Foto : Antara
Foto : Antara

JAKARTA, TODAY — Pengamat Ekonomi dari Lembaga Peny­elidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universi­tas Indonesia (UI) Riyanto meragu­kan PT PLN (Per­sero) mampu un­tuk menyisir 23,3 juta pelanggan golongan 450 VA dan 900 VA yang dianggap tidak lay­ak mendapatkan subsidi listrik mu­lai 1 Januari 2016. Menurut Riyanto, peny­isiran oleh PLN harus tepat sa­saran. Jangan sampai masyara­kat yang kategori tidak mampu atau rentan miskin malah just­ru terkena pencabutan subsidi.

“Tergantung usaha PLN me­ny isir 23,3 juta itu dalam wak­tu 2 bulan PLN mampu nggak? Datanya by name by address. Tapi nggak ada ID pelanggan PLN, itu kesulitannya,” terang Riyanto dalam seminar Energi Kita di Gedung Dewan Pers, Ja­karta, Minggu (1/11/2015)

Menurut Riyanto, PLN juga harus melakukan sosialisasi se­cara menyeluruh sebelum pen­cabutan. Sebab banyak ma­syarakat yang dikhawatirkan tidak sesuai dengan kebijakan pemerintah. Sehingga berisiko timbulnya kegaduhan.

BACA JUGA :  Cara Membuat Kentang Mustofa yang Sangat Lezat Anti Gagal

“Ini reformasi yang cukup berdampak besar ya, pemer­intah harus sosialisasi lebih banyak di dalam. Saya takut banyak yang salah tanggap,” ujarnya.

Direktur Utama PLN Sofy­an Basir menyatakan, PLN mau tak mau pasti akan menerima banyak protes dari masyara­kat, karena adanya pencabu­tan subsidi yang berimbas pada kenaikan tarif listrik sam­pai 3 kali lipat. Konflik antara PLN dengan masyarakat pun pasti terjadi, PLN harus siap menghadapinya.

“Konflik pasti ada, 20 juta pelanggan yang dicabut (subsi­di listriknya). Kalau ada konflik ya kita hadapi,” kata Sofyan beberapa waktu lalu.

Sofyan menambahkan, pi­haknya siap diprotes masyara­kat demi kepentingan yang leb­ih besar, yakni supaya subsidi benar-benar dinikmati oleh masyarakat miskin.

“Pasti terjadi protes. Seka­rang Anda sendiri apa mener­ima nggak orang nggak miskin punya mobil menerima subsidi tarif listrik 65%? Akhirnya balik lagi kepentingan masyarakat yang miskin dan lebih luas,” tegasnya.

BACA JUGA :  Warga Mengwi Digegerkan dengan Pria Misterius Penuh Luka Bagian Wajah Tergeletak di Jalanan

Pukul UKM

Pencabutan subsidi listrik yang akan dilakukan pemerin­tah tahun depan, mengundang banyak reaksi. Pasalnya, pen­cabutan subsidi yang akan di­lakukan pada pelanggan yang menggunakan daya 450-900 VA, berdampak pada pengusa­ha kecil dan UKM.

Edward, pedagang dan pemilik usaha bordir di Pasar Senen mengaku tidak masalah jika pemerintah mencabut sub­sidi listrik. Kendati demikian, penghapusan subsidi listrik se­harusnya dilakukan bertahap mengingat ekonomi tengah sulit-sulitnya.

“Sudah dengar listrik mau naik 100% lebih buat yang 900 KV. Tapi harusnya jangan langsung, kan kami ini juga lagi sulit, orang yang beli lagi sepi-sepinya,” kata Edward kepada detikFinance ditemui di tok­onya, Minggu (1/11/2015).

Sejak pertengahan tahun ini, penjualan terus merosot hingga separuhnya. Omzetnya saat ini sudah menyusut hanya Rp 20-30 juta per bulan.

(Alfian Mujani)

============================================================
============================================================
============================================================