipegang Unpad bertahun-tahun pada setiap seleksi masuk PTN.
Kendati demikian, bukan berarti kampus lainnya tidak diminati. PasalÂnya, banyak faktor yang menyebabkan suatu kampus ramai peminat. “Peminat kampus tinggi peminat bisa jadi karena PTN tersebut memiliki prodi yang banÂyak dibandingkan dengan PTN lainnya. Kemudian seperti Unpad hanya memÂbuka pendaftaran melalui SNMPTN dan SBMPTN,†ujar Rochmat Wahab.
Selain banyaknya prodi, setiap kampus juga memiliki prodi unggulan masing-masing. Misalnya, banyak orang menganggap prodi pertanian sepi peÂminat. Padahal, di PTN seperti Institut Pertanian Bogor (IPB), prodi pertanian justru paling diminati.
Oleh karena itu, lanjut Rochmat, panitia tidak memberikan data prodi atau jurusan yang paling difavoritkan pendaftar SNMPTN 2016. Namun, RekÂtor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu menyebut, untuk kelompok saintek, prodi teknologi informasi (TI), sistem inÂformasi, dan farmasi masih banyak dimiÂnati pendaftar.
“Kalau kelompok soshum prodi manajemen, akuntansi, dan pendidikan. Tetapi dilihat lagi karena setiap kampus hampir ada fakultas ekonomi dan meÂnyediakan prodi tersebut,†tambahnya.
Panitia SNMPTN 2016 memperÂcepat pengumuman hasil SNMPTN 2016 pada 9 Mei 2016, mulai pukul 13.00 WIB. Pendaftar dapat melihat hasil diterima atau tidak di PTN impian melalui laman resÂmi SNMPTN 2016 maupun website 11 PTN lainnya yaitu Unand, Unsri, Untan, UI, IPB, ITB, Undip, ITS, UGM, Unair, dan Unhas.
Sementara itu, Ketua Majelis RekÂtor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) Prof Herry Suhardiyanto , meÂnyebut, sekolah disinyalir masih melakuÂkan praktik “pengawalan†nilai rapor siswa mulai dari kelas X SMA agar lolos masuk SNMPTN.
Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) itu juga mengatakan masih ada kecenÂderungan siswa dan sekolah mengawal nilai dari semester satu kelas X Sekolah Menengah Atas (SMA).
Oleh karena itu, pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap siswa yang lulus SNMPTN, baik dari InÂdeks Prestasi Kumulatif (IPK) maupun perilaku di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tersebut.
“Ini yang kami pantau terus. Kami mengingatkan jangan sampai sekali-sekali menukangi nilai rapor, kami akan terus kaji. Kami akan melihat korelasi niÂlai rapor dan nilai di kampus,†katanya.
Herry menambahkan pihak PTN memberikan kepercayaan tinggi kepaÂda sekolah dan guru pada pelaksanaan SNMPTN. Untuk itu, dia mengharapkan tidak ada yang menyalahgunakan.
Di IPB sendiri, nilai mahasiswa yang masuk melalui jalur SNMPTN lebih tinggi IPK-nya dibandingkan mahasiswa yang masuk melalui ujian tulis atau SBMPTN. SNMPTN merupakan seleksi masuk PTN berdasarkan nilai rapor dan hasil Ujian Nasional (UN).
(Yuska Apitya Aji)