PARUNG, TODAY — Harga cabai, baik cabai rawit dan caÂbai merah keriting, di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi, meroket tajam selama sepekan. Polisi mengendus, ada permainan kartel produk pertanian mulai dari cabai dan bawaÂng-bawangan. Di tingkat pedagang eceran, caÂbai rawit kini harganya dibanderol sampai Rp 80.000-90.000/kg. BahÂkan di Kota Bogor sudah tembus Rp 100.000 perkolinya. Sedangkan caÂbai merah keriting sudah berada di kisaran Rp 70.000-Rp 80.000/kg.
Abdul Hamid (50), petani cabai di Jonggol, Kabupaten Bogor menÂgungkapkan, harga cabai yang melÂonjak akhir-akhir ini terjadi murni karena permintaan dan penawaran. Artinya, kenaikan terjadi karena paÂsokan cabai yang berkurang drastis.
“Murni karena supply and deÂmand. Memang di petani seperti di daerah Bogor saja lagi susah cari cabai. Jadi wajar kalau di Jakarta maÂhal,†kata Hamid, Senin (14/3/2016).
Menurutnya, dengan ketersediÂaan cabai yang tipis saat ini, dia menÂjual cabai pada pedagang-pedagang di Jakarta dan Kota Bogor seharga Rp 48.000/kg. “Saya selain jual ke pedagang sana (Jakarta) juga jual ke supermarket. Harganya memang lagi mahal, karena cabai rawit saya bagus jadi jualnya sekarang Rp 48.000/kg. Petani lain di sini ada yang jual Rp 40.000/kg tergantung kualitasÂnya. Kalau normal yah harganya Rp 20.000/kg,†jelas Hamid yang meÂmiliki lahan tanam cabai seluas lebih dari satu hektar ini.
Hamid melanjutkan, biaya produksi cabai rawitnya sendiri saat ini mencapai Rp 17.000/kg, semenÂtara saat musim dan cuaca lagi baik biaya produksi bisa ditekan sampai Rp 13.000/kg.
“Sekali lagi kenapa cabai mahal karena di sini lagi sedikit barangnya. Kenapa sedikit karena petani yang menanam lagi sedikit juga, mereka pada biarkan itu lahan cabai, kenapa yang tanam sedikit sekarang, karena kemarin harganya murah, pada maÂlas menanam lagi, jadi bikin panen sedikit. Ada pengaruh yang kena hama tapi nggak banyak,†tuturnya.
Naiknya harga cabai di pasaran saat ini juga dikeluhkan oleh pedaÂgang di Pasar Parung, Kabupaten BoÂgor. Siti Saidah(45), pedagang cabai dan bawang berharap agar pemerÂintah bisa menurunkan harga cabai. “Harapannya ya pemerintah bisa staÂbilkan harga lah jangan mahal kaya gini supaya rakyatnya bisa nikmaÂtin,†kata dia, Senin (14/3/2016).
Menurutnya, kenaikan harga caÂbai yang terjadi sejak 1 minggu ini membuat kondisi pasar kini relatif sepi. “Ini yang beli malah kurang banget, dulu pasar nggak sesepi ini, ekonomi lagi susah juga orang jadi tambah malas belanja, jadi mereka pilih beli masakan matang, lebih muÂrah kan, nggak perlu capek-capek masak lagi juga,†lanjutnya.
Harga cabai rawit merah dan caÂbai keriting melonjak cukup tinggi di Pasar Parung dan pasar-pasar tradisional di Kota Bogor. Cabai rawit semula dijual dengan harga Rp 60.000/kg sekarang naik menjadi Rp 90.000-Rp 100.000/kg, sedangÂkan cabai keriting merah dijual Rp 70.000-Rp 80.000/kg yang semula 35.000/kg. “Harga cabai rawit sekaÂrang saya jual Rp 90.000/kg, cabai keriting juga naik dari Rp 35.000/kg sekarang Rp 70.000/kg, barangnya susah juga dapatnya,†kata Siti.
Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti mengaku sudah mengetahui soal adanya kenaikan harga beberaÂpa komoditas pangan tersebut. JenÂderal bintang empat ini pun sudah memerintahkan anggotanya untuk menyelidiki penyebab kenaikan harÂga. “Ada kenaikan harga beberapa komoditas pangan, seluruh jajaran saya minta cek, lakukan penyelidiÂkan penyebab kenaikan harga. Kalau ada penyimpangan ambil tindakan hukum,†tegasnya, Senin (14/3/2016).
Mantan Kapolda Jawa Timur ini berharap anggota di lapangan juga menjalin komunikasi dan koordinasi yang baik dengan Dinas PerdaganÂgan dan Perindustrian di wilayahnya masing-masing.
Sementara itu, Kementerian PerÂtanian melihat kenaikan harga cabai dan bawang merah bukan disebabÂkan kekurangan pasokan dari berbÂagai sentral komoditas pangan terseÂbut, tetapi karena adanya permainan harga oleh pedagang.
Sekretaris Direktur Jenderal HorÂtikultura Kementerian Pertanian Yasid Taufik mengatakan, kenaikan harga ini karena adanya tataniaga tiÂdak sehat yang terlihat terdapat perÂbedaan harga yang jauh dari petani hingga sampai ketingkat pengecer. “Lompatan harga ini ada bias dalam tataniaga yang tidak sehat meÂkanisme pasar tidak mengambarkan supply dan demand,†tutur Yasid.
Menurut Yasid, produksi cabai dan bawang merah di berbagai daeÂrah dalam kategori aman, bahkan Menteri Pertanian Amran Sulaiman begitu masif menyediakan alat-alat produktifitas efisiensi tani guna paÂsokan komoditas pangan tercukupi. â€Kami bukan berbisnis hanya memÂberikan sinyal produksi enggak ada masalah, kenaikan harga juga aneh momen gerhana saja bisa sebagai momen untuk menaikan harganya,†tandasnya.
(Yuska Apitya Aji)