Untitled-4HARGA properti komersial secara kuartalan mengalami perlambatan 0,43 persen (qtq). Padahal, di kuartal sebelumnya harga terpantau naik sebesar 0,64 persen (qtq). Demikian hasil Survei Perkembangan Properti Komersial yang dirilis Bank Indonesia.

Oleh : Alfian Mujani
[email protected]

Survei tersebut me­nyebutkan, melam­batnya kenaikan harga properti komersial disebabkan oleh melemahnya permin­taan pasar terhadap properti komersial.

Perlambatan kenaikan har­ga properti komersial secara kuartalan terjadi pada segmen perkantoran 0,10 persen (qtq), ritel 0,41 persen (qtq), dan kompleks pergudangan 0,68 persen (qtq). Sementara itu, segmen hotel dan apartemen mengalami penurunan masing-masing sebesar -2,76 persen (qtq) dan -0,43 persen (qtq).

Data Bank Indonesia juga memperlihatkan, kontraksi pada segmen hotel terutama terjadi di semua wilayah, se­jalan dengan ketatnya per­saingan. Segmen apartemen mengalami kontraksi harga dari 0,88 persen (qtq) menjadi -0,43 persen (qtq), terutama terjadi di wilayah Jabodebek, dari 0,66 persen (qtq) menjadi -1,12 persen (qtq). Kontraksi harga yang terjadi pada seg­men apartemen sejalan den­gan melemahnya permintaan akibat perlambatan ekonomi.

Di lain sisi, segmen conven­tion hall dan lahan industri mengalami kenaikan harga pada kuartal IV-2015 diband­ingkan kuartal sebelumnya, masing-masing sebesar 8,09 persen (qtq) dan 0,62 p(qtq).

Kenaikan harga lahan indus­tri terutama terjadi di wilayah Banten yang mencapai 5,54 persen (qtq), terutama disebab­kan oleh beroperasinya kawasan industri baru, yaitu Griya Idola Industrial Park (GIIP) yang harga jualnya sangat tinggi, karena me­miliki aksebilitas yang jauh lebih baik dibandingkan kawasan industrial lainnya. Sedangkan, pertumbuhan harga pada seg­men convention hall terutama terjadi di wilayah Jakarta sejalan dengan tingginya kegiatan pam­eran.

Secara tahunan, harga properti komersial mening­kat sebesar 27,11 persen (yoy) dari kuartal sebelumnya 26,02 persen (yoy). Kenaikan harga properti komersial terjadi pada semua segmen terutama lahan industri 30,96 persen (yoy), khususnya di wilayah Makas­sar yang tumbuh 52,27 persen (yoy). Kenaikan ini sejalan den­gan meningkatnya permintaan lahan industri di wilayah Timur Indonesia.

Sementara itu, kenaikan harga terendah dialami oleh segmen hotel 2,77 persen (yoy), setelah pada kuartal se­belumnya mengalami kenai­kan sebesar 21,44 persen (yoy). Kondisi ini sejalan dengan me­lemahnya permintaan karena perekonomian yang melambat.

Kontraksi Kredit Apartemen

Perkembangan kredit kon­sumsi secara tahunan pada kuartal IV-2015 tercatat sebesar 9,08 persen (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan pada kuartal III-2015 sebesar 10,11 persen (yoy).

Sementara itu, pertumbu­han kredit kepemilikan aparte­men, khususnya tipe di atas 70 pada kuartal IV-2015 masih tercatat kontraksi -5,35 persen (yoy), lebih rendah dibanding kontraksi pada kuartal sebel­umnya -4,27 persen (yoy).

Pertumbuhan kredit kepe­milikan apartemen tipe kecil (tipe 21) pada kuartal IV-2015 juga mengalami kontraksi sebe­sar -1,46 persen (yoy), setelah sebelumnya mencatatkan per­tumbuhan 1,89 persen (yoy).

Sementara itu, kredit kepemilikan apartemen tipe menengah (22-70) juga mengal­ami perlambatan 1,92 persen (yoy). Perlambatan pertumbu­han kredit ini sejalan dengan masih tingginya suku bunga kredit. (Okezone)

============================================================
============================================================
============================================================