Untitled-5Pasar Bersih Sentul City, Kabupaten Bogor menyimpan banyak cerita tentang orang-orang berpikiran positif dan petarung dalam membangun usaha. Ada banyak pengusaha baru yang bermunculan di pusat bisnis baru kabupaten berpenduduk 5,3 juta jiwa ini.

Oleh : Muhammad Rizal Oktavian
[email protected]

Sebut saja Purwoko Hedianto, pemilik Herbal Hijau Utama Blok M-2, Pasar Ber­sih Sentul City. Ia sudah memulai usaha olahan tanaman herbal sejak tahun 2003. Awalnya pada tahun 2000 Purwoko mem­bantu sang Ibu yang merupakan Guru Besar di IPB untuk menanam tanaman-tanaman langka yang be­rasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Lalu pada tahun 2003 barulah taman itu diubah menjadi Ta­man Syifa yang berarti tanaman obat.

Produk yang ditawarkan cukup beragam dan dapat memenuhi berbagai keperluan. Mulai dari pengobatan, perawatan, diet, sampai kecanti­kan. “Ada berbagai macam produk untuk berb­agai keperluan, seperti tanaman Sambiloto yang berkhasiat untuk penyakit-penyakit seperti de­mam atau flu, Jati Belanda yang berkhasiat untuk melangsingkan tubuh, mengurangi lemak, dan menurunkan kadar kolesterol,” tutur Purwoko.

Di lapak milik Purwoko ini juga tersedia produk olahan herbal yang lain seperti Temulawak, Pega­gan, Jahe Merah, Secang, dan lain-lain. Purwoko yang baru 3 bulan berdagang di Pasar Bersih Sen­tul City, mengakui sempat kekurangan pekerja yang mampu untuk menjalankan pekerjaan di lapak Herbal Hijau Utama miliknya.

“Awalnya lapak saya ini jarang buka, karena susah untuk mencari pekerja yang memiliki penge­tahuan di bidang tanaman herbal. Saya tidak ingin karyawan saya hanya sebagai penjaga toko saja, tapi juga harus mengetahui tentang produk yang dijual dan khasiatnya,’’ tutur Purwoko, ‘’Tapi sekarang su­dah ada pekerja seperti yang saya inginkan, dan bisa buka setiap hari,” tambah suami dari Ressy ini kepada Bogor Today, Minggu sore (06/12/2015).

Total produk yang ditawarkan Purwoko seban­yak 36 jenis. Tetapi produk herbal yang dijajakan di Pasar Bersih Sentul City baru 20 jenis saja. “Tapi bila ada pelanggan yang ingin memesan produk yang tidak ada di sini, bisa melalui telepon di nomor 085213975149,” tutur pria bertubuh padat berisi ini.

Bermodal Rp 300.000

Pada awal pemasarannya, alumnus Fakultas Ke­dokteran Hewan IPB ini menyebarkan produknya ke cafe-cafe sekitaran Kota Bogor. “Kita menanamnya di lahan seluas kira-kira 400 meter persegi,” tutur Purwoko. Dengan modal awal hanya Rp 300.000, Purwoko sukses menjalankan bisnis usaha olahan tanaman herbalnya.

Kemudian pada tahun 2009, dibukalah cabang per­tama yang terletak di Botani Square, Kota Bogor. Bisnis makin berkembang, Purwoko yang pandai melihat pel­uang usaha ini kemudian melebarkan sayap usahanya ke berbagai tempat. Dan, dibukalah cabang-cabang berikutnya di mall-mall besar seperti Alam Sutera, Gan­daria City, Casablanca, Pejaten Village, dan lain-lain.

Produk herbal yang dijual oleh Purwoko juga su­dah diteliti dan diuji cobakan di Laboratorium Hanabio Indonesia, Bogor oleh dua orang doktor lulusan IPB dan lulusan S3 di Okayama University, Jepang. “Semua produk sudah diuji khasiat dan kelayakannya untuk ma­nusia dan hewan. Jadi semua dijamin aman,” katanya.

Purwoko juga membuka Taman Syifa yang terletak di kawasan Baranangsiang untuk kunjungan-kunjun­gan siswa dan mahasiswa yang bertujuan untuk ke­pentingan akademis. “Taman Syifa juga terbuka untuk mereka yang ingin belajar tentang tanaman-tanaman herbal. Di sana juga pengunjung bisa membeli bibit tanaman herbal untuk ditanam di rumah atau kebun,” pungkas Purwoko.

============================================================
============================================================
============================================================