alfian mujaniSEPERTI halnya fisik yang sangat mungkin sakit bahkan mati, hati­pun memiliki potensi untuk sakit dan mati. Ada banyak ayat dan hadits yang mengurai tuntas penyakit hati dan cara mengobatinya, tanda-tanda sak­itnya hati, dan tahapan penyembuhannya.

Sayangnya, kepedulian sebagian besar manusia justru pada bagian fisik (jasmani), bukan pada bagian psikis (rohani). Hati (liver) yang terluka pasti akan segera diobati, se­mentara hati (kalbu) yang sakit dan lemah cenderung dibiarkan saja tanpa penanganan.

Penyakit hati yang seringkali tak tertangani dengan baik adalah hawa nafsu. Masalah ini diabaikan karena bersembunyi di balik kenyamanan duniawi yang menipu. Ibnu Athaillah berkata: “Kelezatan hawa nafsu yang sudah bersarang dalam hati merupakan penyakit parah.” Nafsu dapat menyesatkan hati. Kesesatan hati merupakan pengingkaran atas jalan takwa dan keimanan. Kegilaan ter­hadap urusan dunia dan tak pernah berfikir masalah akhirat, bisa diyakini orang itu telah terjangkiti penyakit hawa nafsu itu. (*)

============================================================
============================================================
============================================================