JAKARTA, TODAY — Menteri Koordinator (Menko) PerÂekonomian Darmin Nasution mendadak mengumpulkan Menteri BUMN Rini SoemarÂno, Kepala BPS Suryamin, dan pejabat eselon I Kementerian Pertanian (Kementan) untuk rapat koordinasi membahas stabilitas harga pangan, JuÂmat(29/4/2016) petang.
Usai rapat, Rini mengungÂkapkan bahwa rapat memÂbahas arahan dari Presiden Joko Widodo ( Jokowi) bahÂwa harga bawang merah yang saat ini sedang tinggi, mencapai Rp 40.000/kg, harus segera dituÂrunkan sampai Rp 25.000/kg.
“Pak Presiden menegasÂkan bahwa di masyarakat harga harus di bawah Rp 25.000/kg, harganya naik terus padahal kita produsen bawang. Pak Presiden juga minta harus ada operasi pasar,†kata Rini usai rakor di Kemenko Perekonomian, Jakarta.
Tetapi, penurunan harga bawang merah jangan sampai merugikan petÂani. “Bagaimana sistemnya supaya harÂga di lapangan (pasar) bisa Rp 25.000/kg tapi harga di petani sekitar Rp 18.000/kg,†Rini menambahkan.
Pemerintah akan melanjutkan pembahasan stabilisasi harga pangan ini pada Senin pekan depan. KemenÂtan, Kementerian Perdagangan (KeÂmendag), dan Bulog akan mengecek dulu ketersediaan bawang merah di lapangan pada akhir pekan ini. “Kita masih akan rapat lagi hari Senin jadi weekend ini dari Kementerian Pertanian, dari Bulog, dari KementeriÂan Perdagangan akan turun ke lapanÂgan,» ucapnya.
Sementara itu, Dirjen Hortikultura Kementan, Spudnik Sudjono, menÂgatakan bahwa pihaknya akan mengÂgelar operasi pasar murah mulai Rabu pekan depan hingga bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri untuk menstabilkan harga bawang merah. “Nanti hari besar saya mau operasi pasar murah sampai lebaran. Yang pertama mungkin bawaÂng merah saya datangkan 5 truk, kira-kira 25 ton mulai Rabu pekan depan,†tutupnya.
Dalam rapat koordinasi (rakor) pangan yang dipimpin oleh Menko Perekonomian Darmin Nasution sore ini, Kementerian Pertanian (Kementan) bersikeras agar kran impor bawang merah tak dibuka.
Kementan mengklaim bahwa produksi bawang merah di dalam negeri melimpah, melambungnya harga buÂkan karena stok tidak cukup. “Bawang merah stoknya ada. Teman-teman tadi bilang impor saja karena harga tinggi. Tapi kami masih bilang bahwa stok di lapangan itu ada. Dalam 2 hari ini kami ada tim melihat cek ke lapangan. Kita mau cek di Kendal, Brebes, akan kita liÂhat besok,†kata Direktur Budidaya dan Pasca Panen Sayuran Kementan, YanuÂardi, usai Rapat Koordinasi Pangan di Kemenko Perekonomian.
Yanuardi menantang pihak-pihak yang meragukan klaimnya untuk ikut mengecek ketersediaan bawang merah di lapangan. “Teman-teman di luar KeÂmentan mengira tidak ada stok, silakan mereka lihat di lapangan. Kalau stok banyak tapi teman-teman di sini nggak percaya,†tandasnya.
Kementan, Kementerian PerdaÂgangan (Kemendag), dan Bulog akan mengecek dulu ketersediaan bawang merah di lapangan pada akhir pekan ini.
Tunda Impor Bawang
Kementan sejauh ini telah memÂbatalkan niatnya mengendalikan impor bawang putih. Sebab, harga bawang putih saat ini sedang tinggi. “Bawang putih masuknya bebas lagi. Dikirain orang kita mau menahan, nggak ada yang kita tahan,†kata Yanuardi.
Tetapi, Yanuardi menambahkan, bukan berarti pihaknya akan memÂbiarkan Indonesia terus bergantung pada bawang putih impor. Sesuai araÂhan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kementan mulai mengembangkan produksi bawang putih tahun ini supaÂya impor perlahan bisa dikurangi. “Pak Presiden minta bawang putih dikemÂbangkan lagi. Tahun ini kita kembangÂkan 1.010 hektar di seluruh Indonesia. Kalau kita tanam kenapa nggak kita taÂnam?†ucapnya.
Bila produksi bawang putih lokal mulai merangkak naik, pihaknya ingin impor dikendalikan untuk melindungi petani lokal. Jika tidak, seterusnya InÂdonesia akan terus bergantung pada impor. “Kalau impornya dilepas terus, kita khawatir nanti tidak terkejar harga impor dengan harga dari dalam. PetÂani tidak mau tanam bawang putih kan karena harga yang impor terlalu muÂrah,†tutupnya.
Sebelumnya, Kementan berencana mengendalikan impor bawang putih lewat Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH). Kementan juga tengah menggodok usulan kewajiban bagi importir menanam bawang putih di dalam negeri.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Maret 2016, impor bawang putih mencapai 21.858 ton atau senilai USD 18,6 juta. Untuk akumulasi Januari-Maret 2016, impornya sebesar 98.414 ton dengan niÂlai USD 74,8 juta. Sedangkan negara asal pemasok bawang putih ke dalam negeri adalah China.
(Yuska Apitya/dtk)