Untitled-12Satu lagi karya anak bangsa yang sangat membang­gakan. Yakni pesawat heli pemburu kapal selam buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Helikopter khusus ini se­dang dirancang oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ber­markas di Bandung, Jawa Barat ini.

Untuk pengembangan ini, PTDI menggandeng Airbus He­licopters. Airbus akan menye­diakan heli standar varian militer jenis AS565 MBe Panther. “Kami sendiri yang bikin desain inte­grasi untuk sonar dan torpedo. Ini namanya heli Panther Anti Kapal Selam (AKS),” kata seorang karyawanPTDI, Senin (18/4/2016).

Dalam industri helikopter versi militer, tidak ada heli baru yang langsung tersedia sesuai ke­butuhan pemesan. Produsen he­likopter hanya menyediakan heli standar. Untuk varian AS565 MBe Panther, PTDI berperan mende­sain dan merakit peralatan Anti Kapal Selam seperti sonar dan persenjataan yang diminta peme­san yakni TNI AL.

“Di situ nanti dilakukan de­sain. Kita lakukan analisis, insta­lasi dan integrasi alat, kemudian kita lakukan uji kelaikan udara,” tambahnya.

Proses pengembangan heli Panther sendiri telah dimulai se­jak Januari 2016. Saat ini, pengem­bangan memasuki tahap prelimi­nary design. Di sini masih ada beberapa desain. Selanjutnya, PTDI bakal melakukan critical design untuk memperoleh kepas­tian desainnya, setelah itu baru membuat barang komponen yang kecil-kecil.

“Setelah itu barang utama datang seperti sonar dan torpedo kemudian testing atau pengujian di ground atau flight sampai baik, baru masuk authority yakni uji kelayakan udara di Kemhan dan terakhir delivuntuk dipasang. Setelah diintegrasi, ery,” sebutnya. ­

BACA JUGA :  Cara Membuat Sambal Kacang Gorengan yang Pedas dan Gurih

Heli standar tipe Panther akan didatangkan dalam bentuk bagian-bagain dari pabrik Airbus Helicop­ters. Selanjutnya, mekanik PTDI akan melakukan perakitan ulang atau re-assembly di Bandung. Proses re-assembly dilakukan oleh mekanik bersertifikasi khusus. Heli tersebut juga akan diintegrasikan dengan so­nar dan senjata.

“Untuk re-assembly bukan sem­barang mekanik, itu harus punya sertifikat Airbus,” sebutnya.

PTDI akan mengirimkan heli jenis AS565 MBe Panther kepada pemesannya mulai semester II-2017. Proses pengiriman dilakukan secara bertahap hingga Desember 2018. PTDI sendiri memperoleh kontrak pengadaan 11 unit heli pemburu ka­pal selam dari TNI AL.

Helikopter Anti Kapal Selam je­nis AS565 MBe Panther rancangan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) ber­sama Airbus Helicopter, akan dileng­kapi sistem peluncuran torpedo. Dengan adanya torpedo, heli bisa menghancurkan kapal selam musuh. “Buat menembak kapal selam,” kat­anya.

Helikopter ini nantinya akan di­pasang 1 unit torpedo. Untuk men­goperasikan sang pemburu kapal selam ini, heli Panther ini akan di­operasikan oleh 3 personel. Dua personel bertugas sebagai pilot dan co-pilot, sedangkan 1 orang bertu­gas sebagai operator persenjataan. “Cuma 3 yakni pilot, co pilot, dan operator sonar,” sebutnya.

Peralatan pemburu pun terbilang canggih karena memakai teknologi sonar terbaru, Helicopter Long-Range Active Sonar (HELRAS). “Sonar ini canggih. Ini untuk penuhi permintaan Angkutan Laut yakni untuk jarak jang­kau paling jauh,” tambahnya.

TNI AL mulai semester II-2017 akan memiliki helikopter pertama untuk misi memburu kapal selam. Heli jenis AS565 MBe Panther ini dirancang dan dirakit kerja sama an­tara PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan Airbus Helicopters.

BACA JUGA :  Menu Sederhana untuk Sahur di Tanggl Tua, Nasi Goreng Terasi dan Sayuran yang Lezat dan Nikmat

Heli ini bisa terbang dari darat atau pun bisa dari deck kapal per­ang yang sedang berlayar. Saat heli beroperasi di tengah laut, operator menurunkan sonar ke bawah permu­kaan laut. Di sini, sonar bekerja un­tuk mendeteksi atau melihat lingkun­gan bawah laut seperti pergerakan di bawah laut.

“Sensor diturunkan masuk ke dalam laut, melakukan deteksi sonar system untuk melihat environment di bawah laut, ada logam, batu, dan lain-lain. Kalau Ada kapal selam, so­nar akan tahu,” kata seorang kary­awan PTDI kepada detikFinance, Jumat (15/4/2016).

Bila hasil sonar menunjukkan ada kapal selam musuh, operator di dalam heli bisa langsung meluncur­kan torpedo. “Dengan dilengkapi 1 torpedo, heli bisa langsung menem­bak,” sebutnya.

Heli sendiri mampu terbang se­lama lebih dari 4 jam. Heli dirancang untuk misi di atas permukaan laut, baik malam dan siang hari. Sebagai tambahan, tugas heli pemburu ini sebetulnya menunjang peran dari kapal perang anti kapal selam. Den­gan kolaborasi antara heli dan kapal perang, daya jangkau perburuan ka­pal selam bisa lebih jauh. Heli bisa terbang dari deck kapal perang anti kapal selam yang sedang menjalank­an tugas pemburuan.

“Konsepnya memperpanjang lengannya kapal (tugas kapal anti kapal selam), kalau ada bantuan heli dan heli ikut melaut. Dia bisa terbang lebih jauh. Di sini cover deteksi lebih luas,” sebutnya. (detik)

============================================================
============================================================
============================================================