Untitled-4KEMENTERIAN Sosial Masyarakat BEM IMAKA, bekerjasama dengan pihak dosen Politeknik Akademi Kimia Analis (AKA) Kota Bogor melakukan Gerakan IMAKA Mengajar (Gima) kepada desa tertinggal yang ada di wilayah Bogor. Salah satunya Kampung Cibuyutan, yang terletak di Desa Sukarasa, Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Bogor. Pengabdian ini sudah dilakukan setiap tahunnya, dan tahun ini menjadi tahunke-tiga.

Oleh : Latifa Fitria
[email protected]

Kegiatan Gima tahun ini diikuti oleh 50 mahasiswa Politeknik AKA Bogor dan lima orang dosen. Mereka tidak hanya bertugas un­tuk memberikan mata pelajaran kepada anak-anak saja, tetapi lebih dari itu. Para pengajar ditugaskan untuk bisa menum­buhkan semangat anak-anak untuk terus belajar dan melanjutkan sekolah ke jen­jang yang lebih tinggi demi meraih cita-cita, terutama untuk kelas 6.

Para pengajar juga melakukan kunjun­gan ke rumah-rumah peserta didik untuk melakukan pendekatan kepada anak dan orang tuanya, memberikan pemahaman kepada orang tua bahwa pendidikan san­gat penting untuk anak. Dengan metode pembelajaran yang telah mereka siapkan, para pengajar berusaha untuk membuat anak semakin tertarik untuk belajar, juga membuka wawasan setiap anak untuk me­nyadari bahwa mereka memiliki kelebihan dan bakat masing-masing, dan itu harus meraka kembangkan.

Ketua Pelaksana Gima, Rizky Pratama Putra mengaku tahun ini telah memasuki tahun ketiga. Sesuai dengan namanya, GIMA angkatan ke-3, merupakan kegiatan yang terfokus pada pengajaran. Akan teta­pi, dalam pelaksanaannya bukan hanya mengajar saja, mereka juga melakukan penambahan infrastruktur desa.

Menurut Rizky, Kampung Cibuyutan dipilih sebagai lokasi pengabdian karena taraf kehidupan dan pendidikan di kam­pung ini masih sangat rendah. Cibuyutan memiliki jarak sekitar 80 km dari Kota Bo­gor. Ditempuh dalam kurun waktu selama empat jam dengan kendaraan bermotor, ditambah dengan perjalanan naik ke bukit­nya dengan jalan kaki selama kurang lebih 1,5 jam. Curah hujan yang tinggi menjadi kendala utama bagi kru panitia saat be­rangkat. Karena, ketika hujan turun tanah yang dilalui akan menjadi sangat licin se­hingga menghambat perjalanan.

BACA JUGA :  Siapkan Sekolah Gratis, Sahira Hotels Group Gandeng PKBM Bakti Nusa

Kondisi kampung Cibuyutan memang sangat memprihatinkan. Dilihat dari segi pendidikan, hanya ada satu sekolah dasar yaitu MI Miftahushsholah II. Sekolah ini pun bisa dibilang sangat terbatas dari segi fasilitas. Hanya ada 3 ruangan kelas yang bisa digunakan untuk Kegiatan Belajar Mengajar setiap harinya, sehingga harus bergantian antara kelas 1,2,3 dengan kelas 4,5,6. Dengan begitu, para peserta didik tidak bisa mendapatkan materi pelajaran secara maksimal karena setiap harinya mereka hanya bisa melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar selama 2 jam. Selain itu, tenaga pendidik di sini juga sangat terba­tas. MI Miftahushsholah hanya memiliki 3 guru, itupun 2 guru yang lainnya tidak ma­suk setiap hari.

“Sedikit bantuan akan mengukirkan banyak senyuman diwajah warga Cibuyu­tan ini. Nilai indeks prestasi warga Cibuyu­tan ini terbilang rendah, dan ini data yang kami peroleh dari Pemerintah Kabupaten Bogor (Pemkab),” terangnya.

Selain itu, dari segi infrastrukturnya Cibuyutan belum mendapatkan saluran listrik dari pemerintah. Para penduduknya menggunakan panel surya untuk meneran­gi kampung mereka. Panel surya pun me­miliki keterbatasan, hanya mengandalkan sinar matahari yang diserapnya pada siang hari. Biasanya, panel ini mampu meng­hidupkan listrik pada malam hari selama kurang lebih 2-3 jam, mulai pukul 6 sore sampai 8 malam. Setelah pukul 8 malam, biasanya Cibuyutan menjadi gelap gulita. Dari segi perairan, Cibuyutan memang kekurangan akan kebutuhan air bersih.

BACA JUGA :  Siapkan Sekolah Gratis, Sahira Hotels Group Gandeng PKBM Bakti Nusa

Oleh karena itu, masih kata Rizky, ger­akan IMAKA ini bertujuan untuk mening­katkan indeks prestasi warga disini. “Kami juga ingin adik-adik di daerah ini terus se­mangat dalam meraih pendidikan, karena tidak menutup kemungkinan suatu hari nanti ada salah satu dari mereka yang bisa menjadi orang besar,” harapnya.

Dosen Statistik AKA, Ismail menam­bahkan jika apa yang sedang dilakukan anak-anak didiknya ini adalah bukti nyata mereka dalam mengabdikan diri di ma­syarakat. “Dengan memanfaatkan pro­gram yang ada di AKA dapat menjadi akses mereka untuk mengabdikan diri ke ma­syarakat,” kata dia.

Sementara itu, Rukun Warga (RW) Kampung Cibuyutan, Odi mengungkap­kan rasa terimakasihnya atas apa yang sudah dilakukan mahasiswa AKA. Dengan begini masyarakat sangat terbantu dan semua yang sudah dilakukan akan sangat bermanfaat bagi anak cucu mereka. “Saya terimakasih banyak atas apa yang sudah di lakukan semua mahasiswa AKA, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi semua masyara­kat sekitar,” ungkapnya.

Selain mengabdi di bidang pendidi­kan, Imaka juga lakukan pemasangan pan­el di beberapa rumah warga yang belum mendapatkan saluran listrik, pembuatan bak air serta pemasangan sanyo di danau dan yang terakhir pembuatan bak sam­pah.

Akhir kegiatan, seluruh mahasiswa dan warga sekitar melakukan gerakan tanam pohon bersama. Selain gerakan tanam po­hon, dilakukan pula pembagian sembako bagi para warga yang membutuhkan. Ada sekitar 50 paket sembako yang dibagikan. Satu paket sembako terdiri dari beras, min­yak, indomie, sarden, saos dan kecap.

============================================================
============================================================
============================================================