BOGOR, TODAY — Dua hari menjelang perayaan Natal 2015, harga sejumlah bahan kebutuhan pokok dan sayur mayur mengalaÂmi lonajakan. Meski tidak signifiÂkan, harga-harga ini masih bisa berubah hingga H-1 Natal 25 DeÂsember. Harga cabai mengalami kenaikan cukup fantastis.
Staff Perdagangan Dalam Negeri pada Dinas Koperasi PerÂindustrian dan Perdagangan (DisÂkoperindag) Kabupaten Bogor, Aseh Sihabudin menjelaskan, stok kebutuhan pokok dan sayÂuran masih aman. “Kalau ada kenaikan ini sifatÂnya kebiasaan jelang hari raya. Sepanjang Desember, hingga minÂggu ketiga, harga relatif stabil berÂdasarkan hasil monitoring kami di beberapa pasar,†kata Asep, Selasa (22/12/2015).
Harga kualitas IR 64 (medium) masih stabil hingga minggu ketiga Desember, yakni Rp 10.200 per kilogram, minyak goreh curah jusÂtru turun Rp 1.000 pada minggu ketiga dari sebelumnya Rp 10.000 per kilogram.
Kenaikan harga terjadi pada komoditi gula pasir dan telur ayam yang masÂing-masing naik Rp 2.000 dari sebelumnya Rp 13.000 dan Rp 23.000 per kiloÂgramnya. Sementara daging sapi, ayam, terigu, teri medan hingga susu kental manis masih stabil, yakni Rp 100.00 per kilogram unÂtuk daging sapi, lalu daging ayam Rp 30.000 per kilogram, terigu Rp 7.500, teri medan Rp 100.000 dan susu kental manis Rp 9.000 per 390 gram.
“Nah, kalau ada pedangan yang bilang sayuran harganya naik signifikan, itu mungkin di komparÂasi dengan harga saat baru mulai musim hujan. Kalau sudah musim hujan begini mah, sayuran cepat busuk. Makanya harus buru-buru diÂjual,†kata Asep.
Hasil monitoring untuk harga sayur, tercatat harga cabai merah keriting naik cukup terasa, pada minggu pertama Desember seharga 14.000 per kilogram, naik menjadi Rp 25 ribu pada minggu kedua dan minggu ketiga menjadi Rp 32.000 per kilogram.
Sementara cabai rawit hijau tidak mengalami keÂnaikan, harganya stabil diangka Rp 10.000. Untuk caÂbai rawit merah, setiap minggunya naik Rp 5.000 dan pada minggu ketiga seharga Rp 30.000 per kilogram.
Harga tomat sayur fluktuatif setiap minggunya, jika pada minggu pertama seharga Rp 10.000 per kilogram, memasuki minggu kedua harganya turun menjadi Rp 6.000 dan minggu ketiga kembali naik menjadi Rp 8.000.
Wortel masih stabil yakni Rp 12.000 per kilogram. Sementara kol kembali ke harga minggu pertama Rp 10.000 pada minggu ketiga yang pada minggu kedua sempat Rp 8.000 per kilogram.
Lonjakan cukup drastis juga terjadi pada harga bawang merah. Jika pada minggu pertama Rp 18.000 per kilogram, naik menjadi Rp 20.000 pada minggu kedua dan menjadi Rp 30.000 memasuki minggu keÂtiga. Bawang putih stabil Rp 20.000 per kilogramnya.
Seorang pedagang sayur di pasar Cileungsi, Rashid (45) mengatakan, terdapat tiga jenis sayuran yang mengalami kenaikan sejak bulan Desember.
“Untuk harga Tomat naik dari harga Rp 3.000. Sekarang menjadi Rp 8.000. Sedangkan bawang buÂlan November Rp 12.000 sekarang Rp 35.000 dan yang paling tajam mengalami kenaikan pada cabai. Cabai rawit dari Rp 12.000 sekarang Rp 25.000, cabai keriting Rp12.000 jadi Rp 40.000 dan rawit merah dari Rp 20.000 sekarang Rp 40.000,†jelasnya.
Ia mengaku tidak mengetahui secara pasti penyeÂbab kenaikan harga tersebut. Namun, hal ini berimÂbas pada pendapatannya yang menurun.
“Enggak tau ini naiknya gara-gara apa. tapi kalau musim hujan biasanya malah turun harganya. Mau enggak mau belanja saya dikurangin udah gitu pemÂbeli juga jadi sedikit,†ungkapnya.
Sementara itu, Irma (35) salah seorang pembeli di Pasar Cileungsi mengungkapkan, kenaikan ini tentu memberatkan para ibu rumah tangga karena menamÂbah pengeluaran anggaran rumah tangga. “Ya mau gimana lagi itu kan kebutuhan pokok buat masak. Cuma saya belinya jadi sedikit buat ngurangin biaya,†terangnya.
Ia berharap Pemkab Bogor memantau harga baÂhan pokok termasuk sayur mayur agar tidak dimanÂfaatkan oleh para pedagang yang menaikan harga semena-mena. “Mudah-mudahan saja cepet turun harganya apalagi kan mau tahun baru kaya gini pasti harus belanja lebih dari sekarang,†pungkasnya.
(Rishad Noviansyah)