Untitled-13JAKARTA, TODAY – PT Pertamina (perse­ro) meminta pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pre­mium dan Solar subsidi maksi­mal Rp 400 per liter. Pasalnya harga minyak dunia sudah mulai merang­kak naik di kisa­ran USD 40 per barel.

Direktur Utama Pertami­na Dwi Sutjipto mengatakan, evaluasi harga BBM dilakukan pemerintah per tiga bulan. Dia bilang penyesuaian harga berikutnya pada Juli mendatang yang dipengaruhi oleh harga min­yak tiga bulan terakhir. “Harga BBM turun, tapi kami mengusulkan jangan ter­lalu jauh turunnya. Sekitar Rp 200 sampai Rp 400 per liter turunnya. Kami jamin Leba­ran aman,” kata dia, Minggu(27/3/2016).

Dwi memperkirakan harga minyak dunia dari April hingga Juni nanti bakal merangkak di kisaran USD 40 per barel. Pa­dahal di Juli mendatang itu ada perayaan hari raya Idul Fitri dan masa liburan sekolah. Arti­annya penyesuaian harga yang dilakukan pemerintah tidak semata-mata mempertimbang­kan menguatnya harga minyak. Namun juga situasi dan kondisi yang dihadapi masyarakat.

Dikatakannya penurunan harga BBM di April nanti bisa mengkompensasi harga minyak di Juli. Dengan begitu pemerin­tah tidak perlu menaikkan har­ga di penyesuaian harga pada Juli tersebut. “Sehingga Leba­ran tidak menambah beban masyarakat dengan kenaikan harga BBM karena sudah ada untung sebelumnya (dipenjua­lan April-Juni),” jelasnya.

BACA JUGA :  Polisi Tangkap Perempuan Muda di Lampung yang Curi Uang Mertua Belasan Juta Rupiah

Adapun penyesuian harga BBM antara lain mempertim­bangkan harga minyak dunia, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Dwi menutur­kan penurunan harga BBM tidak berdampak signifikan di ma­syarakat. Pasalnya harga barang maupun kebutuhan masyarakat tidak ikut terkoreksi. “Yang di­perlukan masyarakat itu stabili­tas. Kalau turun masyarakat eng­gak menikmati, hanya beli BBM lebih murah,” ujarnya.

Terpisah, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, men­gatakan pemerintah ingin men­jaga stabilitas harga BBM. Den­gan begitu penyesuaian harga BBM tidak tepat di harga keeko­nomian. Artinya, penurunan BBM tersebut masih di atas harga keekonomian saat ini.

“Jadi tidak persis men­tok harga keekonomian, tapi mendekati harga keekono­mian. Supaya kita masih ada simpanan untuk jaga-jaga ka­lau Juli harga BBM naik. Juli ada Lebaran dan musim libur, jadi kasihan masyarakat yang paling bawah,” ujarnya.

BACA JUGA :  Kecelakaan Beruntun 2 Truk CPO dan Mobil di Sijunjung Tewaskan 2 Sopir

Perubahan harga BBM ditetapkan pemerintah pada Januari 2016 lalu. Premium penu­gasan di luar Jawa-Madura-Bali ditetapkan sebesar Rp 6.950 per liter. Sedangkan BBM jenis Premi­um di Jawa-Madura-Bali dibande­rol Rp 7.050 per liter. Sementara, BBM jenis Solar subsidi ditetap­kan sebesar Rp 5.650 per liter.

Sudirman mengatakan, pemerintah masih akan me­matok harga BBM di atas harga keekonomiannya atau di atas harga pasar. Ini dilakukan un­tuk antisipasi jika dalam waktu dekat harga minyak dunia kembali naik.

Pemerintah khawatir jika harga minyak dunia naik yang kemudian diikuti oleh kenaikan harga BBM di dalam negeri, dampaknya tidak se­banding ketika menurunkan harga BBM. “Strategi penu­runan yang kami lakukan lebih smoothing,” kata Sudirman.

Hanya saja, Sudirman ti­dak mengatakan berapa harga keekonomian BBM saat ini. Be­gitu pun harga BBM yang akan berlaku per 1 April nanti.

(Yuska Apitya/CNN)

============================================================
============================================================
============================================================