Untitled-12JAKARTA, TODAY — Pabrikan mobil di Indo­nesia tidak yakin penurunan harga bahan ba­kar minyak (BBM) bersubsidi pada awal April 2016 mampu meningkatkan kinerja penjualan mobil sampai akhir tahun ini. Pasalnya, penu­runan harga BBM bukanlah alasan utama ma­syarakat Indonesia dalam membeli mobil. Direktur Pemasaran dan Layanan Purnajual PT Honda Prospect Motor (HPM) Jonfis Fandi mengatakan, penu­runan harga BBM memang bisa mem­pengaruhi penjualan mobil, namun tidak secara langsung. Karena menu­rutnya, meningkatnya pendapatan riil yang didorong penguatan daya beli masih menjadi pertimbangan utama masyarakat dalam membeli mobil.

“Memang kalau berpengaruh sih berpengaruh, tapi kami rasa itu bu­kan faktor utama. Apalagi dampak­nya baru bisa dirasakan secara jangka panjang, tergantung pergerakan har­ga BBM juga,” ujar Jonfis di Indonesia International Motor Show (IIMS) Ja­karta, Kamis (7/4).

Ia menambahkan, penjualan mo­bil baru akan terpengaruh secara cepat jika pemerintah menaikkan harga BBM. Pasalnya, akan ada ban­yak pelanggan yang beralih dari mo­bil dengan mesin berkapasitas besar ke kapasitas kecil untuk mengurangi beban pembelian bahan bakar. “Mer­eka hanya akan ganti cc saja kalau BBM naik. Kalau BBM turun, tidak langsung beli mobil,” ujarnya.

Kendati demikian, ia juga mendu­ga jika moncernya penjualan Honda di tiga bulan pertama tahun ini mung­kin juga dipengaruhi oleh penurunan harga BBM di awal tahun ini. Sebagai informasi, penjualan Honda pada kuartal pertama 2016 tercatat sebe­sar 59.379 unit atau meningkat 33,47 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar 44.488 unit. “Mungkin saja penjualan naik karena adanya penurunan BBM sejak awal tahun, tapi kami tak bisa melihat seberapa besar dampaknya,” ujarnya.

BACA JUGA :  Cegah Gula Darah Naik dengan Ubah Gaya Hiduo Sehat, Simak Ini

Sementara itu, Vice President Di­rector PT Toyota Astra Motor (TAM) berharap penurunan harga BBM di awal April ini bisa meningkatkan kinerja penjualan Toyota sepanjang 2016. Setali tiga uang dengan Jonfis, ia mengatakan dampak penurunan BBM itu tak serta merta langsung me­ningkatkan penjualan dalam waktu singkat. “Tentu ada jangka waktunya, tidak bisa secara tiba-tiba langsung naik penjualan. Namun kami belum bisa prediksi seberapa besar pening­katannya. Kami harap sih bisa menin­gkat,” jelasnya.

Sebagai informasi, pemerintah telah menurunkan harga BBM jenis Premium dan Solar sebesar Rp500 per liter mulai awal kuartal II 2016. Se­hingga atas dasar itu, harga Premium turun menjadi Rp6.450 per liter dan Solar menjadi Rp5.150 per liter dalam jangka waktu tiga bulan ke depan.

Hal tersebut membuat manajemen PT Federal International Finance (FIF) optimistis bisa menyalurkan kredit pembelian sepeda motor sebesar Rp30 triliun tahun ini, naik 9,09 pers­en dibandingkan realisasi penyaluran kredit 2015 sebesar Rp27,5 triliun.

Direktur FIF Suhartono mem­perkirakan, target tersebut bisa lebih mudah tercapai, setelah pemerintah menurunkan harga jual BBM karena bisa meningkatkan daya beli ma­syarakat untuk barang-barang tersier seperti sepeda motor. “Kami optimis­tis 2016 ini penjualan roda dua akan naik seiring dengan penurunan harga BBM. Dalam sejarah, ketika harga BBM turun maka penjualan motor naik,” kata Suhartono, kemarin.

Di tempat yang sama, Wakil Pres­iden Indonesia Jusuf Kalla meminta industri otomotif nasional membantu pemerintah dalam mengatasi kemac­etan lalu lintas akibat tingginya pen­jualan mobil.

BACA JUGA :  Cara Membuat Sayur Ketupat Betawi Pepaya Muda Anti Gagal

Menurut JK, laju penjualan indus­tri otomotif yang tak dibarengi den­gan penambahan jalan hanya akan membuat jalanan Indonesia menjadi macet tak karuan. “Jika negara tak me­nambah jalan maka penjualan (mobil) hanya menambah kemacetan,” kata JK saat membuka pameran Indonesia In­ternational Motor Show (IIMS) 2016 di, Jakarta International Expo (JiExpo), Kemayoran, Kamis (7/4).

Sebagai imbal balik, JK meminta industri otomotif ikut memikirkan dan menciptakan inovasi yang membuat masalah kemacetan di kota-kota besar Indonesia bisa terurai dengan baik.

Mantan Ketua Umum Partai Gol­kar itu mengungkapkan, pemerin­tah tidak bisa sendirian memberikan solusi atas masalah kemacetan yang terjadi saat ini. Satu-satunya hal yang bisa dilakukan pemerintah adalah menyediakan anggaran infrastruktur untuk membangun jalan. “Oleh kare­na itu agar penjualan industri otomo­tif tidak merugikan masyarakat, maka harus ada inovasi. Industri dan kema­juan itu tidak bisa dipisahkan dengan peran negara,” tegasnya.

IIMS 2016 yang dibuka JK sendiri dijadwalkan berlangsung mulai 7 April hingga 17 April mendatang. Dy­andra Promosindo menargetkan pam­eran mobil yang digelarnya selama 10 hari tersebut bisa menyedot pengun­jung sebanyak 380 ribu orang dengan menampilkan berbagai merek mobil dan motor. Tahun lalu dalam situasi ekonomi nasional yang tak kondusif, IIMS mampu mendatangkan 359.374 pengunjung dengan membukukan to­tal transaksi Rp 1,63 triliun dari hasil penjualan mobil dan motor sebanyak 4.894 unit.

(Yuska Apitya/CNN)

============================================================
============================================================
============================================================