BOGOR, TODAY — Memasuki libur TaÂhun Baru 2016, harga sembilan bahan poÂkok (sembako) masih belum normal. KhuÂsusnya, sayur-sayuran jenis cabai. Hampir seÂpekan, cabai menjadi komoditi yang banyak digunjing ibu rumah tangga di pasar-pasar tradisional.
Menteri KoordiÂnator Perekonomian Darmin Nasution menÂgatakan, kenaikan harga pangan seperti caÂbai tidak bisa dihindarkan. Kenaikan harga ini merupakan akibat dari musim kemarau berkepanjangan yang terjadi selama beberapa bulan lalu. “Cabai itu misalnya karena kemaÂrin-kemarin ada musim kemarau jadi tidak bisa ditanam dulu,†kata Darmin di kantornya. Hal tersebut berimbas kepada kurangnya ketersediÂaan atau pasokan di pasaran yang membuat harga akhirnya melonjak. Namun sekarang, kata Darmin, seiring mulai masuknya musim penghujan, para petani cabai sudah bisa memulai menanam. “Karena ada kemarau, makanya mau gak mau harganya jadi naik,†ucapnya.
Untuk menjaga ketahanan pangan, pemerintah sudah menetapkan kuota impor unÂtuk beberapa komoditas panÂgan pada tahun depan. Agar tak terlalu bergantung pada impor dan dapat menggenjot produksi petani dalam negeri, pemerintah menetapkan perÂsayaratan bagi importir.
Importir kedelai misalnya, harus lebih dulu menyerap kedelai hasil produksi petani dalam negeri sebelum melakuÂkan melakukan impor kedelai. Bukti pembelian kedelai lokal itu harus disertakan saat menÂgajukan izin impor kedelai.
Di Kabupaten Bogor, harga sembako juga tak kalah main. Sejumlah bahan pangan menÂgalami lonjakan sejak sepekan terakhir. Di Pasar Parung, berÂbagai harga sembako mulai menunjukkan kenaikan. BahÂkan para pedagang juga menÂgakui harga sembako mulai naik dari berbagai faktor.
“Kenaikan harga bahan poÂkok pada kisaran Rp200 hingÂga Rp7.000 per kilogramnya, mulai dari harga beras hingga harga bawang dan daging. Semua menunjukkan kenaiÂkan dalam beberapa hari teraÂkhir,†ujar pedagang sembako Pasar Parung, Yanih (34), Rabu (30/12/2015) kemarin.
Hal yang sama dikatakan pedagang Pasar Cibinong, SuÂkatma (37). Menurut dia, baÂhan pokok pekan ini naik dari hari keharinya. Seperti halnya harga syuran yang mengalami kenaikan akibat cuaca hujan yang turun. “Dengan turunnya hujan ini, para tengkulak menÂgalami penurunan yakni busuk dan gangguan lainnya,†papar dia.
Sementara itu, terkait kenaikan harga sembako yang terjadi, piÂhak Polsek Parung melakukan pantauan serta pengawasan ketersediaan di pasar. Kegiatan yang dilakukannya secara ruÂtin, anggota kepolisian telah ditugaskan turun ke pasar meÂmantau ketersediaan bahan pokok dan juga gas elpiji.
“Kita berharap ketersediaan bahan pokok di pasaran benar-benar terjamin, sehingga terÂcipta kondisi masyarakat yang kondusif. Karena keamanan dan kenyamanan masyarakat menjadi prioritas kami,†singÂkat Kapolsek Parung AKP Asep Supriadi, kemarin.
Terpisah, Kapolres Bogor Kota, AKBP Andi Herindra, siap mengawal kelancaran disÂtribusi sembako. Agar tetap terpenuhi kebutuhan warga baik pada saat Natal maupun jelang pergantian tahun.
Untuk distribusi sembako, ia mengaku, kepolisian sanÂgat concern. Pengawasan dan pengawalan di lakukan, agar tidak di salahgunakan pihak tak bertanggung jawab saat meÂnyalurkan ke konsumen.