Alergi termasuk gangguan yang menjadi permasalahan kesehatan penting pada usia anak. Gangguan ini ternyata dapat menyerang semua organ tanpa terkecuali. Mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan berbagai bahaya dan komplikasi yang mungkin bisa terjadi
Oleh : ADILLA PRASETYO WIBOWO
[email protected]
Belakangan terÂungkap bahwa alerÂgi menimbulkan komplikasi yang cukup berbahaya, karena alergi dapat menggangÂgu semua organ atau sistem tubuh kita termasuk gangÂguan fungsi otak. Gangguan fungsi otak itulah maka timbul gangguan perkembangan dan perilaku pada anak seperti gangguan konsentrasi, gangÂguan emosi, keterlambatan bicara, gangguan konsentrasi hingga memperberat gejala penderita Autis dan ADHD.
Menurut dr Eddy Karta, SpKK, gejala alergi pada bayi sering dicetuskan dan diseÂbabkan karena banyak fakÂtor. Tetapi yang paling sering terjadi justru dipicu atau diÂperberat karena infeksi virus ringan yang tidak terdeteksi. Sedangkan faktor lainnya denÂgan manifestasi lebih ringan disebabkan karena diet ibu bila minum ASI dan makanan yang dikonsumsi termasuk susu sapi.
“Seringkali dokter atau orangtua sulit membedakan faktor mana yang menjadi penyebab, bahkan seringkali setiap kali timbul gejala alergi langsung divonis alergi susu sapi dan harus ganti susu khuÂsus padahal belum tentu alergi susu sapi,†katanya.
Deteksi dan pencegahan alergi sejak bayi penting kareÂna apat mencegah atau mengÂhilangkan perjalanan alamiah alergi jangka panjang (allergy March). Perjalanan alamiah alergi jangka panjang adalah gejala alergi setiap usia dan setiap orang akan berbeda. Pada kelmpok tertentu usia di bawah 5 tahun akan mengakÂlami sensitif saluran cerna dan kulit, usia 5-12 tahun asma dan sering pilek pada usia di atas 15 tahun lebih sensitif hidung atau sinusitis.
Melihat demikian luas dan banyaknya pengaruh alergi yang mungkin bisa terjadi, maka deteksi dan pencegahan alergi sejak dini sebaiknya diÂlakukan. Gejala serta faktor resiko alergi dapat dideteksi sejak lahir, bahkan mungkin sejak dalam kandungan. AlerÂgi makanan tidak terjadi pada semua orang, tetapi sebagian besar orang mempunyai poÂtensi menjadi alergi.
Tampaknya sebagian beÂsar orang bila dicermati perÂnah mengalami reaksi alergi. Namun sebagian lainnya tidak pernah mengalami reaksi alerÂgi. Terdapat 3 faktor penyebab terjadinya alergi makanan, yaitu faktor genetik, imaturiÂtas usus, pajanan alergi yang kadang memerlukan faktor pencetus.
Alergi dapat diturunkan dari orang tua atau kakek dan nenek pada penderita. Bila ada orang tua menderita alergi kita harus mewaspadai tanda alergi pada anak sejak dini. Bila ada salah satu orang tua yang menderita gejala alergi maka dapat menurunkan reÂsiko pada anak sekitar 20 – 40 persen, ke dua orang tua alerÂgi resiko meningkat menjadi 40 – 80 persen.
“Sedangkan bila tidak ada riwayat alergi pada kedua orang tua maka resikonya adalah 5 – 15 persen. Pada kaÂsus terakhir ini bisa saja terjadi bila nenek, kakek atau saudara dekat orang tuanya mengalaÂmi alergi,†pungkasnya. (*)